16. Namanya Rencana

14.8K 1.1K 32
                                    

Jemari Kusuma sedari tadi menari-nari di atas papan ketik laptopnya sementara fokusnya terbelah antara layar laptop dan selembar kertas yang terbuka lebar di sebelah laptopnya. Matanya mengerjap-ngerjap karena mulai lelah, hal yang cukup jarang terjadi mengingat batas mengudara Kusuma adalah pukul satu pagi sementara sekarang baru jam delapan.

Wawancaranya dengan Mike tadi sangat membantu untuk kebutuhan klub jurnalistiknya. Mike menjawab banyak pertanyaan yang dipilih dengan hati-hati oleh rekan satu klubnya dengan sangat baik dan mendetail, seakan Mike sudah sering diwawancarai oleh tim koran sekolah. Ah mungkin dia memang sering diwawancarai di sekolah lamanya, mungkin.

Ponsel Kusuma bergetar, membuat pemuda itu mengangkat alisnya dengan rasa penasaran sebelum menghentikan kegiatan mengetiknya dan meraih ponselnya dengan segera. Dan senyumnya pun muncul ketika melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya. Kak Bayu.

“Halo.” Sapa Kusuma dengan nada formal dibuat-buat setelah ia mengangkat ponselnya. Dia bisa mendengar kegaduhan di seberang sana. Hal yang membingungkan sebenarnya, bukankah perbedaan waktu Australia dan Indonesia tidak sejauh Amerika Serikat dan Indonesia?! Apa disana masih siang?

“Akhirnya gue bisa denger suara Kusuma sayang~,” refleks Kusuma menyerngitkan keningnya ketika mendengar suara Kak Bayu di seberang sana. Siapa duga penyakit absurd kakaknya ternyata menambah drastis setelah kembali ke kampusnya? “Gimana kabar lo? Baik-baik aja? Masih jomblo kan? Bagus bagus.”

“Lo ngomong apa sih Kak,” jawab Kusuma, mengelus tengkuknya dan menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Mungkin mengetik ulang hasil wawancaranya dengan Mike bisa menunggu, kini Kak Bayu menelepon dan meskipun ia membenci Kak Bayu, orang aneh itu tetaplah kakak kandungnya dan bohong jika Kusuma bilang dia tidak merindukan abangnya. “Dan lo lagi di gay club ya? Rame banget.”

“Anjir Kus, bukan berarti karena gue gay gue jadi suka ke gay club dan nyari cowok. Lagipula gue biseks. Dan yah, gue lagi di ruang klub musik khusus mahasiswa dari Indonesia di sini,” Kusuma memiliki perasaan bahwa Kak Bayu tengah menyeringai di Aussie sana. “Ngomong-ngomong, lo lagi deket sama cowok bule yang jadi anak baru di kelas lo itu ya?”

Kening Kusuma mengerut karena bingung. Darimana Kak Bayu bisa mengetahui informasi nista seperti itu. “Ha?! Tau dari mana lo Kak?”

“Aduh mata-mata gue itu banyak ya, Kusuma. Kayak Wahyu sama Faisal, mereka truste—ups. Tadi gue nyebutin nama gak sih?!”

Oh, ternyata Wahyu sama Faisal. Kusuma sudah menorehkan nama mereka di buku kematiannya dan sekarang pikirannya terarah kepada bagaimana cara ia bisa membunuh keduanya dengan cara yang menyakitkan dan mengerikan. “Oh enggak. Lo gak nyebutin nama,” jawab Kusuma dengan nada polos, menahan dirinya untuk menyeringai sadis. Bahan untuk Klub Jurnalistik serasa tidak begitu menarik lagi di depan matanya.

“Tapi beneran lo deket sama si Michael?! Wahyu juga bilang kalau lo sama dia itu hampir ciuman di dapur rumah kita. Terus Mama tau gak kalau lo ci—”

“Gue dapet Skype dari Kak Will. Udahan dulu ya Kak, entar gue WhatsApp kok.” Klik. Dan setelahnya sambungan telepon mati, diputuskan secara sepihak oleh Kusuma. Kusuma kini menatap kosong pintu kamarnya.

Pikirannya kembali melayang ke saat dimana ia dan Mike berciuman untuk kedua kalinya. Dia akui, rasanya itu cukup membuatnya gila dan Kusuma bukanlah orang yang akan segan untuk mengatakan sesuatu yang jujur. Dan ia mengatakan dengan jujur kalau dia ingin mencium Mike lagi, dan lebih lama tanpa rasa khawatir bahwa seseorang akan melihat mereka dan memberikan mereka tatapan menilai yang kotor

Tapi itu terlalu beresiko, bahkan bagi Kusuma. Mike adalah pemuda yang tampan, cerdas dalam segelintir hal (bidang akademiknya tidak begitu mengagumkan tapi cukup diatas rata-rata), jago bermain futsal atau sepak bola, humoris dengan caranya sendiri, dan banyak hal lainnya. Mike seakan mempunyai seribu satu alasan mengapa semua orang menyukainya.

Class President and Our Chaoses [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang