Lion & Turtle

5.1K 447 64
                                    

Singto merenggangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal setelah menyelesaikan meeting diluar, client nya kali ini cukup tidak bersahabat namun untungnya ia bisa bersabar. Tak lama terdengar bunyi ketukan pintu dari luar, Singto menyuruh sosok dibalik pintu untuk masuk dan beberapa menit kemudian dia tau bahwa itu adalah sekretarisnya.

"Pak, ini ada dokumen yang harus anda tanda tangani" ucapnya menyodorkan map yang berisi dokumen.

Singto hanya menggelengkan kepalanya pelan sembari menerima map itu dan menaruhnya dimeja kerja.

"Gausah formal lah, Off. kayak sama siapa aja" balas Singto.

Pria yang bernama Off hanya terkekeh pelan, lalu menarik salah satu kursi yang ada didepan meja Singto, mendudukan tubuhnya disana, capek cuy berdiri terus.

"Ya namanya juga lagi di kantor, harus pencitraan biar dianggap sekretaris yang baik pada atasan" ujar Off santai, sambil menyeruput hot coffe milik Singto.

Pria tan ini sudah tidak heran melihat tingkah sahabatnya yang jika sudah bersama maka keluarlah sifat aslinya.

"Eh iya, btw Sing tadi pagi gue nelpon lo terus gue denger lo lagi bicara sama seseorang, itu siapa sih?" tanya Off penasaran setelah mengingat kejadian tadi pagi.

"Adeknya Tay, si Krist" jawab Singto seadanya.

"Lah ngapain adeknya Tay sama lo pagi-pagi buta" heran Off, juga sangat penasaran.

"Tay keluar negeri ada urusan kantor sama katanya mau liburan dengan Newwie, mangkanya adeknya dititipin ke gue"

Off menatap tidak percaya.

"Wahh parah sih Tay, liburan gak ngajak gue"

"Dan lo juga tumben mau disuruh jagain adeknya, Tay. Apartemen lo udah jadi day care?" ejek Off hanya berniat bercanda.

Singto yang geram, memukul kepala pria itu menggunakan pulpen.

"Ancur liburan Tay sama Newwie kalo ngajak lo, Off" balas Singto, sedangkan Off memasang wajah sinis dan juga kesal akibat kepalanya dicium pulpen.

"Gue ngebiarin Tay nitipin adeknya, ya karena gue baik hati.. lagian semenjak ada Krist, gue jadi gak kesepian" balas Singto, lalu menanda tangani berkas yang diberikan padanya tadi.

Setelah selesai ia memberikan kembali pada Off "Nih udah, keluar sana" usir Singto.

"Gue di usir nih?" tanya Off.

Singto mengangguk dengan ekspresi wajah polosnya.

"Ntar dulu deh Sing, gue masih capek" bukannya keluar, Off malah menyenderkan kepalanya dikursi.

Pria tampan ini hanya berdecak pelan, lalu berdiri dari kursi dan melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Eh, mau kemana, Sing?" tanya Off heran.

"Pulang" jawabnya singkat.

Off dengan cepat berdiri menghampiri Singto yang sudah berada diujung pintu.

"Pekerjaan lo masih numpuk itu sat, kok malah mau pulang"

Singto menepuk pundak Off "Gue punya sekretaris pinter yang bisa selesaikan itu semua, jadi semangat!" ucapnya sambil memberi senyuman mengejek pada Off.

Off sangat mengerti apa yang dimaksud oleh Singto, ya sepertinya malam ini ia harus lembur lagi. Jika bukan mengingat bahwa pria ini adalah Bos sekaligus sahabatnya, Off ingin sekali menyeret Singto ke neraka.

***

Mata Kit terbuka. Ia melihat sekeliling setelah merasa pengelihatannya sudah netral, menyadari bahwa ini bukanlah kamar yang ditempatinya tadi malam, Kit baru mengingat kejadian tadi pagi yang dilakukan Singto padanya, dirinya sangat malu hingga membuat telinga dan juga pipi gembul nya memerah.

Adorable Boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang