"Daddyyyyyy!" Y/N kecil berlari mendekati pintu begitu mendengar pintu depan terbuka, meninggalkan pengasuhnya yang terpogoh-pogoh mengikutinya keluar.
Terdengar suara kekehan rendah yang familier. Kedua tangan kuat milik orang itu langsung mengangkat Y/N dan memeluknya.
"My sweet little girl... Kau tidak membuat Elena kerepotan kan?"
"No sir, Nona Y/N bertingkah sangat baik hari ini," Elena, pengasuh yang dipekerjakan Severus untuk mengawasimu ketika ia melakukan perannya di Hogwarts menyahut Severus.
"Good girl... Pulanglah, Elena. Terima kasih sudah menjaga putriku, akan kuambil alih dari sini."
"Baik, sir. Sampai jumpa hari Senin, Nona Y/N," Elena pamit undur diri, menyunggingkan senyuman kepadamu yang kau balas dengan kekehan.
"Bubye Elenaaaa!"
"Ada sesuatu yang kau lupakan, princess."
"Oh ya. Thanks Elenaaaa!"
Elena mengangguk dan mengambil tasnya.
"Mr.Snape, Ms.Snape," Elena mengangguk sekali lagi dan pergi dari Spinner's End, meninggalkanmu berdua dengan ayahmu.
-
Sudah 6 tahun berlalu semenjak Battle of Hogwarts. Kedua orang tuamu terbunuh dalam pertempuran itu. Kau selamat, ibumu melindungimu dari para Pelahap Maut dengan tubuhnya. Cahaya kehijauan mendarat di punggung ibumu tepat ketika Severus sampai di rumahmu. Melihat kejadian di depan matanya, ia segera memerintahkan rekan-rekannya untuk pergi dari sana. Ia hendak meninggalkanmu, namun tiba-tiba ia teringat dengan Lily.
Kejadian yang berpola sama.
Lantas, Severus melakukan satu hal yang terbaik yang ia bisa lakukan. Ia menggendongmu, terbang dari rumahmu dan membawamu ke ruangannya. Ia merapalkan mantra pelindung dan sebuah mantra yang menyembunyikanmu dari pandangan siapapun yang masuk ke ruangannya.
Ketika ia hendak mati setelah Nagini menggigitnya, yang ada di pikirannya hanyalah dirimu. Seorang bayi malang yang seharusnya tidak menerima semua kekejaman para Pelahap Maut. Beruntung, Harry Potter dan teman-temannya datang tepat waktu membawa penawar racun. Luna Lovegood tinggal untuk merawat luka Severus dan menunggu waktu yang tepat untuk membawanya ke Hospital Wing atau St.Mungo's.
Severus akhirnya terselamatkan, dan ia memutuskan untuk mengadopsimu. Proses adopsi berjalan dengan cukup rumit, mengingat statusnya sebagai mantan Pelahap Maut. Namun Harry berani bersaksi bahwa Severus yang sekarang bukanlah Severus yang dulu. Setelah berbagai wawancara dan keraguan dari berbagai pihak, kau akhirnya jatuh ke tangan Severus.
-
"Daddy, apakah jadi pergi ke taman bermain?"
"Tentu saja. Pilihlah pakaian yang mau kau pakai hari ini, sepertinya Elena sudah menyiapkan keperluanmu. Cuaca hari ini dingin, pakailah pakaian yang tebal," Severus menurunkanmu dan kau langsung berlari menuju ke kamarmu. Kau memilih baju favoritmu untuk jalan-jalan dengan Severus.
Kau berlari menuruni tangga dan menemukan ayahmu duduk di meja makan, sedang membaca Daily Prophet sembari meminum teh.
"Daddy look! Aku sudah siap, ayooooooooooooooooo," kau merangkak naik menuju pangkuannya dan menyingkirkan Daily Prophet dari tangannya. Severus terkekeh melihat kelakuanmu dan menurunkanmu, mengambil tas berisi keperluanmu dan memberikannya padamu.
"Let's get going, princess. Pegang tangan Daddy dengan erat, begitu sampai jangan langsung lari. Stay close to me, alright?"
Kau menjawabnya dengan memberikan anggukan antusias. Kau menggenggam tangan ayahmu dengan erat dan memejamkan mata. Sepersekian detik kemudian, kalian sudah sampai di sebuah gang gelap. Severus kemudian menggandengmu keluar dan taman bermain sudah berada di depan mata kalian.
Banyak lampu mengelilingi taman bermain. Ayunan, seluncuran, dan lainnya sudah tertutup salju. Namun kau tidak peduli, karena bukan itu tujuanmu pergi ke taman bermain. Ya, tujuanmu kemari adalah untuk bermain salju. Kau menatap ayahmu dengan antusias. Tanpa kau katakan pun Severus sudah tahu apa yang hendak kau katakan.
"Go ahead, hati-hati. Daddy akan duduk di bangku sebelah sini," Severus menggandengmu ke bangku terdekat, meletakkan tas berisi keperluanmu dan mengisyaratkan bahwa kau boleh mulai bermain salju.
"Thank you Daddy!" kau terkekeh, kemudian berlari dan menjatuhkan diri ke gundukan salju di dekat ayunan. Severus menatapmu dengan mata membelalak, takut kau kenapa-kenapa. Tapi apa boleh buat, Y/N ya Y/N, kalau main pasti bodo amat dengan dunia sekitarnya.
Beberapa detik kemudian terdengar suara tertawa milikmu yang menjadi musik bagi telinga Severus. Ia tersenyum melihat dirimu yang asyik membuat snow angel. Kemudian Severus melamun, membayangkan hari di mana kau akan menjalani Sorting Hat Ceremony, menemukan bakat dan minatmu di Hogwarts, lulus dengan predikat apapun itu nantinya. Kau memang bukan anak kandungnya, tapi setidaknya merawatmu adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat hingga detik ini.
Severus tersentak ketika ada sesuatu yang menghantam wajahnya. Ia mengusap wajahnya, kemudian melihat adanya salju di telapak tangannya. Ia menatapmu dengan tajam, tatapan yang ia gunakan ketika ada murid yang menurutnya menyebalkan di kelas ramuan. Kau terdiam, menggigit gusimu. Di belakangmu, bola-bola salju sudah terbentuk tanpa kau sadari. Beberapa detik kemudian, bola-bola salju tersebut menghantam tubuh mungilmu dan kau terjembab ke gundukan salju.
Kalian berdua terdiam untuk beberapa saat. Severus mendadak khawatir, apakah lemparan bola-bola salju itu terlalu kuat bagimu? Seharusnya ia tak menggunakan sihir, tapi kau tadi juga menggunakan sihir. Ia beranjak ketika tidak mendengar suaramu, namun menghela nafas lega ketika akhirnya kau tertawa keras. Kau mendongak, seluruh wajahmu tertutup oleh salju.
"Dadddyyyyy?!?! Not fair! Aku hanya lempar 1, kenapa Daddy lempar banyak sekali???" kau bergegas membuat pasukan bola salju dan mengarahkan mereka pada Severus. Severus lantas tertawa, namun sedetik kemudian ia membuat suara kesakitan dan terjembab ke gundukan salju.
"...Daddy?!" kau berlari mendekatinya, menggoyang-goyangkan lengannya sekuat tenagamu.
"Daddy? I'm sorry, wake up please. I won't do that again, I promise," kau mulai terisak. Tiba-tiba, Severus memelukmu dan menggelitikimu di salju.
"You little- Sekarang siapa yang tidak adil, hm?" Severus tertawa, tak henti-hentinya menggelitikimu.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA stooooooppppp! Geli Daddy!" kau benar-benar berusaha untuk melepaskan diri, namun kekuatan Severus mungkin 6x lipat dari kekuatanmu. Hingga akhirnya ia melepaskanmu ketika kau terbatuk.
"Daddy, ayo buat manusia salju," kau menggandeng Severus ke tengah taman dan mulai membentuk bola salju besar yang akan kau jadikan tubuh dari manusia salju. Severus kembali terkekeh dan membantumu membuat tubuh tengah manusia salju itu. Kemudian, kau menuju ke bangku dan mengambil sebuah wortel dan beberapa bebatuan yang sudah kau kumpulkan di dekat rumah. Severus membuat kepala manusia salju dan membiarkanmu mendekorasinya.
"Siapa namanya, princess?"
"Hmmm... Snowy."
"Snowy?"
"Heem, karena ia terbuat dari salju, Daddy."
"Anak pintar... Sekarang, ucapkan selamat tinggal pada Snowy. Sampaikan bahwa besok kita akan ke sini lagi," Severus membersihkan salju yang menempel di bajumu dan menggendongmu. Kau menguap, melambaikan tanganmu pada Snowy selagi kalian berjalan menjauh.
"Bubye Snowyyy, see you tomorrow!"~
Gak tau kenapa kepikiran buat fluff yang isinya Y/N sama Severus tapi edisi ayah-anak. Maaf baru bisa update. Oh ya, Y/N di sini ceritanya muggleborn ya. Anyways, semangat yang masih UAS! Don't forget to eat, sleep, and hydrate yourselves! xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories (Severus Snape x Reader Oneshots)
FanfictionRandom oneshots, antar cerita tidak bersangkutan kecuali terdapat keterangan. Semua karakter dan latar dari Wizarding World adalah milik J.K.Rowling, except (Y/N), of course