Chapter 8

10 4 0
                                    

HAPPY READING 🌠

**
BRAK

KRET

PRANGG

Seluruh siswa dan siswi yang ada di kantin terkejut setelah mendengar suara gebarakan serta pecahan, mereka semua kompak melihat kearah sumber suara.

"MAKSUD LO APAAN NJING!" Bentak seorang lelaki pada salah satu siswi disana, dia bahkan menendang kaki siswi itu.

Bentakan itu lagi lagi membuat seluruh yang ada di kantin menjadi kepo. Tak terkecuali sikembar serta sahabat Sahabatnya  yang juga merasa penasaran

"Kenapa sih" tanya Asuna celingak-celinguk melihat keramaian di ujung kantin

"Pembullyan mungkin" timpal Elvan membuat Arlis terkejut. Apa tadi katanya, Pembullyan? Kenapa tidak dibantuin sih. Dengan segera Arlis bangkit dari duduknya hendak menghampiri keramaian itu tapi tiba tiba tangan nya dicekal oleh Rega yang kebetulan duduk disebelahnya

Arlis menepis tangan Rega kuat tapi tidak mempan sama sekali. "Kenapa si? Itu cewek butuh pertolongan" geram Arlis

"Nggak usah ikut campur, bentar lagi juga datang" ucap Rega membuat Arlis menyeritkan dahi, apa maksudnya?

Arlis memilih duduk kembali dan melihat keramaian itu. Tak lama seorang murid lelaki datang menerobos masuk kedalam keramaian itu, dia langsung membogem lelaki yang berani beraninya melukai fisik orang yang dia sayangi. Menendang ,memukul ,bahkan membanting pembully itu sampai tak berdaya. Lelaki itu dengan cepat menggendong siswi yang keadaan sudah kacau untuk pergi dari kantin.

Arlis ddk serta Rega ddk melongo tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan, sudah seperti drama drama uyy.

"Mereka siapa?" Tanya Arlis

"Cewek yang dibully itu namanya Jovi, dia salah satu murid cupu nan polos di SMA Cakrawala. Terus yang tadi nolongin Jovi itu Ditya, sahabat Jovi dari kecil katanya. Dan untuk cowok yang bully si Jovi itu namanya Arjuna, katanya sih Juna itu suka sama Jovi tapi dia gengsi dan biar dia bisa deket sama Jovi itu ya dengan cara membully si Jovi " jelas Arsha panjang lebar

Arlis menerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar penjelasan Arsha tentang kisah seorang Jovi itu. Tapi kok kisahnya menarik ya

"Kisah yang rumit" ucap Arlis geleng-geleng kepala 

"Dahlah yuk balik kekelas" ajak Arvel di angguki semuanya kecuali Debora

Semua bangkit dan berlalu dari kantin meninggalkan Debora yang masih memperhatikan keadaan Arjuna. Raut wajah sedih terpancar di wajah Debora, bahkan dia hampir menangis

"Andai Lo punya pelindung seperti Ditya, pasti saat ini Lo masih ada disamping gue" lirih Debora 

**
Bell pulang berbunyi beberapa detik yang lalu membuat seluruh murid berbondong-bondong menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka. Ada juga yang berjalan kaki dan ada yang menunggu jemputan mereka. 
Sama halnya dengan Arlis yang saat ini sedang berjalan bersama kedua kembaran menuju parkiran.

"Arlis"

Ketiganya menoleh menatap orang yang baru saja memanggil, dia Rega si cowo dingin

"Apa?" Tanya Arlis dengan nada malas

"Pulang bareng gue" ajak Rega membuat Arlis melotot

"Nggak" tolak Arlis mentah mentah

"Nggak ada penolakan..Lo ikut gue" tegas Rega menarik tangan Arlis menuju motor miliknya

Arlis memberontak tak ingin ikut dengan si kulkas, dia berteriak meminta pertolongan pada kedua kembarannya tapi malah tak dihiraukan. Arvel dan Arsha malah dadah dadah dengan senyum tengil nya membuat Arlis ingin sekali menendang wajah keduanya hingga menjadi jelek

Arlis cemberut tak ingin menaiki motor besar itu, bahkan Rega sudah memasang wajah galak.

"Naik sendiri apa gue naikin?" Ucap Rega

"Nggak mau dua duanya" kesal Arlis

Rega sudah geram, dengan wajah datarnya dia langsung mengangkat tubuh langsing Arlis dan mendudukinya di jok motor membuat Arlis terkejut setengah mampus

"Woyy gak sopan Lo!" 

Tak menghiraukan teriakan Arlis, Rega menaiki motor dan mulai menyalakannya  namun sedetik kemudian dia menoleh kebelakang menatap Arlis yang sedang bersedekap dada. Jika cara duduknya seperti itu maka Arlis akan terjungkal jika Rega mengegas motor

"Pegangan"

"Hah?"

"Pegangan Arlisha" ucap Rega penuh penekanan

"Dih ogah" tolak Arlis

"Pegangan atau..." Belum sempat Rega menyelesaikan ucapannya tiba tiba Arlis langsung memegang jaket milik Rega. 'Pegang jaket nya ajalah, ogah banget harus peluk si kulkas' batin Arlis

Tapi apakah kalian tau montor apa yang sedang Arlis naikin ini?  Ini montor Vespa woyy, Arlis pikir Rega akan membawa motor sport seperti cerita cerita di wattpad tapi kenyataannya Rega malah memilih membawa motor Vespa berwarna biru muda ini. 

Gambaran mereka berdua saat ini^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran mereka berdua saat ini^^

**

Jangan lupa vote dan komen😊 berharap bangt si cerita ku ini di vote jangan cuman dibaca aja^^

AR TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang