Pagi ini seperti rutinitas biasa, Singto dengan kemeja putih dibalut jas coklat dan kaca mata yang bertengger hidung mancungnya tengah fokus menyetir dijalan raya kota Bangkok. Cuaca hari ini cukup bagus ditambah jalanan tidak macet mungkin karena masih pagi. Di samping kursi pengemudi terlihat Krist yang dibalut seragam sekolah nya sedang memakan sepotong roti sambil bersenandung kecil mengikuti irama radio dimobil.
"Katanya udah gede tapi makan nya masih belum bersih" Singto ngambil tisu dari saku kemejanya saat sudah berhentiin mobil karena lampu merah.
Setelah itu bersihin disudut bibir Krist yang ada bekas remahan roti. Sedangkan Krist cuma bisa diem karena masih nguyah makanannya.
"Pipi kamu kok makin tembem sih sayang? Pengen phi gigit rasanya" ucap Singto gemas melihat pipi pria manis ini yang naik turun mengikuti ritme kunyahannya.
Krist menoleh lalu menyodorkan roti bekas gigitannya pada Singto.
"Pipi nya Kit nda enak. phi mam ini aja"
"Aaaaa... Buka mulutnya" Krist membuka mulutnya sendiri seperti ingin membimbing Singto memakan roti miliknya.
Singto menyingkirkan pelan tangan Krist "Gausah sayang, buat kamu aja" tolaknya.
Pria manis ini mengangguk lucu dan kembali memakan sisa rotinya. Singto pun melajukan mobil saat lampu didepan menunjukkan tanda hijau.
10 menit berlalu hingga akhirnya mobil Singto terparkir di pekarangan sekolah. Krist bersiap untuk turun, namun saat baru ingin membuka pintu mobil, tangannya dicekal oleh Singto, membuat pria manis ini kembali menoleh dengan ekspresi wajah bingung.
"Kenapa phi?" tanya Krist gugup karena pria itu malah memajukan wajahnya hingga hanya beberapa senti jarak diantara mereka.
Singto menggelengkan kepala.
"Gapapa" jawab singkatnya.
"Umm okay.. kalo gitu Kit mau turun" si manis ini perlahan ingin melepaskan tangan Singto dari lengannya.
"Tunggu dulu—
Singto menarik leher Krist lalu mengecap bibir itu dan melumatnya dengan lembut juga menghisapnya.
"Eughh.. hmphh p - phi" leguh Krist ketika Singto semakin memperdalam lumatannya.
"Manis. Bibirmu selalu manis" ucap Singto setelah melepaskan tautan diantara mereka.
Krist mempout bibirnya.
"Huh! Phi selalu cium Kit tanpa permisi" gumam nya pelan.
Singto tersenyum manis melihat wajah Krist yang berubah menjadi merah.
"Tapi Kit menyukainya bukan?" tanya Singto menggoda pria manis ini.
"Nou nou... Kit nda suka"
"Masa sih? Terus kenapa pipinya merah?"
"IH PHI JANGAN GODA KIT!" kesalnya menghentakan kakinya ke arah depan.
Pria tampan hanya mengangguk-angguk. "Okay okay phi minta maaf na?" pintanya.
"Hum" angguk Krist.
"Ya sudah ayo turun nanti Kit telat sekolahnya" ujar Singto.
"Iya phi" Krist mulai turun dari mobil lalu melambaikan tangannya setelah benar-benar keluar.
Setelah keluarnya Krist dari mobil. Pria tampan ini tidak pergi begitu saja- Singto malah memantau pria manis itu dari mobil. Ia dapat melihat saat Krist sampai di depan gerbang, ada seorang siswa yang menghampiri Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Boy [ON GOING]
Genç KurguSingto-Krist Area Homophobic go away now!! Ini cerita BOYLOVER🔞 untuk yang gak suka/merasa jijik bisa langsung di skip karena saya gak punya waktu buat ngeladenin kalian. - - - "Aku tidak pernah bisa mengatakan betapa berharganya dia didalam kehid...