Halaman tiga.

176 36 2
                                    

Senin, 26 September 2018.
Dari Dante, diatas ranjang UKS.

Halo Haruu!!

Udah lama aku nggak nyapa kamu, maaf ya, salahin aja bu Brigita ngasih tugasnya nggak main-main.

Mungkin kamu bertanya-tanya, Dante ngapain di UKS? Well, aku demam. Kok bisa?

Pertama-tama, aku mau minta maaf sama Tenggara karena udah ngerepotinㅠㅠ padahal dia lagi pelajaran olahraga, ini aku lagi ngelihatin dia penilaian basket dari jendela uks >◇<

Pelajaran kedua tadi aku tumbang, udah dari pagi sih ngerasain pusing dan tetek bengeknya--jujur, sakit itu nggak enak, tapi enaknya Tenggara jadi tambah perhatian mwehehe

Ada nggak enaknya juga sih Tenggara jadi super perhatian kayak tadi, aku jadi tambah sukaaaaT~T

Kalau aku sakit, Tenggara kayak jadi heboh banget walaupun hebohnya nggak kelihatan, soalnya aku jarang sakit. Karena kemarin lembur karena nugas plus siangnya kena hujan dan tadi pagi nggak sarapan, tumbang deh aku. Di kasurku ada plastik, isinya roti, susu, permen, dan snack-snack lain.

Tenggara agak berlebihan.

Duh, aku pengen nulis lebih panjang tapi tanganku masih gemeter, hehe. Segini dulu ya, Haru, besok-besok aku balik lagi :D

Semoga aku cepet sembuh ya. Ayo Haru, bantu doain supaya aku cepet sembuh!

p.s
☆Tadi Tenggara yang gendong aku ke UKS, Tenggara yang nempelin Bye-Bye Fever ke dahiku, Tenggara yang ngasih jajanan satu kresek penuh. Makasih banyak ya, Gara!
☆Tenggara keren banget pas lay up shoot tadi! ~o~
☆Tenggara nanti mau ngajakin aku movie marathon. He always remember how to comfort me, even when i'm sick. So thankful to have you by my side, Gara.
☆Btw hoodienya Tenggara aku pake :D ingetin aku buat ngembaliin ini besok atau lusa ya!
☆Aku masih sayang Tenggara.










☆Btw hoodienya Tenggara aku pake :D ingetin aku buat ngembaliin ini besok atau lusa ya!☆Aku masih sayang Tenggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Seorang Andante itu emang nggak gampang sakit, sesuai yang dia tulis di Haru. Dulu Tenggara dan Dante pernah hujan-hujanan bareng, besoknya Tenggara flu parah sementara Dante masih bisa ketawa sambil lari muterin komplek.

Wajar aja, waktu dapat kabar Dante tumbang di jam istirahat pertama, Tenggara gak bakal buang-buang waktu untuk lari secepat yang dia bisa ke kelas Dante. Netranya tangkap sosok kawannya itu di bangkunya, terkulai lemah dan telungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

Menghela nafas, Tenggara melepas hoodie kelabunya, kemudian membelai surai Dante dengan lembut. "Dante? Mau ke UKS?"

Untungnya Dante nggak menolak, dia berdiri dibantu Tenggara, lalu dipakaikan hoodie kepunyaan yang lebih tinggi. Kupluk juga dikenakan, talinya dikerutkan lalu diikat dibawah dagu. Dante digendong Tenggara di punggungnya, mereka jadi tontonan sepanjang koridor menuju UKS.

Tubuh Dante panas di punggung Tenggara, walaupun dirinya sudah pakai hoodie.

"Kok bisa demam gini sih? Lo kan jarang sakit." Tenggara membuka pintu UKS, menoleh sedikit ketika rasakan Dante rengkuh lehernya lebih erat.

"Gue capeeeeeek anjir, salahnya bu Brigita nih, ngasih tugas nggak ngotak, gue jadi begadang semalem." Sahut Dante, kedengaran seperti gumaman nggak jelas, tapi Tenggara masih tangkap apa yang dia katakan. Maka Dante direbahkan di salah satu ranjang, selimut ditarik, netra lihat penjaga UKS berjalan membawa teh hangat. "Kemarin juga kehujanan dikit."

"Makannya hati-hati sama kesehatan, Dan. Gue bilangin langsung keringin rambut habis kena hujan, keringin. Mampus kan lo tumbang." Tenggara mengomel, bersidekap dada sambil menatap Dante yang tengah seruput teh manis. "Udah sarapan belom?"

Dante mencicit, "Belom..."

"Nah kan." Tenggara melotot main-main, Dante menciut. "Gue beliin bubur dulu, habis itu minum obat terus bobok."

Tenggara menghilang setelahnya, ninggalin Dante yang sibuk merengut sambil mainin jari dan petugas UKS yang sedang tata lemari obat di sudut lain UKS. Waktu Tenggara balik, seporsi bubur sudah tersaji diatas meja ranjang, beserta plastik isi jajan sebagai temannya tergeletak diatas selimut.

"Ngapain lo beli ginian banyak-ba--"

"Jangan banyak protes." Tenggara memotong, sambil pasangkan Bye-Bye Fever di dahi yang lebih kecil. "Lo banyak makan waktu sakit. Udah, buburnya dimakan, habis itu minum obat."

Dante menurut, nggak ingin mendengar omelan Tenggara lebih lanjut. Setelah menelan obat, Dante berbaring, berusaha tidur dengan pejamkan mata. Dia juga berusaha redam deguban yang menggila, menunggu Tenggara keluar dari UKS.

Bel masuk berbunyi, Dante total buka mata, nggak bisa tidur. Alhasil waktu dimana dia harus tidur malah dia habiskan untuk menonton Tenggara yang sedang ikuti pelajaran olahraga di lapangan lewat jendela UKS, sambil sesekali tersenyum salah tingkah.


berbalik: Halaman empat.

berbalik: Halaman empat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


notes:

Besok dua chapter lagi ya 😉

Haru, The Memories. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang