Chapter 4

8.1K 357 1
                                    

POV JUSTIN
Setelah seharian disibukan oleh tumpukan berkas-berkas di kantor, aku memutuskan untuk segera pulang ke apartemenku. Karena hanya dengan melihat senyum dan canda kedua peri kecilku Jesslyn dan Jessica, bisa menghilangkan stres setelah seharian bekerja dikantor.

Sebelum pulang ke apartemen aku menjemput kedua putriku di rumah Joy, kakak perempuan ku. Dia tetap terlihat cantik dan awet muda di usianya yang sudah menginjak kepala empat ini, beruntung sekali aku memiliki kakak perempuan seperti Joy. Karena setiap aku bekerja atau di saat aku sedang ada perjalanan bisnis di luar kota, dialah yang menjaga dan merawat Jesslyn dan Jessica.

Aku mengemudikan mobilku menuju apartemen Joy, sesampainya di apartemen Joy aku menaiki lift. Sesampainya di lantai 3 aku lalu mengetuk pintu bernomor 505. Tak lama kemudian seorang perempuan membukakan pintu untukku.

" Hei Jus, Jesslyn dan Jessica baru saja tertidur kasian kalau dibangunkan. Bagaimana kalau kamu menjemput mereka besok pagi saja?" kata Joy.

Dari raut wajahnya Joy nampak kelelahan, pasti gara-gara ulah Jesslyn dan Jessica yang membuat Joy kerepotan. Kedua anakku ini dapat dibilang sangat aktif, sampai-sampai terkadang aku dibuat kewalahan oleh mereka berdua.

"Baiklah Joy besok pagi saja aku menjemput mereka."

"Kamu tidak masuk dulu minum kopi atau apa? Ada hal penting yang perlu kubicarakan denganmu Jus."

"Apa itu Joy?" tanyaku penasaran.

"Duduk dulu aku buatkan kopi sebentar ya," kata Joy.

"Baiklah Joy," jawabku yang lalu duduk di sofa ruang tamu Joy.

"Begini Jus minggu depan aku harus pindah ke Miami. Suamiku dipindah tugskan disana Jus," kata Joy sambil mengaduk secangkir kopi untukku.

"Aku akan sangat kerepotan Joy bila tidak ada kamu, selama ini kan kamu yang selalu membantu aku merawat anak-anak."

"Sebenarnya aku berat hati untuk pindah Jus, tapi bagaimana lagi aku juga tidak tega kalau suamiku sendirian disana. Segera lah cari calon istri agar ada yang menjaga anak-anakmu dan merawatmu Jus," goda Joy.

"Huh aku tidak mau memikirkan hal itu Joy, fokusku hanya kepada anak-anak dan pekerjaanku," tegasku.

"Terserah kau sajalah. Yang penting kamu segera cari pengasuh anak saja kalau tidak mau cari calon istri."

"Nah masalahnya itu Joy, mencari pengasuh anak tidaklah semudah itu, aku tidak mau anakku diasuh oleh orang yang sembarangan."

"Ini aku ada kontak agen pengasuh anak, siapa tahu kamu ada yang cocok," tawar Joy yang menyodorkan kartu nama.

"Terima kasih Joy, aku pergi dulu ya."

"Hei hei Justin, kau mau kemana?tidak mungkin kau pulang ke apartemennu," tebak Joy.

"Ee..ke club sebentar Joy tadi Andrew yang ajak."

"Kamu tuh ya sudah punya anak dua tidak berubah," omel Joy.

"Ayolah Joy aku bukan anak remaja lagi, aku sudah dewasa. Lagipula aku hanya kumpul dengan teman-teman lama itu saja, kau tenang saja Joy," jawabku meyakinkan Joy.

"Baiklah jaga dirimu baik-baik ingat kamu sudah punya anak dua sudah punya tanggung jawab,jangan berbuat macam-macam."

"Iya Joy aku mengerti, aku pergi dulu ya, jaga anakku baik-baik," kataku sambil mengecup pipi Joy.

******
Walaupun umurku sudah hampir menginjak kepala tiga, lebih tepatnya 27 tahun dan anakku sudah dua, tidak masalah kan bila terkadang aku datang ke club malam, bagaimana pun juga aku tetap butuh hiburan di sela aktivitasku. Yang penting malam ini anakku sudah aman dirumah Joy, jadi aku tidak perlu khawatir.

Malam ini Andrew mengajakku ke Sapphire New York yang terletak di Upper East Side, dan di club ini kelebihannya adalah mereka menampilkan dance striptis.Sebenarnya aku tidak suka yang seperti ini, Andrew lah yang tergila-gila dengan salah satu penari striptis di club ini, dan ia memohon-mohon agar aku mau menemaninya. Aku dan Andrew menyewa sebuah table ketika kami sedang duduk menikmati segelas koktail, aku sengaja memilih yang rendah kadar alkoholnya karena aku tidak mau terlalu mabuk. Kesadaran ku sangat diperlukan dalam rapat direksi besok, tidak terbayang kan kalau aku rapat dengan kondisi mabuk.

Lalu tiba-tiba ada dua orang wanita yang menghampiri aku dan Andrew mereka berdua berpakaian sangat minim dan ketat hingga lekukan tubuhnya menonjol dibalik pakaian yang mereka kenakan. Awalnya mereka mengajak berkenalan lalu mulai menggoda dan sudah kuduga mereka pasti menawarkan diri mereka. Tapi untunglah imanku masih kuat, karena jujur aku tidak begitu suka wanita model seperti ini. Apa mereka bisa menerima kedua putriku? Apa mereka bisa mendidik kedua putriku dengan baik? Sepertinya tidak. Semenjak aku memiliki Jesslyn dan Jessica, mereka berdua lah yang menjadi pengontrol dalam setiap tindakanku sebelum aku melakukan tindakan yang ceroboh, aku sangat bersyukur memiliki mereka. Dan untuk sahabatku Andrew nampaknya dia tidak tergoda dengan kedua wanita itu, nampaknya dia sangat setia menunggu pujaan hatinya Bella tampil. Karena kesal tidak digubris kedua wanita itu pun lantas pergi meninggalkan kami berdua.

"Kau tidak tertarik dengan mereka?" tanyaku pada Andrew.

"Bagiku perempuan yang paling menarik hanyalah Bella, lantas kau?jawab Andrew mantap.

"Hmm terserah kau sajalah, dulu seleraku memang wanita seperti mereka tapi nampaknya sekarang sudah tidak, bisa-bisa mereka memberi contoh yang tidak baik pada anak-anakku."

"Haha iya iya goodfather," canda Andrew.

Musik di tempat ini mulai berdentum kencang seantero ruangan dan para penari striptis itu pun mulai beraksi dengan tarian-tarian panas mereka.

Saat aku hendak berjalan ke arah bartender untuk memesan minuman, tiba-tiba pandanganku tertuju pada seorang pelayan wanita yang berpakaian sexy itu. Bukan karena pakaiannya yang sexy, tapi nampaknya wajah wanita itu familiar kurasa aku pernah bertemu dengannya.Ya aku yakin pasti itu dia walaupun make up tebal itu sudah menutupi wajahnya tapi aku masih bisa mengenalinya, ternyata dia bekerja disini kukira dia wanita baik-baik. Aku memandanginya dari kejauhan, ia terlihat paling cantik dan natural dibandingkan pelayan-pelayan yang lainnya, aku melihatnya mengantarkan pesanan kesana kemari dan selalu memberikan senyuman ramah pada setiap pelanggan walaupun sebenarnya nampak dari raut wajahnya ia sangat kelelahan. Pasti dia banyak diincar pria hidung belang di tempat ini, karena sedari tadi aku melihat banyak pria-pria yang mencoba menggodanya. Nampaknya gadis itu mulai sadar bila ia dari tadi aku pandangi dari sini.

**********
Readers vote dan komennya dong, jangan jadi silent readers huhu. Kasih masukan dan saran buat author. Oh iya itu fotonya Justin Gray ya.

Beautiful NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang