Aku menangkap bola basket yang Hyungshik lemparkan padaku yang sedang duduk dengan ngos ngosan di pinggir lapangan.
"Begitu saja hyung sudah capek?" katanya sambil ikut duduk di sebelahku dan minum air dari botol yang kami bawa.
"Jangan banyak bicara jika masih kalah skor denganku. Tenagamu tidak sebaik keahlianmu" kataku menyebut kemenanganku
Kami diam dan udara dipenuhi dengan suara nafas kami berdua yang masih ngos ngosan. Kali ini benar benar menguras tenagaku. Inilah alasan kenapa aku tidak pernah mengiyakan ajakan main basket anak anak di sekolah. Aku sudah terlalu lelah hanya menanggapi Hyungshik saja.
Beginilah kami menghabiskan waktu bersama, atau lebih tepatnya beginilah caraku mengawasi dan mengetahui kesibukannya. Biasanya kami akan bermain basket 3 sampai 4 kali dalam seminggu. Dan dalam waktu itu aku akan bertanya kesibukannya dan setidaknya menghabiskan waktu luangnya setelah sekolah dengan melakukan apa yang aku tahu.
"Hyung cepat berdiri, sebentar lagi makan malam. Aku perluh membantu mama menyiapkan makan malam" katanya sambil berdiri
"Hyung tidak berdiri?" katanya lagi ketika melihat aku hanya diam melihatnya tanpa berniat untuk berdiri
"Kau lupa? Mereka sedang keluar untuk makan malam"
Aku melihat dia tertegun sebentar sebelum kembali duduk dan merebahkan tubuhnya di sampingku sambil menghembuskan nafas "kalau begitu, aku akan istirahat sebentar lagi" katanya sambil menutup matanya, benar benar tidak peduli dimana dia sekarang.
Aku hanya melihatnya dan membiarkannya saja, ini juga bukan pertama kali dan dia juga sudah bukan anak kecil yang perlu diurus terlalu berlebihan. Tugasku sekarang hanya mengawasinya bukan menjaganya seperti saat dia kecil. Jadi aku mengabaikannya dan bermain dengan ponselku untuk mengisi waktu luang. Melihat lihat ulasan pada unggahanku kemarin malam sebelum tidur.
Ketika aku tidak menyadari sekarang sudah jam 9 malam, sudah satu jam aku membiarkannya tidur. Jadi aku berdiri dan menendangnya dengan ringan untuk membangunkannya
"Bangun, sudah waktunya untuk pulang" kataku dan segera berjalan ketika melihatnya membuka mata
"Jam berapa sekarang?" tanyanya yang masih berada diposisi yang sama
"Sembilan, waktunya makan malam" kataku tanpa menoleh dan menghentikan langkahku
"Apa yang kita makan?" tanyanya ketika dia sudah berada di sampingku
"Itu terserah mu, kau yang akan masak. Aku apapun ok" kataku sambil mendorong gerbang rumahku. Sejujurnya lokasi lapangan dengan tempat tinggal kami sangat dekat, itulah salah satu alsan aku tidak bisa menolak hyungshik ketika mengajak bermain basket.
"Kau tidak akan membantuku lagi?"
"Seperti yang kau tahu, tenagaku tidak seperti dirimu dan lagi keahlianku di dapur lebih buruk daripada keahlianmu bermain bola. jadi kuserahkan padamu, aku akan mandi dulu" kataku sambil melambai dan meninggalkannya untuk naik ke kamarku
Ada saat saat seperti ini, ketika orang tuaku menghabiskan waktu berkualitas berdua dan hanya meninggalkan kami yang harus mengurusi makan sendiri, atau lebih tepatnya Hyungshik yang selalu mengurusnya.
Dan disaat saat seperti ini, orang tuaku tidak akan pulang jika jam belum menunjukkan pukul 11 malam lewat.
Sejujurnya aku tahu bahwa ayahku yang selalu merencanakan hal hal seperti ini. Ibuku tidak pernah memiliki sifat romantis seperti itu, tapi di depan kami ayah selalu seakan akan yang mengabulkan permintaan ibu bukan sebaliknya.
Aku tahu dengan pasi alasanya, seperti diriku, gengsi ayahku terlalu tinggi untuk mengakui hal hal seperti itu. itu cukup memalukan tapi aku bisa mengerti
--
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY?
RomanceIni cerita tentang keluargaku, dimana semuanya sempurna pada awalnya. Tapi aku menyadari bahwa ada seseorang yang berusaha membuatnya sempurna di belakang layar, dan aku tidak pernah menyadari usahanya sebelumya. Kami tidak pernah menyadarinya Dan s...