1. Tes Pack

30 2 0
                                    

Auryn terduduk di atas wc dengan lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Auryn terduduk di atas wc dengan lemas. Menatap ke atas dengan air mata yang tak percaya.

Sudah beberapa hari ia telat, sudah beberapa hari belakangan ini perubahan nya mulai ia rasakan. Auryn menatap kembali alat tes yang ia gunakan beberapa menit lalu.

Tangisannya semakin menjadi. Tidak menyangka dan kecewa turut hadir bersamaan.

Auryn keluar dari bilik toilet itu dengan wajah nya yang tak karuan. Rambutnya berantakan, wajahnya basah karena air matanya, menatap cermin sekilas lalu menyalakan air wastafel didepannya. Membasuh wajahnya dengan kasar sesekali membetulkan rambutnya.

Disisi lain, Reynaldi Alfiansyah Fadli—sapaan akrab nya Rey. Asik bermain basket ditengah teriknya matahari.

"ZALL OPERR ATUH?!!" teriak pria jangkung itu.

"REYY TANGKEP REYY!" Teriak Zalu.

Rey berhasil menangkap nya dan...yup! Dia berhasil memasukkan bola kedalam ring lawan. Selebrasi kecil-kecilan dia buat diiringi teriakan para kaum hawa yang ikut menyaksikan pertandingan kecil-kecilan tadi.

"Maneh mah licik Rey! Make cheat hee?" Canda Dimas sambil merangkul bahu Rey.

"Bapak kau!" Rey tersenyum lebar. Ia menebar pesona kepada murid-murid hawa yang tengah asik duduk dibawah sinar matahari demi melihatnya dan kawan-kawan nya itu.

"Rey, Auryn nyariin ceunah!" Rizky menghampiri nya sambil menepuk pundaknya itu.

"Adeyyy! Dipanggil ibu OSIS!" Ledek Farhan.

"Acieeee!!" Seru anak-anak lainnya.

Mereka tau, kalo diantara Rey dan Auryn itu ada hubungannya.

Rey melangkah maju ke gedung kosong yang sedikit jauh dari kelasnya. Senyum lebarnya terpampang jelas disana. Sudah lama sekali ia merindukan kekasihnya itu. Akibat kesibukan masing-masing.

"Hai, pacar?!" Sapanya-nyengir-nyengir.

Auryn membalikkan badannya menghadap Rey yang masih nyengir kuda itu.

Rey tampak terkejut dengan wajah Auryn yang tampak...tidak biasanya. "Kamu kenapa?"

Auryn menyodori alat tes itu. "Tanggung jawab atau gue patahin kaki lo biar sekalian lumpuh?!" Ancamnya. Rey bergidik ngeri sambil mundur satu langkah ke belakang.

Jelas dia juga sama terkejutnya.

'Anjir jadi!' batinnya berucap. Langkah maju satu-giliran Auryn yang memundurkan langkahnya.

"Kamu yakin? Berapa bulan?" Tanya Rey. Dia memperhatikan perut Auryn yang nampaknya masih belum terlalu kelihatan. Menatap mata hitam legam itu dengan dalam.

"Lo—bajingan Rey." Jawab Auryn air matanya menitik keluar. Rey menghampiri nya, mau menghapuskan air mata itu namun ditepis oleh Auryn yang masih kesal dengan nya.

Udah Kawin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang