Fajar mengintip malu-malu
Jejingga jalanan masih menyibakkan silau
Aku telah berlabuh,
menantang adzan subuh
mengubur rindu bersama lagu-lagu pengering peluh
Aku pergi!
Setelah mencuri cerita yang kau ratapi,
yang memutar roda-roda pengayuh mimpi
Aku akan kembali,
menebus tarian rindu haru
dengan seikat prasasti puisi
Sebagai saksi dasn bukti kasih
Jakarta - Mojokerto, 31 Januari -1 Februari 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Jendela Rasa
PoetryAdalah lubang berbatas bingkai Berterusan beton Bersekat kuarsa datar atau udara saja Melewatinya, kicau burung riang merenda Menembusnya, mekar kusuma menyambung cahaya Pada bingkainya, terselip selayang rasa yang dikecap oleh karsa, jiwa, dan wase...