Epilog

628 36 8
                                    

Pendaran cahaya rembulan yang berkilau indah, pada redupnya malam. Kini mulai merangkak masuk pada salah satu jendela sel, menyinari paras sang pria perak yang terlihat semakin kacau.

Di lantai marmer yang dingin, ia terduduk dengan kepala tertunduk. Air matanya beberapakali menitik pada foto sang gadis musim semi yang selalu ia genggam, setelah kembali dari medan perang itu.

Walau hukum menyatakannya tak bersalah, tetap saja Kakashi bersikeras mengurung dirinya sendiri di sel sebagai bentuk penebusan dosanya.

Itachi yang menggantikan posisinya sementara waktu pun hanya bisa pasrah dengan keinginannya. Karena ia begitu mengerti dalam kondisinya sekarang, Kakashi bisa saja melalukan sesuatu yang nekat jika keinginannya tak di turuti.

Demi menjaga kesehatan fisik juga mentalnya, Itachi sengaja tak memperketat pengamanan pada penjara itu. Ia juga tak mengizinkan para anbu berjaga atau mengawasinya, bahkan pintu sel itu tidak pernah terkunci karena ia tak mau mengambil resiko besar yang bisa berakibat buruk untuk beberapa pihak.

Saat pria perak itu tengah hanyut dalam lamunannya. Hembusan angin yang menghantarkan aroma bunga yang begitu manis nan harum tiba-tiba berhembus di sekitarnya dan membuatnya seketika tersadar. Dengan cepat ia menggulirkan tatapannya ke segala arah, karena ia sangat yakin aroma harum unik itu berasal dari tubuh sang gadis musim semi.

"Sensei ..." Panggilan halus itu tiba-tiba menggema pada fikiran juga hatinya, hingga membuat bulu kuduk pria itu berdiri.

Dengan cukup keras ia menepuk-nepuk pipinya, agar tersadar dari halusinasinya. Jatungnya kini terpacu semakin kencang saat merasakan chakra seseorang yang cukup kuat mendekati selnya.

Baru saja ia mengambil kunainya, sekelebat bayangan putih tiba-tiba melewati selnya hingga ia tersentak kaget dan jatuh terduduk di sana. Saat harum aroma bunga itu kembali menguar Kakashi pun segera berdiri dengan susah payah karena kini tubuhnya benar-benar terasa lemas, karena tidak makan dan istirahat dengan benar selama hampir dua bulan ini.

"Kashi ..." Panggilan lembut itu kembali menyentak relung hatinya. Ia yang sudah tak sanggup menahan rasa penasarannya pun segera berjalan keluar dari sel untuk mencari tahu sumber suara juga aroma harum bunga itu.

Manik sehitam malamnya kini terbeliak, saat melihat ada banyak kunang-kunang berwarna merah muda yang begitu terang menyinari lorong sel yang seperti labirin itu. Saat ia maju beberapa langkah, para serangga itu mulai berjejer di langit-langit lorong, seperti menunjukan sebuah arah.

Saat Kakashi hampir tiba di pintu keluar penjara, langkahnya seketika terhenti begitu melihat sebuah kain putih yang begitu panjang tadi terseret ke sisi kiri. Mengarah pada lorong rahasia menuju taman musim semi di dekat gedung hokage.

Perasaannya semakin tidak karuan begitu mengikuti arah yang di tujukan kain putih itu. Jantungnya kembali berdegup kencang saat menyentuh pintu kayu penghubung lorong penjara juga taman itu. Keraguan kembali menghinggapi hatinya saat mendengar suara derap langkah kaki di balik pintu itu.

Saat ia sudah memutuskan akan kembali ke sel nya, aroma harum bunga yang begitu manis tiba-tiba kembali menguar kuat di sekitarnya dan membuatnya kembali tertarik untuk mencari tahu lebih dalam sumber aroma harum itu.

Kakashi seketika menyipitkan matanya saat pendaran cahaya asing yang begitu menyilaukan mengenainya ketika membuka pintu itu. Saat cahaya itu mulai redup manik onyx nya kembali terbelalak melihat pemandangan yang begitu indah di hadapannya.

Kakashi seketika di buat kebingungan saat memasuki taman berwarna-warni itu. Ia kini sangat yakin jika taman ini bukanlah taman musim semi yang di bangun oleh Tsunade.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hatake or Sabaku { REVISI }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang