Chapter 8

6.7K 317 5
                                    

POV Justin
Dua hari setelah aku memberikan penawaran itu pada Shelyna, dia belum juga menghubungiku. Nampaknya ia tidak tertarik dengan tawaranku, sepertinya dia lebih memilih bekerja di club malam itu.

"Jadi wanita yang tadi malam bersama kita itu siapa Jus?kau sudah siap menikah lagi ya?" celoteh Andrew.

"Sembarangan saja kau, dia ehhmm.. aku baru mengenalnya beberapa hari ini," jawabku.

"Tapi kau berniat untuk mengencaninya kan?" goda Andrew.

"Apa-apaan kau, aku malas memikirkan hal itu."

"Wah sayang sekali padahal dia cukup menarik menurutku," kata Andrew.

"Kau sudah bisa melupakan Bella, he?"

"Kenapa kau mengingatkanku lagi padanya?oh sialan kau Jus," umpat Andrew sambil melemparkan bantal ke wajah Justin.

"Haha maaf, kau tidak tau kan bagaimana tingkahmu beberapa hari lalu saat Bella meninggalkanmu?kau seperti remaja yang baru putus cinta," ejekku.

"Ohh shittt! " umpat Andrew.

Kringggkringgg

Terdengar suara telfon yang berasal dari ponselku yang kuletakkan diatas meja ruang tamu. Tampak nomor asing yang tertera di layar ponselku, aku menebak-nebak apakah itu Shelyna.

"Halo."

"Halo apakah benar ini Justin Gray?" terdengar suara seorang wanita yang tak asing bagiku.

"Iya benar, Shelyna?"

"Iya ini aku Shelyn, maaf aku baru menghubungimu sekarang, apakah tawaranmu beberapa hari yang lalu masih berlaku?"

"Sayang sekali aku sudah menyuruh orang lain, kukira kau tidak tertarik," bohongku.

"Yahh begitu ya," jawab Shelyn kecewa.

"Tapi bisa kupertimbangkan lagi, nanti aku akan segera mengabarimu lagi," kataku yang lalu memutuskan sambungan telepon.

*******************

Seperti biasa sepulang dari kantor aku mampir kerumah Joy untuk menjemput Jessica dan Jesslyn. Sebelum kerumah Joy aku memutuskan untuk ke toko donat dahulu, membelikan makanan kesukaan Jessica dan Jesslyn.

"Donat choco caviar, choco chips, strawberry dan green tea nya, semuanya masing-masing dua ya dibawa pulang," kataku kepada petugas kasir di toko itu.

Sesampainya di depan pintu apartemen Joy aku tidak sabar untuk membukanya dan bertemu dengan kedua putriku. Aku mulai membuka knock pintu dan mendapati Jessica dan Jesslyn sedang bermain di ruang keluarga Joy.

"Hai Jessica, Jesslyn dad membawa sesuatu," teriakku.

"Yee daddy sudah pulang," teriak Jessica sambil berlari kearahku dan melompat ke pelukanku.

"Daddy coba lihat gambar Jesslyn bagus tidak?" teriak Jesslyn sambil berlari kecil kearahku dan membawa kertas gambar.

"Mana coba daddy lihat?"

"Ini daddy, bagus tidak bagus tidak?"

"Wahh bagus sekali Jesslyn."

"Daddy tau nggak empat orang yang ada di gambar Jesslyn itu Jessica,Jesslyn,daddy, sama mommy," terang Jesslyn yang lalu membuatku teringat pada Emily.

"Andai mommy masih disini," sahut Jessica.

"Hey kok sedih gitu sih princessnya daddy, dad yakin mommy kalian pasti sudah bahagia di surga sana," kataku berusaha menghibur kedua putriku yang merindukan ibu mereka.

Beautiful NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang