10. Go To Our Dream I (P2)

132 10 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Suasana yang masih begitu ramai. Alena yang tadinya berada di dalam vila, lalu segera pergi keluar karena ingin mencari udara segar setelah mengecek tidak ada kekurangan. Hari ini ia telah mempersiapkan kebutuhan member sejak pagi, jadi ia ingin santai meski sebentar.

Ada sebuah telpon masuk. Alena segera mengangkatnya karena itu dari kakek kesayangannya.

"Halo kakekk..."

"Halo cucukuu..., bagaimana kabarnya?"

"Yaaa gini aja kek,, syukurlah disini aku uda dapet kerjaan"

"Loh, kerja? Bukannya kamu ke korea cuman buat liburan? Apa uangnya ga cukup?"

"Engga kok kek,, cuman ya bosen aja kalo ga ngapa-ngapain. Di rumah gimana kek?"

"Masih belum selese, kakakmu masih cari kamu terus. Tapi udah kakek halangi sama koneksi kakek"

"Wahh ga capek apa ya,, makasiii kakek"

"Oh iya, kamu kerja apa?" basa-basi

"Bukannya kakek udah tau ya? Kakek kan tau semua yang kulakukan"

"Eh..hehehe. Oh ya di sana ada anak sahabat kakek dari China. Kalo ga salah Zhong Chenle"

"Hah... Kok..."

"Manajernim!"

"Nanti lanjut ya kakek, aku lagi kerja. Dadahh"

"Oh, Chenle. Ada apa?"
Baru juga diomongin., langsung nongol

"Bisa bicara sebentar?"

Alena melihat suasana sekitar, dan masih ada beberapa staf di sana. Ia pun mengajak ke tempat yang stafnya tidak ada, karena sepertinya Chenle akan membahas hal pribadi.

"Jadi, gimana?"

"Ayahku ingin bertemu denganmu"

"Hah?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa. Tapi katanya dia ingin bertemu dengan manajer dream. "

"Hmm,, baiklah. Mungkin nanti setelah ini semua selesai, aku akan menemui ayahmu. Sekarang sudah malam, lebih baik kamu kembali dan tidur"

"Oke, oh ya manajer. Boleh kah aku memanggil namamu? Ketika kita berdua. Karena kalo aku pakai panggilan "manajernim" serasa kita tidak akan dekat yang hanya membicarakan pekerjaan saja dan memberi jarak untuk kita"

"Iya, itu terserah saja. Cepat sana, nanti kau dicari. Dan besok masih harus syuting lagi"

"Siaap"

Chenle dan Alena pun kembali ke tempat masing-masing. Setelah cukup syuting untuk hari ini, Alena pergi ke penginapan yang telah disiapkan untuk manager. Yang jaraknya dekat dengan vila yang ditinggali oleh member.

Ketika Alena akan tidur tiba-tiba baek sun/james mengajak Alena ngobrol. Alena sebenarnya sudah muak dan ingin tidur, ia hanya ingin beristirahat saja. Ia paling tidak suka jika waktu istirahatnya diganggu dengan hal yang tidak berguna.

Tiba-tiba ada telpon masuk. Alena sungguh ingin mengumpat dan berteriak, ia hanya lelah dan ingin tidur, kenapa ada saja yang mengganggunya. Telpon itu ternyata dari Jaemin. Ia mengajak untuk bertemu dan meluruskan kesalahpahaman.

Alena yang tadinya emosi sekarang sudah mereda. Karena hal yang paling ditunggunya akhirnya datang juga. Sudah begitu sabar ia menunggu Jaemin untuk membuka suara dan menyelesaikan masalah diantara mereka. Karena Jaemin sangat sulit diajak mengobrol dan menyelesaikan masalah dan hanya mengabaikan saja.

*****

Alena berjalan menuju halaman, para staf sudah tertidur dan di sana hanya ada Jaemin yang sedang menunggu Alena. Degup jantung Alena lebih banyak dari biasanya, karena atmosfer yang begitu berbeda.

Jaemin berdiri dengan raut muka serius. Sekarang ia tak ingin bercanda. Ia menatap Alena dan menyuruhnya duduk di kursi di sana. Alena yang terbawa suasana pun mengikuti arahan tanpa pikir panjang.

"Managernim eh tidak, Alena"

"Y....ya?"

"Sebelumnya aku ingin minta maaf karena sudah membuat manaj- eh Alena kesal dengan sikapku. Ini karena aku yang terlalu kekanak-kanakan. "

"Ya, aku juga. Sebenarnya aku masih agak asing dengan pekerjaan manajer, pasti aku melakukan sebuah kesalahan atau kekurangan tanpa ku sadari. Aku juga minta maaf"

"Tidak, sebenarnya ini sepenuhnya salahku, yang tidak bisa menerima penggantian manajer secara tiba-tiba. Dan sikap member yang begitu tenang menerima manajer baru dan juga perhatian mereka."

"Jadi.... Sebenarnya kau cemburu karena mereka perhatian denganku?"

Wajah Jaemin seketika merona. Rasa malu pun menjalar ke tubuhnya. Dengan perasaan malu ia mengangguk perlahan.

"Pfft.."

"K..kenapa?"

"Aku kira aku melakukan sesuatu yang begitu fatal. Tapi ternyata begini.
Begini Jaemin, kalau ada yang mengganjal atau kau tidak suka dengan sikapku, kamu bisa menemuiku dan berbicara begini. Aku tidak mempermaslahkannya, jujur kalo aku punya sahabat terus tiba-tiba ada orang asing datang dan sahabatku begitu baik seperti mereka bersikap kepadaku, akupun akan merasakan hal yang sama. Aku akan cemburu dan merasa tidak terima. Karena aku lebih memahami sahabatku dan lebih lama bersama mereka. Tapi terkadaang orang asing datang tidak untuk menetap, tapi hanya untuk mampir dan pergi"

"I..iyaa Alena. Lain kali aku akan berbicara padamu jika ada yang mengganjal. Sekali lagi, aku minta maaf"

"Iyaa, iyaaa.... Aku maafkan. Lebih baik kita kembali, besok kita harus syuting. Iya kan? Dan hati-hati"

"Baiklah managernim, selamat tidur dan selamat malam"

"Iya, kamu juga"

Akhirnyaaa legaaa
Ternyata cuma cemburuuu, kenapa ga kepikiran yaa, kayaknya aku harus nonton video dream di variety show dan lainnya. Setidaknya agar menambah pengetahuan sifat masing-masing. :)

Bersambung

Manager of NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang