prologue

22 10 1
                                    

Awan hitam serta angin kencang menerpa dedaunan kering. Suara tangis balita dan suara orang dewasa berteriak menjadi satu dengan bunyi petir diluar

"Ini semua salah kamu Fiah!" Pria paruh baya terus saja memukul dan membentak wanita dihadapan nya ini

"Ini bukan salah saya yah, ini takdir!" Wanita itu membela, dia juga menggendong anak balita perempuan berumur 10 bulan

"Saya tau ini takdir, tapi jika saja kamu tidak melakukan hal itu maka anak saya sekarang masih hidup" ucap pria itu emosi. Pria itu melirik dua anak balita yang menangis di atas karpet, "Saya akan bawa Arsha dan Arvel" lanjut pria itu

Wanita tadi menggeleng kuat, dia tidak mau berpisah dengan kedua anak nya. Diri nya berlutut dihadapan ayah mertua nya itu,"ayah jangan bawa Arsha dan Arvel hiks...hiks" ucap wanita itu memohon

"Tidak!" Bentak pria itu. Dia berjalan mendekati kedua cucu nya dan menggendongnya, saat dia ingin berjalan keluar tiba tiba pria itu berbalik.

"16 tahun kemudian saya akan mengambil Arlisha dari kamu. Ingat itu!" Setelah mengatakan itu pria paruh baya tadi langsung keluar dari rumah yang kondisinya sangat berantakan

"AYAH! AYAH! JANGAN LAKUKAN INI!!" wanita itu berteriak histeris, mengabaikan anak nya yang sedari tadi juga menangis

"Arlisha anak bunda... jangan tinggalin bunda ya sayang, bunda sendirian, bunda butuh kamu sayanggg" wanita itu memeluk anak perempuan nya. dirinya berdoa semoga anaknya Arlisha bisa menerima keadaannya yang seperti ini

BERSAMBUNG.....

Jangn lupa buat Vote dan komen ya 😊

AR TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang