Gue mau nanya, kebanyakan narasi bikin bosen gak sih? Gue merasa kalo ni cerita kebanyakan narasi soalnya.
•R•E•V•E•A•L•E•R•S•
Byuurrrr!Suara gemercik air kolam renang yang cukup nyaring itu memenuhi ruangan. Suasananya lumayan sepi karena hanya ada satu orang yang masih betah berenang. Padahal sekolah sudah lumayan sepi, dan eskul renang sama sekali tidak ada jadwal hari ini.
Dari dalam air muncullah seorang pemuda. Ia beralih ke pinggir kolam kemudian naik dan duduk sambil masih mengayunkan kakinya di dalam kolam. Rahang tegasnya mendongak hingga jelas terlihat saat dialiri oleh tetes-tetesan air, rambut hitamnya pun masih lepek karena masih basah. Dan tubuh atletisnya yang tercetak sempurna mungkin membuat siapa saja berteriak saking sexy-nya seorang Xiaojun Lee. Untungnya tidak ada orang di ruangan itu.
(Dilarang membayangkan, author tidak tanggung jawab!)
Sayangnya pemuda itu baru saja mengalami nasib yang cukup mengenaskan. Ia baru saja memergoki sang pacar selingkuh dengan orang lain. Padahal jika dipikir-pikir dia tidak ada kurangnya.
"Sial."umpatnya refleks saat kembali mengingat bagaimana mesranya sang pacar dengan selingkuhannya di perpustakaan tadi.
Jika kalian mengira Xiaojun hanya diam menjadi seorang pemuda menyedihkan— tentu saja tidak. Xiaojun langsung memutuskan pacarnya saat itu juga. Ralat seharusnya Xiaojun menyebutnya mantan.
Dan sialnya sekarang statusnya berubah menjadi jomblo lagi. Padahal ia berniat akan serius dengan pacarnya— eh, maksudnya mantan.
"Kenapa juga aku selalu gagal dalam percintaan. Sepertinya dewi aprodhite dendam sekali padaku."gumamnya. Ia menyentak-nyentakkan kakinya, membuat air dalam kolam itu menimbulkan gemercik kecil. Berharap semoga air itu bisa menjadi pelampiasan kesalnya.
Tapi sesuatu malah berubah, bukan kesalnya yang hilang malah suhu air kolam yang meningkat membuat Xiaojun refleks mengangkat kakinya. Setelah sadar dari rasa keterkejutan sesaatnya, Xiaojun kemudian berdiri menjauh dari kolam sebelum kolam itu benar-benar mendidih karena ulahnya.
Lagi, sesuatu yang aneh terjadi padanya. Dan ia tak tahu harus bagaimana.
...
Yangyang terdiam saat melewati ruangan dengan pintu bercat warna coklat itu. Matanya melirik kesana kemari memastikan jika memang sudah tidak ada orang.
Sudah pukul 15.20 menit, seharusnya yang tersisa hanyalah siswa yang mengikuti eskul saja.
Ia harus menuntaskan rasa penasarannya sekarang. Sudah cukup lama ia penasaran dengan bekas laboratorium kimia itu. Setelah yakin jika tidak ada orang Yangyang kemudian mengintip ke arah jendela. Sialnya lagi pintu laboratorium kimia itu malah terkunci. Sepertinya memang bukan keberuntungannya sekarang. Mungkin lain kali Yangyang harus mengajak Chenle dan Jisung.
"Apa aku coba saja untuk merusak gemboknya? Tapi... " Mata Yangyang kemudian mengedar ke segala penjuru di koridor itu. Memastikan jika tidak ada satupun CCTV yang bisa menangkapnya.
"Sudahlah, langsung terobos saja."katanya kemudian mengeluarkan sebuah jepitan rambut hasil curian dari salah satu teman sekelasnya yang perempuan. Ya mana mungkin Yangyang yang membawa jepitan rambut seperti itu.
Saat Yangyang hendak bersiap membobol gembok itu dia terdiam. Pandangannya kosong seakan mengingat sesuatu sambil masih memegang pegangan pintu.
"Kau mengikutiku— Lee Jisung?"
Yangyang mendengarnya dengan jelas, suara itu seakan terjadi di sampingnya. Dan kenapa dengan Jisung?
"Jisung?"
Yangyang menoleh ke samping, menemukan Jisung dan Jeno yang sedang berdebat. Yangyang tak mengerti, tapi yang ia tahu Jisung menuduh Jeno menculik kakaknya. Dan Haechan kemudian datang melerai mereka berdua kemudian hilang di tikungan koridor saat mereka semua pergi. Mereka semua seakan tak sadar jika Yangyang berada disana menonton mereka semua. Termasuk orang yang tiba-tiba muncul di pintu tersebut sembari membawa nampan berisi peralatan kimia. "Dasar anak-anak."katanya sembari terkekeh kecil tanpa sadar jika Yangyang sekarang menatapnya horor.
Brukkk
Sosok itu bahkan berlalu menghilang saat Yangyang terkapar pingsan di lantai.
Yah, semoga saja ada yang menemukan Yangyang dan membantunya.
...
Lucas hanya terdiam sembari menyantap makanannya walaupun sebenarnya ia sama sekali tak berselera. Orang di depannya itu sungguh membuatnya muak terus menerus menanyakan perihal sekolahnya.
"Jadi sudah ayah putuskan untuk mengirimmu ke Amerika jika sudah lulus. Jadi pertahankan nilaimu. Aku tidak ingin itu berkurang, apalagi sampai kau kalah dari Mark."
Lucas berhenti memasukkan makanan ke mulutnya. Dia menatap tajam ayahnya, kemudian tersenyum. "Tentu saja."katanya lirih.
Tapi di dalam otaknya seakan hal lain dalam dirinya sedang memberontak. "Harusnya kau pukul saja langsung kepala pak tua itu."
"Jangan,"emosi takutnya seakan berseru mencegah. Tapi emosi marahnya terus-terusan memancingnya untuk tidak tunduk.
"Ayah, bagaimana jika aku tidak bisa?"tanya Lucas pelan.
Kriss langsung mengalihkan perhatiannya pada sang anak. Matanya seakan berkilat marah. "Keluarga Wong tidak pernah gagal untuk menguasai apa yang diinginkan."jawabnya.
"Sudahlah, aku harus ke kantor." Kriss beranjak dari tempat duduknya, hendak keluar dari ruangan private itu.
"Ayah, bagaimana jika aku gagal?"
"Sejak kapan kau menjadi takut begini?"
Lucas beranjak dari tempat duduknya, menghampiri sang ayah yang kini berada tepat di hadapannya. "Sejak kau sering memaksaku."suara lirih lain muncul seiring dengan pingsannya Lucas di hadapan Kriss. Sosok itu, Lucas lain yang tidak pernah Kriss tahu. Sosok yang tercipta dari amarah Lucas.
Tatapannya berbeda.
Deru nafasnya bahkan terburu-buru.
Walaupun sosoknya sama seperti Lucas. Terlalu mirip dari hal fisik tapi tidak dengan emosi.
Lucas versi emosi marah yang muncul bukanlah hal yang bagus.
"Apa-apaan—"
Sosok yang lain kemudian muncul tiba-tiba dari belakang Lucas yang marah. Wajahnya lebih sendu dan menyedihkan. Raut wajahnya bahkan dipenuhi oleh tangis.
"Ayah harusnya tahu aku sedih, aku lelah, aku menangis setiap hari. Tapi kenapa kau selalu memaksaku."ucapnya terisak.
Dan sekarang kenapa bisa dua emosi itu muncul bersamaan.
...
A/N: Hahahaa gue mumet astagfirullah, tafinya gue mu buat Lucas mati kenapa malah emosi anjirt T.T
Komen dung, krisan apa kek gitu yang kurang biar diperbaikin lagi:(
Vote jangan lupa:(
Komen, gue maksa:(
KAMU SEDANG MEMBACA
[02.] REVEALERS
FanfictionSemuanya belum benar-benar berakhir. Ada banyak hal yang harus diungkapkan. Start: 23 Februari 2021 End: VOTE AND COMMENT-NYA JUSEYO! FOLLOW AUTHOR BIAR AFDHOL:)