"𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠".
*
*
*
*"Saya terima nikah dan kawinnya Lilyna Thalita Auriga binti Bramasta Auriga dengan maskawin tersebut, dibayar tunai." Dengan tangan yang gemetar dan juga menahan rasa gugup yang sedari tadi hinggap dihatinya, akhirnya Anta bisa mengucapkan kalimat sakral tersebut yang hanya diucapkan sekali seumur hidupnya.
"Bagaimana para saksi? Sah?" Ucap pak penghulu.
"SAH!"
"Alhamdulillah..."
Lega, itu yang Anta rasakan. Setelah berdoa selesai ijab kabul, lalu dilanjutkan dengan saling bertukar cincin.
Dengan tangan yang masih gemetar, Anta mengambil satu cincin yang berada dihadapannya, lalu perlahan tapi pasti Anta meraih tangan seseorang yang sudah menjabat status sebagai istrinya itu.
Dengan mimik muka yang terkesan ogah-ogahan, Thalita menyodorkan tangannya ke hadapan suaminya itu.
What suami?! No! Sampai kapanpun Thalita tidak akan pernah menganggap cowok cupu yang ada dihadapannya ini sebagai suaminya.Setelah Anta memakaikan cincin untuk Thalita, kini giliran Thalita yang akan memasangkan cincin nikah itu kepada Anta.
Thalita memasangkan cincin itu dengan malas. Lalu, pak penghulu menginterupsi bahwa mempelai wanita harus mencium tangan sang suami, dan dilanjutkan sang suami mencium kening istrinya.
Thalita menghela nafas berat, ia memutar bola matanya malas. Lalu Thalita segera meraih tangan Anta dan ditempelkan pada pipinya. Karena ia tak mau tangan Anta bersentuhan dengan bibirnya yang belum terjamah oleh siapapun.
Jujur saja selama Thalita berpacaran dengan Gavriel ia tak pernah sekalipun berciuman apalagi melakukan hal yang lebih dari itu. Karena Thalita juga tahu batasan, dan kalau pun Gavriel meminta yang aneh-aneh padanya, ia akan selalu menolaknya.
Saat akan mencium kening Thalita, Anta merasakan jantungnya berdetak abnormal. Ia segera menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskan nya perlahan. Setelah itu masih dengan keadaan gugup, iapun berhasil mengecup kening istrinya walau hanya satu detik saja.
Setelah ijab kabul selesai, lalu dilanjutkan dengan acara resepsi yang kecil-kecilan.
Ya, memang kecil-kecilan karena pesta pernikahan di lakukan di halaman belakang rumah Thalita. Thalita sendiri yang memilih tema outdoor.
Tamu nya pun hanya dihadiri keluarga dan kerabat terdekat saja. Serta rekan bisnis para orang tuanya. Mungkin hanya sekitar seratus orang yang mereka undang. Karena ini permintaan Thalita yang tidak mau mengundang siapapun selain yang telah disebutkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐓𝐋𝐀𝐍𝐓𝐀 [𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]
Teen FictionIni adalah kisah seorang remaja laki-laki yang mempunyai penyakit jantung sejak kecil. Karena orang tuanya yang overprotektif kepadanya, ia tumbuh menjadi anak remaja yang manja, nerd, kutu buku, dan childish. Selain itu, ia juga sering terkena kor...