03 ~ Pindah

89 20 14
                                    

Banyakin komen dong~

❄️

Tiga bulan kemudian...

Helcia menatap toko yang kini tengah beralih pemilik itu berat. Ia sebenarnya tak tega harus menjual toko yang telah menjadi sumber penghasilan keluarganya kurang lebih 20 tahun ini. Tapi mau bagaimana lagi, dua bulan belakangan toko mulai sepi. Seakan kepergian di pemilik menjadi pertanda hilangnya gairah toko.

Lama berdiri disana, Helcia memutuskan untuk kembali ke rumah. Ia sudah memutuskan akan pindah keluar kota. Beberapa hari lalu temannya yang dulu menawarkan sebuah pekerjaan di luar kota kembali menelfon Helcia.

Namanya Manda, teman SMA Helcia. Wanita itu menanyakan kabar Helcia tempo hari dan bertanya apa Helcia masih mau mengambil pekerjaan itu.

Dan setelah menimbang-nimbang, akhirnya Helcia memutuskan untuk mencobanya. Hasil dari penjualan toko akan ia gunakan sebagai ongkos dan uang untuk tempat tinggalnya disana nanti. Dan untuk rumah, Helcia memutuskan untuk menyewakannya. Dan untungnya orangtua Aldi cukup membantu dan kemarin keluarga yang akan menyewa rumah telah datang melihat-lihat keadaan rumah. Bahkan mereka sudah memberikan uang muka.

Koper-koper telah dibereskan, tak banyak yang Helcia bawa. Sisanya ia akan titipkan di gudang kediaman keluarga Aldi.

❄️

"Cia pamit, om, tante." Ucap Helcia yang kini sudah diambang gerbang stasiun.

Andin memeluk Helcia sayang, "Baik-baik disana ya sayang. Kalau ada apa-apa atau perlu sesuatu, jangan sungkan untuk telfon."

Helcia mengangguk, "makasih tante, om, udah jaga Cia."

"Kak, jangan putus kontak ya. Nomor Aldi nggak bakal ganti kok," ucap Aldi.

Helcia tersenyum sambil mengangguk kecil. "Pasti," balasnya.

❄️

Helcia menatap kearah jendela, dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya Helcia mencoba memejamkan mata. Berharap gerbong kereta yang kini ia tumpangi sudah sampai saat ia membuka mata nantinya. Ini kali pertama Helcia berperjalanan sendirian menggunakan kereta api. Sebelumnya, sang ibu selalu ikut serta menemani.

❄️

Helcia menarik kopernya meninggalkan stasiun. Ia akan menginap di hotel sebelum ia mendapat tempat untuk tinggal.

Helcia sibuk dengan handphonenya, mencoba menghubungi Manda untuk memberitahu wanita itu bahwa dirinya sudah berada didepan stasiun.

"Halo, Man gue udah di depan stasiun nih."

"Oh, oke gue kesana."

"Hm."

Tuttt...

Helcia melirik sekeliling, dan melihat sebuah cafe tak jauh dari stasiun. Helcia pun memutuskan untuk menunggu Manda disana.

.
.
.

Helcia menyesap minuman yang baru tersaji dan kembali fokus dengan handphonenya. Ia tengah mereservasi hotel.

Citt...

Pintu cafe terbuka, menampakkan Manda dengan hijab pasmina yang membalut kepalanya. Terlihat sangat cantik, hingga Helcia dibuat terpukau.

"Hai," sapanya.

Helcia berdiri dan memeluk teman lamanya itu. "Lama nggak jumpa, lo tetap cantik seperti biasanya ya." Ucap Helcia.

"Bisa aja," Manda balas memeluk.

KRYOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang