Helcia terbangun dan merasa sakit pada kepala bagian belakangnya.
Beberapa detik kemudian, ia tersadar akan sesuatu yang telah terjadi malam tadi.
Terkejut melihat dirinya yang kini tengah berada di kamar, lebih tepatnya diatas tempat tidur.
"Hah? hanya mimpi?"
Helcia menggeleng-geleng aneh, jika memang itu hanya mimpi namun kenapa begitu nyata?
"Anjirr, udah jam tujuh." Buru-buru Helcia bangkit dari tempat tidur dan langsung menyambar handuk yang digantung dibelakang pintu.
Berjalan keluar dengan lumayan terburu-buru. Hingga dibuat kaget plus takut saat tiba-tiba saja seorang pria muncul dari ruang belakang.
Mata Helcia membulat menatap pria itu. "Heh, lo siapa!"
Pria berkulit pucat itu lantas menatap Helcia dengan tatapan tak terbaca. Membuat Helcia tambah takut.
"Lo s-ssiapa! Kenapa lo bisa ada disini!"
Pria itu mendekat, Helcia was-was dan memilih mundur beberapa langkah.
"Kamu tidak papa?"
Gemetar, itulah yang saat ini tubuh Helcia alami.
"Apa kepalamu sakit?" Tanya pria itu lagi.
"Mundur atau gue teriak," ancam Helcia.
"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Apa kau lupa kejadian malam tadi."
"Kejadian?" Mata Helcia membulat sempurna. Tangannya memeluk tubuhnya sendiri. "L-loo..."
"Jangan berfikir macam-macam. Aku hanya menggendong mu ke tempat tidur. Hanya itu," belanya.
Helcia masih terdiam, masih menatap nyalang pria itu.
"Akan ku luruskan, pertama aku ingin berterimakasih karena telah membantuku keluar. Dan maaf, karena hal itu kamu sempat jatuh pingsan."
"Wait..." Helcia berfikir sejenak. Mencoba mencerna apa yang pria itu katakan.
Lagi-lagi mata Helcia membola, "Jadi... Itu bukan mimpi?"
"Apa kepalamu sakit? Mungkin sebelumnya sempat terbentur."
Helcia memegangi kepala bagian belakangnya. "Lumayan, tapi... Kok bisa--"
"Ceritanya panjang," balas pria itu yang kemudian mengambil posisi duduk di kursi ruang tamu.
Gaya duduknya benar-benar berbeda dengan orang pada umumnya. Duduk tegap dengan kaki yang disilang. Tapi tunggu, pakaian yang pria itu kenakan Helcia pernah melihatnya. Tapi ia lupa dimana.
"Apa kamu pernah mendengar krionika?"
Helcia menggeleng.
"Nggak, kayanya berhubungan sama biologi. Sayangnya, gue anak IPS bukan IPA."Terlihat pria itu menghela nafas. "Mari," ajaknya.
"Kemana?"
Tak menjawab, pria tadi berjalan menuju ruang belakang. Karena penasaran, Helcia memilih mengikutinya.
Pria tadi memasuki kamar belakang dan berjalan menuju lemari.
"Apa ini? ruang rahasia?"
"Bisa dibilang seperti itu. Namun dipergunakan sebagai lab oleh profesor Lee."
"Profesor Lee? Siapa itu?"
Tak menjawab, pria itu malah membuka pintu lemari. "Ayo, saya tunjukkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KRYOS
Science FictionWARNING 🔥 "Ini begitu berat, apa aku perlu berhenti saja?" ~Helcia Start : 08 Desember 2021