3

34 5 0
                                    

"Begini, alasannya adalah.."

"Brengsek! Bos macam apa yang meninggalkan anak buahnya?"

"Hey! Aku sudah lembur 4 hari kemarin, hari ini hakku untuk pulang duluan. Aku ada urusan."

"Urusan apa Jeon Wonwoo? Rumahmu di Jakarta Timur loh, tidak ada korelasinya dengan Jakut!" Seru Hoshi.

"Apa jangan-jangan kau mau kencan ya?"

Wonwoo memijit pangkal hidungnya yang pegal. Apa dia dapat dibaca semudah itu? Saat Mingyu mengajaknya makan malam kemarin, Wonwoo segera mengiyakan ajakannya tanpa berpikir dua kali. Sejenak dia merasa seperti mangsa yang terlalu mudah ditangkap. Bukankah seharusnya dia menolak dulu baru menerima.

Wonwoo meninggalkan dua anak buahnya dan menghampiri tenda kecil tidak jauh dari sana. Yoon Jeonghan adalah mandor pekerjaan kali ini, dia melihat Wonwoo berjalan lesu sambil melepas helm. Saat Wonwoo ingin melaporkan dia melihat Mingyu duduk di kursi di belakang Jeonghan.

"Semua baik-baik saja?" Seru Jeonghan.

"Pekerjaan anak buahmu atau kabarku. Kabarku baik telingaku hanya sakit sedikit dan itu bukan mengenai proyek."

"Turut prihatin, jadi bagaimana?"

"Tanah ok. Area ok. Skut ok. Pipa ok." Kata Wonwoo membacakan isi laporan. "Konstruksi besi bisa mulai dipasang malam ini, pastikan saat setengah jadi ingatkan kami untuk mengkoreksi lagi agar operasi bisa berjalan secepat permintaan rencana."

"Baiklah kalau semua sudah ok..."

"Hoshi dan Deokyeom akan memeriksa sisa bahannya, jadi belum semua kami koreksi."

"Kau kelihatan buru-buru sekali, hari ini tidak lembur?"

"Anak-anak yang lembur, aku duluan."

"Wah, ada apa?"

Wonwoo melirik Mingyu. "Aku ada janji makan malam." Sepintas dia lihat Mingyu tersenyum tipis.

"Baiklah, itu hakmu." Jeonghan menjawab.

Saat Wonwoo mengganti baju, dia mendengar langkah kaki. Jika ingin mendengar Hoshi dan Deokyeom membicarakan hal buruk tentangnya, sekarang bukan waktu yang tepat. Wonwoo memejamkan matanya yang lelah.

"Kau sudah siap?" Wonwoo reflek berputar ke belakang dan melihat Mingyu.

"Apa yang kau lakukan di ruang loker?"

"Aku mencarimu."

"Aku sedang ganti baju, as bright as the day."

"So we drop the formality?"

Mingyu maju selangkah dan Wonwoo mendorong dada Mingyu dengan tangannya. Apa yang dia pikir dia sedang lakukan. Dia meraih lengan Wonwoo lalu meremas bisepnya seperti saat pertama kali mereka bertemu.

"Maaf Pak, saya akan keluar sebentar lagi."

Mingyu memainkan kacamata hitam yang menggantung di kerahnya, dia tersenyum lalu mendecakkan lidah sambil memutar mata. Mereka membuat kontak mata sebentar. Wonwoo risau barang kali Deokyeom atau Hoshi mendadak masuk. Tidak lama kemudian Mingyu keluar dari ruangan itu.

🎳

Selama bertahun-tahun pengalamannya di lapangan, ini adalah kali pertama Wonwoo diajak makan malam oleh seorang manajer. Dia yakin Mingyu tertarik padanya. Kesan pertama Wonwoo ketika bertemu Mingyu adalah, dia pria besar tampan yang kelihatan salah tempat.

"Apa Bapak sering ke site?"

"Dengan atau tanpa pemberitahuan?"

Rupanya Mingyu orang yang suka memutar pertanyaan. Itu sedikit menimbulkan kecurigaan dalam diri Wonwoo kalau sebenarnya Mingyu ini pandai memanipulasi. Apa yang sudah dia lakukan sehingga dapat memanjat sampai ke posisi ini? Ingatkan Wonwoo untuk mencari rekam jejaknya.

Quality Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang