Kamis, 09 Desember 2021
Riuh sekali isi kepalaku.
Satu persatu ia debatkan dan peributkan didalam sana. Mencari pembenaran, mencari ketenangan dan mengamati kenyataan."Arah mana, jalannya bagaimana, ini akan jadi seperti apa, lalu aku sama siapa lagi, lalu siapa lagi nanti, nanti sembuhin ini gimana, bisa gak ya aku bangkit lagi, bisa gak ya aku baik-baik aja. Bisa gak ya aku tetep senyum, bagaimana kalo aku rindu, tentang siapa dihatimu, nama siapa di dalam doamu, bla bla bla"
Banyak sekali, semua hal.
Bagaimana tuan? Cinta yang telah tumbuh ini apakah engkau rasakan?
Maaf tuan, aku sedikit berlebihan.
Namun aku tak tahu bagaimana berkata selain dengan tulisan.Tuan, pesan-pesan yang kau tulis.
Rekaman telpon darimu yang kusimpan,
Semua fotomu dan jepret manis berdua,
Semua tempat yang pernah kita kunjungi,
Tempat sate favorite serta terakhir kita.Bagaimana bisa aku melupakannnya Tuan.
Harum parfum yang kau gunakan saat berpergian sering sekali lewat di indra penciuman. Berpikir bahwa itu kamu, sialan sekali. Samar - samar arah pandang terhadap jalanan. Genangan menutupi penglihatan. Dijatuhkan dilihat orang, ditahan tak bisa melihat jalan.Otakku memprosesnya dengan cepat,
Bahkan tanpa aku mau ia memutar tiap-tiap menit bahkan jam yang pernah kita habiskan.Lalu bagaimana Tuan?
Aku harus bagaimana agar kamu tak selalu menjadi kepulangan yang ku tunggu.
Aku tak tahu apa yang ada dihatimu, tak tahu nama siapa yang bersemayam disana, tak tahu juga kau sebut nama siapa di sujud terakhirmu sebelum salam itu.Aku tak pernah tau apapun tentangmu.
Lalu bagaimana caranya agar aku tak meninggikan doa-doa untuk kebaikanmu, kebaikan kita berdua.Tuan, entah bagaimana nanti.
Akupun tak tahu pastii arahnya akan dibawa kemana. Hanya saja terkadang aku percaya semestaku pasti punya banyak alasan tentang mengapa kita dipertemukan.Jikapun nanti bukan kamu,
Percayalah, tak akan mudah bagiku dengan yang baru. Karena apabila ku pilih satu, maka tak akan ada lagi pilihan yang lain.Jika mencintai dengan tulus sama artinya dengan merelakanmu berbahagia. Maka tak apa. Akan ku nikmati setiap hari dengan berdoa kepada Tuhan
"Ikhlaskanlah hatiku menerima bahwa kali ini lagi-lagi, cintaku hanya sebatas diam. Jika bukan kamu, semoga allah kirim yang memahamiku setidaknya seperti caramu."Silahkan bermuara, berbahagia dengan siapapun itu nanti. Selamat berbahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Offender's•
RandomKita kasih, awalnya Kita kisah, akhirnya Setelah kamu pergi, warnaku berubah jadi abu-abu. -Dari aku, yang menuliskanmu.