Friendship[8] siapakah cewe itu?

17 1 0
                                    

Helloo gays, apa kabar nih? Tetep jaga kesehatan dan kondisi yak!! .
.
.
.
.
.

"Tetep mencintai, walaupun kita tidak tahu cinta dia buat siapa?".
.
.
.
.
.
.

Dan ia pun pergi dari rumah Anneth dan pulang kerumahnya.

Selama di perjalanan, tiba-tiba ada yang menelpon dirinya, tetapi Deven hiraukan seolah-olah tidak peduli, sehingga membuat Deven risih karena handphone tersebut berdering terus, tanpa berhenti.

Deven pun menepikan mobilnya, dan mengambil handphone yang ada di saku celananya, dan melihat siapa yang menelpon, saat di lihat ternyata orang yang tidak di kenal.

Deven yang sudah terlanjur kesal pun, mematikan Daya tanpa mengangkat telepon tersebut, dan melemparkan handphone di dashboard, dan menjalankan mobil nya yang sempat terhenti.

Sekitaran 15 menit kemudian, Deven pun telah sampai dirumahnya, pintu gerbang pun langsung dibuka, memperlihatkan seorang pria paruh baya yang menyapanya.

"Hai, Den Deven?" sapa seorang pria paruh baya kepada Deven, sambil tersenyum manis.

"Haii juga, pak Bambang," sapa balik Deven sambil tersenyum manis, sambil memasuki gerbang rumahnya, dan memarkirkan khusus miliknya.

Deven pun membuka pintu, lalu keluar dari mobil dan menutup pintu kembali, tiba-tiba ada yang memeluk Deven dari belakang, sehingga membuat Deven terkejut dan refleks balik badan dan melepaskan pelukan tersebut dengan paksa.

Deven pun terkejut saat melihat seseorang yang sedang ada di depannya, sementara tuh cewe bingung kenapa Deven, menatapnya begitu.

"Haii, kamu kenapa?" tanya cewe tersebut kepada Deven dengan wajah bingungnya.

Sementara Deven pun tersadar dan menjawab pertanyaan cewe itu. "Ah, aku gak papa kok," sangkal Deven kepada cewe itu sementara cewe itu masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Deven.

"Bener? Kamu gak papa kan?" tanya cewe itu sekali lagi, dan di jawab oleh Deven. "Iyah, aku gk papa kok," yakin Deven kepada cewe itu.

"Argg, seneng. kalo aku lihat kanu baik-baik aja gini, hehee," riang cewe itu tersenyum manis kepada Deven dan di balas kekehan oleh Deven.

"Oh Iyah, kabar kamu gimana? Lama gak bertemu? Hehe," tanya Deven sambil tersenyum manis kepada cewe itu, dan tidak tahu kenapa Deven tiba-tiba hangat kepada cewe itu.

Padahal kan Deven tidak pernah hangat ke orang-orang selain Anneth, sahabatnya sendiri.

"Oh aku? Baik-baik aja kok hehe," ucapnya tersenyum kepada Deven. "Oh Iyah, tadi kenapa aku telfon kamu, kamu gk angkat telfon aku, kenapa?" tanyanya bingung kepada Deven dan sedikit kesal.

"Hah? Yang mana? Tadi ada sih yang telfon, tapi langsung ku matikan daya, males angkat telfon orang gk dikenal," jelas Deven kepada cewe itu, sementara cewe itu tambah kesel plus ngambek ke Deven.

Deven yang melihatnya pun bingung dan bertanya. "Emang, yang nelfon itu kamu yah?" tanya Deven dengan hati-hati kepada cewe itu.

"Huh ..., Yaiyalah itu aku, masa kamu gak tahu sih," jawab cewe itu ngambek dan langsung pergi dari hadapan Deven.

Sehingga membuat Deven panik dan mengejar cewe itu dan berteriak. "Hei, bukan gituh!" teriak Deven.

***

Sementara di rumah Anneth, Anneth sedang gabuts dikarenakan tidak ada orang di rumah sama sekali, cuman ada bibi dan tukang kebun saja, di rumahnya.

Ntah ada angin lewat apa, tiba-tiba Anneth pengen ke rumahnya Deven, padahal di sekolahan tadi, ketemu terus awokawok. *Dahskip.

"Em .... Apa aku, kerumah Deven aja yah?" pikirnya dalam hati sambil melihat boneka yang pernah di kasih oleh Deven kepadanya.

Anneth pun berjalan pelan menuju boneka tersebut, dan langsung mengambil boneka, dan memeluknya erat banget.

"Em .... Achi? Aku mau kerumah Deven? Boleh ndak?" izin Anneth tadi kepada Boneka yang di beri nama Achi tersebut.

"Em .... Yaudah aku ke rumah dia aja deh, dari pada aku gk ada temen main di rumah," ujarnya sambil meletakkan boneka tersebut dan berjalan pelan menuju rak tas.

Anneth pun mengambil tas yang menurutnya lucu, dan ditenteng bahu, dan langsung gas keluar dari kamar dan memangil bibi buat izin kerumah Deven.

"Bibi!".

"Bibi!".  teriak Anneth sambil menuruni anak tangga dan datanglah bibi dari dapur menyahuti panggilan Anneth.

"Iya, non, ada apa? Kok teriak-teriak," sahut Bibi dari dapur kepada Anneth, sementara Anneth cuman terkekeh gak jelas kepada Bibi.

"Em ..., Anu Bi, aku izin kerumah Deven dulu yah," izin Anneth sambil tersenyum manis kepada Bibi dan di angguki oleh Bibi.

"Iya, non, sok atuh," ujar Bibi membalas senyum sementara Anneth yang mendengarnya seneng dan langsung menyalimi tangan Bibi dan langsung keluar dari rumah, dan berkata.

"Makasih, BI! Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" teriak Anneth riang.

Sementara Bibi hanya terkekeh dan membalas salam Anneth. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawabnya.

Anneth pun langsung membuka pintu mobil, dan menancap gas keluar rumah menuju rumah Deven.

Sekitaran 15 menit kemudian, Anneth pun akhirnya sampai kerumah Deven dengan senyum manis, dan membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.

Langsung masuk kerumah Deven, dan tidak lupa dengan mengetuk pintu "tok ..., tok ...." Saat itu juga pintu pun terbuka, tetapi bukan bibi yang biasa buka pintu, tetapi cewe yang tadi sempat bertemu dengan Deven sahabatnya.

"Iya, ada apa? Siapa yah?" tanya cewe tersebut bingung kepada Anneth yang datang kerumah Deven.

"Em ..., Aku nyari Deven ada?" tanya Anneth sambil tersenyum manis, dan menebak-nebak cewe itu siapanya Deven, sampai-sampai bisa ada di rumah Deven.

Seingatnya Deven tidak pernah mengajak cewe kerumahnya, kecuali kalo kakanya, Anneth, atau saudara jauh Deven, dan Anneth pun kenal dengan saudaranya Deven.

"Em .... Jawab dulu kamu siapanya Deven?" tanya cewe itu lagi kepada Anneth, dan melihat penampilan Anneth atas sampai bawah.

"Hm ..., Memangnya kenapa yah? Permisi Deven!" teriak Anneth kesel dan melihat kesana kemari siapa tahu Deven nongol 'kan biasanya dia kek setan.

"Eh Lo! Kek gk sopan aja sih, orang tanya itu di jawab, bukan teriak-teriak gak jelas begini!" protes cewe itu kepada Anneth dan membuat Anneth tambah kesel kepada cewe itu.

"Emangnya kena-," baru saja Anneth mau protes tiba-tiba dipotong oleh suara Deven dari belakang.

"Eh A ..., Anneth. Kok kamu ada di sini?" tanya Deven dengan gugup karena Anneth kesini tidak memberitahukan dirinya terlebih dahulu.

"Lah? Emangnya, kenapa Dep? Aku kan dah biasa kesini, kok kamu tanya begini?" tanya Anneth bingung kepada Deven sehingga membuat Deven tambah bingung dan gugup kepada Anneth.

"O ... Oh, Iyah yah," jawab Deven singkat sambil menggaruk kepalanya bingung harus jawab apa, memang kenyataannya yang di jawab Anneth tersebut.

"Ekhem ... Ekhem ...," Cewe itu pun pura-pura batuk agar kehadirannya di lihat oleh Deven.

"Eh kamu," ujar Deven sambil tersenyum manis me cewe itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo, cewe itu siapa yah? Kok kek Deket bad gituh Ama Deven? Em ....

Jangan lupa Vote and komennya gays makasih🖤, see you!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang