15 : caring attitude

606 104 11
                                    

- Lifeless Love -

Rose menuntun Chanyeol, membawa suaminya itu masuk dalam kamarnya, tubuh laki-laki itu sempoyongan, dengan luka ringan di sekujur badan.

"Kau baik-baik saja, kan?" Rose mencoba bertanya, kepada Chanyeol yang sekarang menoleh ke arahnya, laki-laki itu nampak sibuk menahan darah yang terus keluar dari lengan kirinya.

"Bagaimana dengan mu?" Chanyeol berbalik menanyai.

Rose mengangguk, tubuh Chanyeol penuh dengan memar dan luka, sementara ia tak lecet sedikitpun, jelas ia baik-baik saja. "Biar aku yang mengobati mu." Rose mendekat, mengambil alih kotak P3K yang berada di dekat mereka.

Chanyeol menghela napasnya, "Aku tidak perlu bantuan mu," ucapnya sedikit gengsi, membuat Rose menatapnya sebentar kemudian mengangguk paham, "Kau terluka karena menyelamatkan ku, sebagai ucapan terimakasih, tolong biarkan aku bertanggungjawab atas apa yang terjadi."

Chanyeol mendengus kecil. "Kau sungguh berpikir aku menyelamatkan mu?"

Rose menatapnya dengan alis yang menyatu, ia ikut menghela napas. "Apapun itu, tolong jangan menolak ku." Rose mulai dari mengoleskan cairan alkohol pada luka-luka ringan yang nampak dimata, melakukannya dengan telaten dan penuh ketelitian.

Jika mengulang pada kejadian itu, Rose benar-benar merasa perlu berterimakasih pada Chanyeol. Laki-laki itu berusaha menenangkannya ditengah ketakutan, berjanji akan baik-baik saja, memaksakan diri turun ke medan perang, bertarung sendirian melawan puluhan orang, siapa yang mengira pria itu akan selamat? Tapi dia menepati janjinya, meski sedikit terluka.

Chanyeol memperhatikan Rose yang tengah mengobatinya, walau ia enggan tapi ia tidak meminta Rose untuk berhenti, padahal ia bisa saja melakukannya. Ia memperhatikan wajah Rose dari dekat, Chanyeol tidak lupa, ia jelas mengingat maksud dan tujuannya saat menikahi perempuan ini, ia tidak boleh melupakannya.

"Aww!" Tiba-tiba Chanyeol meringis sakit.

Rose terkejut saat melihat ke arah lengan kemeja Chanyeol yang berdarah sangat banyak! Ia memang baru melihatnya karena Chanyeol berusaha menutupinya sedari tadi, secara tak sengaja Rose membukanya dan itu yang membuat Chanyeol meringis.

Sama seperti Chanyeol, Rose ikut meringis dan bergedik ngeri kala melihat luka sobekan yang begitu dalam itu. Pasti sangat sakit, Rose tak ingin membayangkan bagaimana rasanya.

Tangannya otomatis bergerak memegang area dekat luka itu, ia mengamatinya cukup lama, lukanya terlihat sangat dalam dengan darah yang menyebar ke permukaan lengan kemeja putihnya.

Setelahnya, Rose mencoba membersihkan luka itu, Chanyeol menutup matanya untuk menahan perih. Rose meratakan salep antibiotik ke permukaan lukanya yang telah bersih, kemudian membungkusnya dengan perban agar pendarahannya berhenti.

Rose mendongak menatap Chanyeol. "Kau perlu memanggil dokter mu untuk menjahit luka ini," ucapnya.

Chanyeol ikut menatapnya, ia sangat tidak suka jika seseorang bersikap khawatir padanya. Ia menghela napas panjang. "Besok saja. Sekarang kemarilah." Chanyeol menepuk-nepuk kasur, mempersilakan Rose untuk berbaring di sampingnya. "Tidurlah, sebelumnya kau terlihat sangat syok, lebih baik kau beristirahat."

"D-disana?" Rose berucap penuh curiga. Dan Chanyeol kembali mendengus kesal mendengarnya.

"Aku tidak akan pernah menyentuhmu, itukah yang kau takutkan?" Chanyeol berdecak kesal, ia membaringkan tubuhnya lebih dulu.

Lifeless Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang