I had once
but never having one since then
And now I found men are attractive
soAttractive like what?
Like
👉👌 💦💦💦Pak?
🍆🍆🍆 💦💦
👉👌👉👌💦👅🥴
Kamu ngerti kan? 🤣🤣Astaga Pak masih siang😠
Apa salahnya kalau siang? 😂
Saya boleh video call?"Wonwoo ghibah sama siapa sih seru amat? Sampai mukamu merah begitu. Ada kita loh di sini." Seru Hoshi.
"Wonwoo, you ok?" Jihoon menambahkan.
"Oh iya, kamu kan dekat dengan MO, coba sekali-sekali minta ditraktir makan siang Won. Kan kita cuma bertiga dan termasuk orang kantor."
Mendengar itu kuping Wonwoo terasa panas. Dia diam mematung lalu menatap teman-temannya bergantian. Apa wajahnya semerah itu. Wonwoo mengada-ngada tentang suhu di site dan betapa dia alergi panas. Kemudian dia beralasan keluar untuk mencari udara segar.
Saat mengeluarkan smartphone-nya, dia melihat ada missed video call dari Mingyu. Wonwoo bukan orang yang suka berlama-lama mengobrol, apalagi video call. Akhirnya dia mengajak Mingyu untuk bertemu sore ini.
Kemana saja asal tidak melempar pesan kotor seperti tadi. Agak meresahkan. Ini pertama kali Wonwoo digoda oleh pria. Wonwoo pernah seperti itu juga ke perempuan yang sedang disukainya. Now he finds out how he sounds like.
🎳
"Kamu cuma pesan es kopi?" Tanya Mingyu.
Wonwoo mengangguk mantap. Dia baru saja makan dan perutnya masih terasa penuh.
Akhirnya Wonwoo dan Mingyu pergi ke sebuah cafe. Mereka lebih aktif berbincang kali ini. Ternyata Mingyu tidak semenakutkan seperti dia dan teman-temannya kira ketika di site.
Dia banyak bercanda dan membuat lelucon, Mingyu juga aktif membicarakan tentang keluarganya terutama puterinya. Tentang mereka suka menghabiskan waktu bersama dengan berbelanja, nonton sinema atau pergi ke taman bermain.
Daripada sibuk mencari pasangan baru, Mingyu lebih banyak menghabiskan waktu menghibur puteri semata wayangnya. Dia mengatakan puterinya suka warna merah dan hitam, karakter favoritnya Harley Queen dan dia sangat suka tantangan.
Setelah late lunch itu, Mingyu kembali mengajak Wonwoo menaiki mobilnya. "Aku mau menyetir." Kata Wonwoo.
"Sepertinya kamu suka sekali mobil ini." Katanya sambil menyerahkan kunci.
"She's goddess." Seru Wonwoo. "Gotta treat her right." Katanya sambil mengusap stir mobil itu.
Wonwoo membawa mereka mengelilingi Jakarta Utara lalu ke Jakarta Barat hingga ke Kota. Terakhir dia ke Jakarta Selatan ke arah Depok dan melambatkan laju mobil untuk menikmati sunset di perputaran UI. Langitnya indah perpaduan dari warna pink, merah, orange dan biru.
"Kamu tahu sunset di sini bagus dari mana?"
"Aku lahir dan besar di sini."
Terakhir mereka pergi ke Mall hanya untuk menumpang ke toilet dan beli minum. Sekembalinya ke mobil, Wonwoo menyetir lagi ke lokasi awal. Sedang asik membicarakan pekerjaan, Mingyu menyeletuk.
"Kamu semakin seksi ya kalau di lihat dari samping."
Kuping Wonwoo terasa panas. Dia bisa merasakan darah berdesir di kepalanya. Bukannya dia termakan rayuan Mingyu. Hanya terasa aneh mendengar hal itu dari pria yang dilihat dari segi manapun melebihi standar yang Wonwoo miliki.
Wonwoo sedikit terkejut saat Mingyu meremas pahanya. Dia tidak kaget saat Mingyu melakukan itu, tapi itu bukan sesuatu yang biasa Wonwoo alami. Dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Wonwoo menstabilkan laju mobil kemudian tangan Mingyu meremas pahanya lagi.
"Wonwoo aku mau melakukan sesuatu."
"Apapun itu, jangan sekarang."
"Kenapa?"
"Gotta treat her right, remember? Katanya mobil ini untuk puterimu?"
Mingyu menaikkan alis dan bersandar lagi. Dia menyerah. Wonwoo tersenyum puas. Dia senang dapat menggoda Mingyu. Meskipun Wonwoo merasa geli. Mingyu minta agar Wonwoo menepi di suatu tempat yang asing menurut Wonwoo.
"Dimana kita? Bapak mulai lapar? Mau beli makan?"
"Bukankah lebih enak melakukannya saat perut kosong?"
Eh?
Wonwoo tidak mengerti maksud Mingyu dan hanya terus mengikuti. Lingkungan yang dia masuki masih ramai pejalan kaki.
"Kamu percaya saya kan?"
"Iya percaya, ada apa ini Pak?"
"Saya mau check in hotel. Kamu tunggu ya."
Eh?
Wonwoo diminta Mingyu menunggu di lobi, tidak butuh waktu lama mereka memasuki ruangan yang Mingyu pesan. Ini bukan berarti Wonwoo ingin berhubungan sex dengan Mingyu. Dia tidak pernah menyetujui tawarannya. Tapi Wonwoo benar-benar bingung dan terbawa suasana.
Baru menutup pintu, Wonwoo langsung duduk di sofa kamar itu.
"Sekarang boleh?" Kata Mingyu.
Wonwoo menelan ludahnya. Gamang. Lalu dia mengangguk. Mingyu memojokkannya lalu mengusap rahang Wonwoo lembut. Apa harus seperti ini? Wonwoo mencoba mengingat terakhir kali dia berciuman dan seperti apa. Oh itu dengan Mingyu. Tangannya masih terasa sama seperti terakhir kali, besar dan hangat.
"Boleh?"
Wonwoo mengangguk lagi.
Lalu Mingyu mencium bibir Wonwoo lembut. Dia mencium sekali lagi, lagi dan lagi. Wonwoo berusaha membuka mata, dia menatap mata Mingyu lalu mereka saling membuka mulut. Kali ini ciuman mereka lebih berantakan. Wonwoo meraih kepala Mingyu. Mencoba mencium lebih dalam.
"Sama saja kan?" Kata Mingyu.
Wonwoo mengangguk pelan.
"Kamu mandi Wonwoo, saya mau keluar sebentar ketemu teman. Pasti kamu ga nyaman kan?"
Bohong kalau Wonwoo menjawab tidak. Akhirnya dia menuruti perkataan Mingyu. Meskipun dipenuhi kecanggungan, dia memang tidak nyaman karena habis keluar seharian. Beda dengan Mingyu yang sempat beristirahat.
Setelah mandi, Wonwoo melihat Mingyu di atas kasur.
"Bapak tadi bilang mau pergi?"
"Sudah ketemu temannya. Tadi saya bilang buru-buru, gamau membuat kamu menunggu."
Mengangguk pelan, Wonwoo membalas. "Bapak sebenarnya mau apa ajak saya kemari?"
"Takut kamu tidak suka. Yuk kita pulang. Saya sudah belikan baju." Katanya.
"Bapak berubah pikiran kan?" Kamar itu dipenuhi keheningan yang menyesakkan. "Saya mau coba."
Mingyu mengangkat kepalanya, terkejut. "Wonwoo.." dia menggeleng lembut.
"Spill aja Pak, gak apa."
Mingyu berpikir sejenak. "Saya mau blowjob kamu kalau kamu tidak keberatan."
##
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Quality Control
General FictionKehidupan Wonwoo yang tidak ada warna mendadak nano-nano saat dia harus menggantikan seorang PIC di lapangan, karena dia bertemu Kim Mingyu, M.O. yang mencuri hatinya tepat saat pertama kali mereka bertemu. "Maksudku, kamu biasanya pacaran ga lebih...