extra part

1.2K 42 1
                                    

Tiga bulan setelah kejutan yang diberikan suaminya, Aliefa tak pernah lelah menunjukan besarnya perasaan cinta kepada suaminya, Ken.

Seperti siang ini, Aliefa kembali berkunjung ke kantor Wiryatama dengan membawa beberapa makanan yang ia simpan di dalam paper bag.

"Selamat siang sayang."

Dan kebiasaannya yang tak pernah mengetuk pintu ruangan suaminya itu tidak pernah membuat sang suami marah.

"Mas... aku bawa makanan kesukaan Mas."ucapnya lagi dengan tangan yang cekatan memindahkan isi paper bag ke atas meja.

Aliefa selalu mampu membuat senyum terukir menghiasi paras rupawan seorang Ken Raditya. "Kamu selalu mampu membuat Mas bahagia sayang." Tangannya terulur menarik Aliefa ke dalam pelukannya.

"I love you Mas."jawab Aliefa dengan mengecup singkat bibir Ken. Dan tentu saja hal itu membuat Ken menggeram tertahan.

Entah kenapa setelah tiga bulan kejadian pahit itu berlalu, istrinya seakan menjadi pribadi yang berbeda. Aliefa menjadi semakin sexy dengan caranya yang tak canggung seperti dulu. Pikir Ken.

Ken terpaku menatap seorang yang selalu terlihat sexy akhir-akhir ini. Dia terpana melihat istrinya yang masih berjibaku dengan apa yang dibawanya itu. Aliefa terlihat semakin sexy dan tentu saja itu siksaan untuk Ken. Ayolah tidak mungkin kan ia mengurung istrinya setiap saat. Pikir Ken.

"Hai sayang, kamu jangan nakal ya. Kasian bundamu."ucapnya setengah berbisik yang saat ini posisi Ken telah memeluk Aliefa dari belakang dan tangan yang mengelus lembut perut istrinya.

Tangan Aliefa terulur mengelus lembut jemari suaminya yang masih setia mengelus perut itu "Tidak Mas, baby L tidak nakal sama sekali di dalam sini."

Kening Ken berkerut mendengar perkataan istrinya itu. Apa tadi? "Baby L" katanya.

Seakan Aliefa memahami kebingungan dari raut wajah suaminya, ia tersenyum dan menjawab jemawa "iya sayang. Baby L, anak kita."

Kedua alis Ken semakin bertaut. Namun setelahnya Ken tersenyum. "Memang siapa nama yang kamu siapkan sayang?"

"Entah, aku hanya senang memanggilnya Baby L."jawab Aliefa, enteng.

Ken tertawa jenaka. Ya Tuhan... istrinya benar-benar aneh. Pikir Ken.

"Kenapa Mas? Kok kamu tertawa begitu?"tanya Aliefa merajuk

Ken gemas mematap paras yang merajuk itu, Aliefa yang ia kenal delapan bulan yang lalu memang cantik, tapi entah kenapa saat ini istrinya itu terlihat semakin cantik dimata Ken. Dan sudah dapat dipastikan Ken semakin jatuh cinta kepada istrinya, Aliefa wijaya kusumah.

"Mas hanya berfikir kamu ajaib Al. Mas kira kamu sudah menyiapkan sebuah nama untuk anak kita, tapi jawabanmu benar-benar selalu diluar perkiraan Mas."jawab Ken dengan tawa yang masih setia mengudara

Aliefa melepaskan pelukan Ken padanya dan berjalan memutari meja "Mas ... mending kita makan bolu ketannya dulu."

Ken menggeleng-geleng kepalanya pelan saat melihat tingkah laku istrinya yang selalu mengejutkannya "Ya Tuhan, kenapa kamu terlihat gemas dan sexy dalam waktu bersamaan Al."ucapnya resah.

"Oh iya Mas, kenapa aku tidak merasakan mual dan morning sickness seperti kebanyakan ibu hamil alami ya?"

"Entahlah, tapi kata dokter kemarin itu bukan hal yang berbahaya kan Al."

"Iya sih. Aku hanya takut."

"Tidak boleh berfikir negatif sayang, bukankah anak kita itu sangat baik hingga tak pernah membiarkan bundanya sakit. Lagipula kita kan selalu memeriksakan kandunganmu setiap bulannya sayang."

Our Vow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang