06 ~ Pfttt...

41 9 17
                                    




Kryos terusik saat cahaya lampu menelusup masuk mengenai netranya. Ia perlahan membuka mata dan menelisik ruangan tempat ia berada kini.

Tubuhnya terasa lemah, deruan angin terus menerpa wajahnya. Itu berasal dari benda yang ada didepan lemari. Benda yang terus berputar menghasilkan angin yang menyejukkan.

Pintu terbuka, tampak Helcia disana dengan baskom yang ia bawa. Gadis itu sedikit terlonjak kanget melihat Kryos yang tengah menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

"Hufhh, akhirnya lo bangun juga."

Kryos terlihat berusaha untuk bangkit dari posisi baringnya, Helcia yang melihat itu hendak datang membantu namun ia urungkan.

Helcia meletakkan baskom yang ia bawa diatas nakas, lalu mengambil alih termometer yang ia simpan sebelumnya di sana.

"Apa itu?" Kryos mengelak saat Helcia hendak menempelkan benda itu pada telinganya.

"Termometer," jawab Helcia lalu kembali melanjutkan niat awalnya.

"Kenapa bentuknya seperti itu?"

"Sudah dimodifikasi, ini versi yang terbaru." Helcia dibuat menghela nafas saat suhu yang ditampilkan sebesar 21°.  "Setidaknya sedikit lebih rendah dari sebelumnya."

"Memang sebelumnya berapa?"

"29 derajat. Segitu saja lo udah kepanasan, gimana kalau ke suhu normal manusia. Mungkin lo bisa mati kepanasan."

Helcia menyimpan termometer diatas nakas, mengambil alih handuk yang terendam didalam baskom. Memerasnya sedikit untuk mengurangi kadar air pada handuk.

"Makanan hampir tiba, tadi aku sudah memesan beberapa." Helcia meletakkan handuk tadi pada kening Kryos.

"Apa seterusnya lo bakal gini? Apa nggak ada jalan agar suhu tubuh lo kembali normal?"

"Ada, tapi hanya Profesor Lee yang tahu."

"Tapi beliau sudah tiada, bagaimana--"

Kryos bangkit dari posisi baringnya. "Mungkin saja profesor menyimpan catatan lain di lab nya."

"Tunggu, maksudmu diruang bawah?"

Kryos mengangguk.

"Jika memang ada, apa kau bisa membuatnya? Bukankah itu hanya bisa dilakukan oleh ahli?"

"Untuk itu aku bisa mencari orang bukan?"

"Siapa? Di jaman sekarang, memang lo bisa dapatin yang lo mau. Tapi harus dibarengi dengan uang yang banyak, mana ada orang yang rela melakukan tanpa ada imbalan."

Kryos terdiam, ia kemudian bangkit pergi. Tak menghiraukan panggilan dari Helcia atas dirinya.

Sejak beberapa menit lalu, Kryos masih berusaha mencari sesuatu yang mungkin merupakan informasi penting. Bagaimana dengan Helcia? Gadis itu tak muncul sedari tadi.

Pintu terbuka membuat Kryos menoleh. "Makanannya sudah sampai, makan dulu nanti cari lagi." Ucap Helcia lalu pergi.

Kryos langsung menyanggupi, tapi fokusnya tertutup pada dinding sebelah pintu. Kenapa warnanya terlihat sedikit berbeda.

Kryos datang menghampiri, meraba dinding kayu itu hingga.

Klekk...

Dinding bergeser, Kryos mengambil senter yang sebelumnya ia letakkan di atas meja.

Ia mengarahkan cahaya senter pada ruangan tadi dan dibuat terkejut kala mendapati kerangka yang tertutup oleh pakaian lab tergeletak di lantai.

"Profesor, maaf saya terlambat."

KRYOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang