Di senja yang tak terlalu cerah, manik emerald itu masih menatap hampa anak-anak yang tengah berlatih di lapangan dekat rumah sakitnya. Hatinya terasa tak tenang, setelah Gaara menolak untuk melakukan berhubungan lebih dengannya hari itu.
Perasaan hatinya setiap waktu terus saja gelisah karena ia tak bisa membaca gelagat Gaara. Ia sangat khawatir pria itu melakukan rencana lain atau berbuat hal gila seperti kemarin.
Tiba-tiba saat ia akan menutup jendela ruangannya, Sakura seketika mengernyit saat melihat gerombolan orang di jalan utama desa. Entah ada apa hingga jalan itu terlihat lebih ramai dari sebelumnya.
Brak!
"Sakura-san! Rokudaime hokage," Teriak seorang perawat yang tiba-tiba membuka ruangannya dengan kencang.
Sakura pun segera mendekat padanya dengan tatapan penuh tanya, "Ada apa dengan Kakashi-sensei?"
"Beliau menjadi tersangka utama penyerangan Kazekage Gaara,"
"Apa! Bagaimana bisa?"
"Anda lihat saja sendiri Sakura-san, para anbu kazekage akan membawanya ke Suna untuk diadili,"
Tanpa banyak berfikir Sakura pun melepas jas putihnya dan langsung berlari menuju gerbang desa secepat mungkin. Gerombolan warga yang mencoba menahan atau sekedar ingin tahu benar-benar mempersulitnya untuk mendekati Kakashi.
Setelah cukup lama bersusah payah menerobos jalan, akhirnya ia bisa berdiri di barisan terdepan para warga. Ia semakin terbelalak tak percaya melihat Kakashi di ikat dengan borgol chakra tingkat tinggi, tak hanya itu sebuah segel kertas untuk mengunci chakranya juga terlihat jelas pada belakang lehernya.
"Sensei!" Teriak sang gadis musim semi yang seketika menghentikan langkah mereka.
Saat ia berlari mendekat, dua orang anbu segera mencabut dan menyilangkan katana yang mereka bawa, "Anda tidak boleh mendekat Sakura-sama. Ini perintah dari Kazekage-sama,"
Sakura semakin bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Ini bukanlah rencana yang ia bicarakan dengan Gaara saat itu. Seharusnya mereka berdebat di kantor bukannya mempermalukan Kakashi di hadapan warga seperti ini.
"Mundurlah Sakura, aku tidak apa-apa. Masalah ini akan segera selesai," Ucap sang pria perak dengan senyum konyolnya seperti biasa.
Sakura yang tahu senyuman itu hanya sebuah topeng pun, kini menatapnya dengan kesal. Tanpa banyak bicara ia maju, memegang kedua katana itu hingga tangannya mengucurkan darah segar yang membuat anbu Suna itu panik bukan main dan langsung mundur.
Seorang anbu lain yang memegang rantai chakranya, terlihat sedikit gemetar saat Sakura berjalan semakin dekat dengan tatapan yang begitu tajam.
"Lepaskan dia, shannaro,"
"Tapi ..."
"Di sini aku yang berkuasa memerintah kalian. Jadi lepaskan dia sebelum kau ku terbangkan ke Suna,"
"N ... Nee. Nee Sakura-sama," Ucapnya yang seketika memudarkan cahaya dari rantai chakra itu.
Kakashi yang sudah kehilangan tenaga karena chakranya tersegel pun seketika berlutut dan hampir terjatuh jika Sakura tak segera memeluknya, "Kalian benar-benar keterlaluan!" Teriaknya sembari melepas segel itu.
"Perlakuan kami tidak seberapa dengan apa yang ia lakukan Sakura," Ucap Kankuro yang perlahan keluar dari barisan para anbu, "Dia hanya kehilangan chakra, bukan hampir kehilangan nyawa seperti adikku,"
"Apa maksudmu Kankuro, jika kau ingin menuduh Kakas ...."
"Dia menyerang Gaara beberapa hari yang lalu, lihatlah kunai yang kami temukan di ruang kerja Gaara," Ucapnya sembari melemparkan kunai berwarna biru yang hanya di miliki klan Hatake padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatake or Sabaku { REVISI }
FanfictionDesas-desus pencurian batu suci dari sebuah kuil kuno yang di iringi kabar keretakan para petinggi desa yang kini terdengar oleh Sakura, membuatnya mengerti kenapa sifat juga sikap Gaara berubah akhir-akhir ini. Seseorang yang begitu Sakura percaya...