Narasi pertama.

813 62 9
                                    

Sore itu mendung. Jalanan akhir Desember udah nggak sepadat beberapa hari lalu, tapi tetap padat untuk ngebuat Tenggara dan mobilnya terjebak ditengahnya, ngebuat mobilnya baru sampai tempat tujuan malam kemudian.

Sebenarnya Tenggara nggak punya ide kenapa dia mutusin buat balik ke tanah kelahirannya ini di liburan akhir tahun, sementara biasanya saat ini dia bakal puas-puasin diri mainin salju di kota Paris tempatnya kuliah, nggak bakal berani pulang walaupun udah 2 tahun lebih merantau di negara orang. Dua hari lampau, ada perasaan menyeruak nggak nyaman di hatinya, yang seakan nyuruh dia buat buru- buru injakin kaki di jalanan padat Semarang lagi.

Banjir Kanal di masa natal kelihatan lebih cantik dari yang terakhir kali Tenggara sawang beberapa tahun silam, kini udah dihiasin air terjun yang bersinar merah-hijau- putih khas natal. Buang nafas, Tenggara milih buat rapetin jaketnya, buka atap mobil, biarin dirinya duduk bersila diatas sana dan ngerelain wajahnya ditusuk hawa malam yang mencekam dingin.

Buku bersampul krem yang udah lusuh saking seringnya dia bawa kemana mana kini ada di pangkuan. Hanya dengan ngelihat sampul berukir nama si empunya saja, Tenggara bisa rasain sesuatu nyumbat tenggorokannya, maksa air matanya turun.

Diantara tipisnya batas Tenggara dengan memori masa lalu, buat dirinya bisa gambar jelas bayangan sempurna yang bakal selalu nempel di relung terdalamnya. Sosok itu masih dia ingat jelas rupanya. Kulit sehalus bulu pom-pom, senyum lebar yang nampakin gigi kelinci juga pipi tembemnya yang ngembang, badan mungil yang pas didekap lengan Tenggara, atau bahkan surai merah ngejreng yang jatuh sempurna diatas alis.

Tenggara nggak mau repot-repot ngehapus bayangan-nya dikepala, yang seumpama udah diukir pakai spidol permanen, mustahil dihapus gitu aja. Dia bakal dengan senang hati numpahin bayangan sosoknya keatas kertas acak atau kanvas, yang sekarang udah dibikinin satu studio sendiri di apartemennya jauh di Paris sana.

Ah, Tenggara rindu. Tapi bahkan sampai sekarang, Tenggara masih nggak berani injakin kaki ke rumah si empunya buku.

Sampulnya dibuka, berbagai jenis stiker sapa pandangannya. Acap kali buku itu dibuka oleh tangannya, Tenggara nggak bakal ngelewatin sematan polaroid di halaman paling depan, yang ditempel ditengah tengah ramainya stiker lucu bermotif hewan.

Polaroid yang memuat gambarnya beserta si empunya buku, berangkulan erat, pasang senyum terlebar dan dua jari disamping muka.

Saat itu mungkin adalah saat-saat paling bahagia di hidup Tenggara. Dimana dia masih bisa memeluk dengan senang hati, bisa tertawa sangat lepas, bisa pandang manik penuh binar yang membawa seluruh galaksi didalamnya sesuka hati. Dan Tenggara sekarang nggak bisa se-lepas dulu, hidupnya dihantui penyesalan.

Andai dulu dia nggak menolak.

Mungkin sekarang dia bakal mencintai dengan lebih damai. Mungkin dia bisa merindu dengan damai. Mungkin... dia bisa mengitari orbitnya tanpa ada hambatan dari meteor asing yang lewat.

Tenggara menyesal, kenapa perasaannya datang terlambat?

Halaman dibalik lagi, tangis Tenggara sukses pecah kala jemarinya menyapu goresan tinta diatas kertas kusam itu. Nama tercantik yang pernah ia sawang, dengan pemilik yang sangat teramat dia hormati.

Dante Galangga.

"Maaf, Dante, gue kangen."

berbalik: Halaman satu.

berbalik: Halaman satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

notes:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


notes:

Hi hello folks!
Wkakakakk sebenernya mau lanjut Hoodie Season buat your Christmas snack tapi otak gue buntu, huhuhu buat yang nungguin Hoodie Season mohon bersabar ya :D

But buat gantinyaaaa, here it is, an angst- teen-romance-one-sided-love for your Chistmas eve untill New Year eve! Udah dibikin dari awal bulan sih sebenernya, lagi mabok Harubby abis dikasih bday selca.

Enjoy your snack, folkies🙆‍♀️

Sincerely, Joana.

edit: REVISI YOK REVISIII

Haru, The Memories. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang