2

1 0 0
                                    



Aku mengerutkan alis ku ketika mendengar alarm berbunyi, meregangkan tubuhku sebentar sebelum bangun dan mematikan alarm.

Dalam keadaan setengah sadar ini aku bangun dan keluar dari kamar untuk berjalan menuju dapur seperti biasanya. Dan seperti biasanya juga aku melihat omma membuat sarapan untuk kami.

"Sudah bangun?" kata ibuku ketika mendengar suaraku yang menyeret sandal ketika berjalan

Tanpa perlu memastikan siapa itu, aku yakin ibuku sudah tahu, bukan karena sudah terlalu hafal dengan cara masing masing dari kami berjalan, tapi lebih kepada hanya aku satu satunya yang akan bangun paling awal daripada 2 pria lainnya yang tinggal di rumah ini.

Tanpa menjawab pertanyaan ibu, aku hanya berjalan mendekatinya dan memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalaku ke pundaknya dengan mudah karena sekarang tinggikunya hampir sama, bahkan aku sekarang sedikit lebih tinggi. Sekarang aku buka lagi anak kecil. Aku sudah berada di tahun terakhir SMP

"ibu masak apa? Kenapa baunya manis?" tanyaku yang masih bersandar tanpa membuka mata

"Tidak ada yang manis disini"

"Oh ya, lalu darimana asalnya?" aku mengendus secara berlebihan sambil terus menutup mata "ah... itu ternyata bau ibu" kataku sambil nyengir

Aku mendengar omma tertawa mendengus seperti mencela leluconku, tapi aku tahu bahwa ibu menyukainya "sana cuci tangan jika kau ingin membantu"

"Ok, kapten" jawabku sambil pergi untuk mencuci tangan.

Inilah pagiku, aku akan bangun awal, membantu ibu membuat sarapan, dan terkadang akan membangunkan ayah atau Hyunshik, dan kemudian baru berangkat sekolah.

Ketika sarapan sudah hampir selesai, ibu menyuruhku untuk pergi. "Kau sana mandi dan siap siap, sekalian cek adikmu" kata ibu ketika makanan sudah hampir setengah jadi.

Inilah keseharian pagiku, aku menyukai nya, dan aku tidak ingin merubahnya. 


--

FAMILY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang