Perpisahan baru saja kami lalui
Aku duduk di bangku kereta keikhlasan, memandangi tiket yg terlipat dan bayangan di jendela yg berkelebat
Perpisahan ini bukan berarti kami tak sama lagi
Gemetar batu-batu terak seirama gemuruh rindu yg menang telak
Peron stasiun menjadi saksi debat kusir, mengkhianati rindu yg kian berdesir
Enyahlah kau! Pergilah sana!
Aku memilih pergi, kau pun memilih untuk sendiri
Bukan karena benci, atau membohongi diri
Hanya untuk mendengarkan simponi kita dimainkan naik seoktaf lagi
Februari 12, 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Jendela Rasa
PoetryAdalah lubang berbatas bingkai Berterusan beton Bersekat kuarsa datar atau udara saja Melewatinya, kicau burung riang merenda Menembusnya, mekar kusuma menyambung cahaya Pada bingkainya, terselip selayang rasa yang dikecap oleh karsa, jiwa, dan wase...