Chapter 9

9 5 0
                                    

Happy reading 🌠

**
Selama perjalanan, Rega dan Arlisha hanya diam. Jalanan kota Jakarta sore ini sangat padat mengakibatkan kemacetan yang panjang.

"Gilak macet banget woyy" kesal Arlis bergerak gerak membuat motor Vespa kesayangan Rega ikut bergoyang kekiri kekanan

"Ga usah kek cacing kepanasan" ucap Rega

Mendengar ucapan Rega membuat Arlis tambah sebal dan ingin cepat cepat pulang. Dia menepuk pundak Rega beberapa kali. Rega menoleh kebelakang dan menaikan alisnya tanda bertanya.

"Lewat jalan situ yu, biar cepett" ajak Arlis menunjuk salah satu jalan pintas yang posisinya didalam gang sempit 

"Yakin?" Tanya Rega

Arlis mengangguk cepat. "Yakin bangettt..udah ayok lewat sana ajaa" rengek Arlis

"Yaudah"

Rega mengegas motor dan membawa nya kedalam gang sempit yang cukup sepi. Rega mengegas motor dengan kecepatan tinggi membuat Arlis yang ada dibelakang refleks memeluk tubuh nya, tanpa sadar dia tersenyum tipis dibalik helm yang dia kenakan

"Pelan pelan woyy, gue mau kejengkang!" Teriak Arlis yang tidak sadar jika dia masih memeluk pinggang Rega 

"Gue mau ngebut biar Lo meluk gue terus" ucap Rega

"HAH? Apa gue nggak denger" teriak Arlis

"LO JELEK"

"Anjirr Lo" umpat Arlis membuat Rega tertawa. Sedangkan Arlis dia malah sangat terkejut kala mendengar tawa dari seorang Rega itu

"Lo ketawa?" Tanya Arlis membuat Rega terdiam

Keduanya kembali terdiam, sampai tiba tiba Arlis menyuruh Rega untuk berhenti.

"Kenapa?" Tanya Rega

Arlis menunjuk seorang perempuan yang masih menggunakan seragam sekolah yang sama seperti mereka berdua, sontak Rega mengikuti arah pandang yang Arlis tunjuk. Rega mengerutkan keningnya saat melihat orang yang sangat dia kenal, 'ngapain dia disitu' batin Rega

"Ituu bukan nya Debora ya?" Celetuk Arlis dan diangguki oleh Rega ,"ngapain dia kok kaya lagi ngelus ngelus gundukan tanah" lanjut Arlis membuat Rega sedikit terkejut. Gundukan tanah katanya? Ternyata kecurigaan nya selama ini memang benar

"Ayo pulang" ucap Rega kembali menjalankan motornya 

"Lo mikir apa yang gue pikirin juga ngga si" tanya Arlis

"Gue tau"

"Misora?" Tebak Arlis membuat Rega langsung mengerem mendadak membuat Arlis kejedot helm yang dikenakan Rega

"Lo?"

**
Rega memasuki rumahnya yang mewah, dia masuk dan langsung disambut oleh pelukan hangat

"Abangg Disya kangenn" ucap seorang gadis cantik

Rega tentu terkejut dengan kejutan yang baru saja ia dapat. Adik kesayangannya akhirnya pulang kerumah setelah 5 tahun tinggal di China. gadis berusia 15 tahun itu masih terus saja memeluk Rega dengan erat seolah olah engan untuk melepaskannya

"Adik Abang udah pulang hmm, kok ngk ngabarin?" Tanya Rega dengan nada lembut

"Mau buat kejutan buat Abang lah" jawab Disya melepas pelukannya

"Disya biarin Abang istirahat dulu, pasti dia capek baru pulang sekolah" ucap wanita paru baya yang baru keluar dari dapur

Disya cemberut, diakan masih merindukan abangnya ini. "Tapi Disya masih Kangen"

Rega tersenyum hangat lalu mengelus rambut panjang Disya dengan sangat lembut, "abng nggak akan pergi, nanti kan ketemu. Abng mau ganti baju dulu, Disya makan duluan aja ya" ucap Rega penuh kelembutan

"Yaudah sana Abang ganti baju" suruh Disya mendorong pelan tubuh Rega

Rega terkekeh lalu berjalan menuju kamarnya. Melemparkan tas nya ke sembarang arah lalu dia rebahkan tubuhnya di kasur king size, Rega menatap langit langit atap kamarnya tapi kemudian dia malah terbayang wajah judes milik Arlis.

"Bangsat! Kenapa gue malah mikirin dia sii" Rega guling guling diatas kasur membuatnya menjadi berantakan. Jika Elvan dan Rayen mengetahui hal ini maka dua curut itu akan menertawakan Rega selama satu tahun 

"MAMI BANG REGA LAGI JATUH CINTAA" Disya berteriak kala dia melihat Rega yang sedang kasmaran itu, tentu saja itu membuat Rega terkejut lalu dengan cepat dia berlari memasuki kamar mandi untuk menutupi rasa malunya

** 
"ARVEL! SETAN LO!"

Arsha berlari mengejar Arvel yang sudah mengeluarkan air matanya. Sungguh saat ini keadaan rumah sangat berisik oleh keduanya, Arlis saja sudah lengah menghadapi kedua kembarannya itu. Hey ini hanya masalah sepele saja.

Arvel tidak sengaja memecahkan botol parfum kesukaan Arsha, mana isinya masih penuh alias belum dipakai sama sekali. Tentu saja itu membuat Arsha sangat murka dan langsung membogem Arvel hingga lelaki itu menangis.

"Udah sha, kasian tuh bocah udah ngangis karena Lo pukul" ucap Arlis memenangkan Arsha yang masih emosi

"Tapi itu Parfum gue baru belii kemarin lohh" ucap Arsha dengan hidung yang masih kembang kempis

"Besok beli lagi. Lagi pula kasihan Arvel nya, mana Lo tadi mukulnya kenceng banget lagi, gue aja sampe ngeri liatnya" ujar Arlis

"Dalah gue mau tidur, pokoknya besok gue males ngomong sama tuh bocah" sinis Arsha lalu pergi ke kamarnya

**

Jangn lupa vote dan komen 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AR TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang