Mencari Tikus

17.5K 216 10
                                    


*seerrrrrrrrr seeerrrrrrrr....

Asiong sedang kencing kala itu, tiba-tiba listrik padam. Karena takut di dalam kamar mandi yang gelap dan sempit, Asiong pun segera keluar mencari bapak kos.

"Pak... pak, mati listrik pak, ada lilin ga?" Mengandalkan remang cahaya bulan dari jendela Asiong berkeliling mencari pemilik kos.

"Ini pake senter."

"WAHHHHH!!!"

"Ape lu jerit-jerit gw bukan hantu!"

"Se-senternya bapak jangan di arahin di muka bapak juga kali pak..." Ucap Asiong, sudah bosan dengan selera humor si bapak kos.

"Halah e-lu badan doang berotot, tinggi tapi penakut." Timpal bapak kos.

*kresek kresekk
tiba-tiba suara aneh datang dari dapur.

"Wah, Buset! apa itu pak?" Seru Asiong

"Tikus.... masa lu ga tau dari kemarin-kemarin uda ada tuh tikus."

"Ya ampun, gue kira hantu pak..."

"Hushh! asal ngomong lu, ga ada hantu di sini. Lagi pula dari pada takut hantu, mending lu bantu gw nangkep tuh tikus."

"Lah... gelap gini gimana caranya?"

"Justru karena gelap tikus nya keliaran, kalo terang dia berondok di selokan, dah bantu gw pokoknya, lu duluan sonoh."

Asiong dengan berat hati pun beranjak duluan ke arah dapur, Asiong mulai mencoba menyenter sudut-sudut dapur.

"Kolong Siong, lu senterin coba kolong meja." Perintah pak kos.

Asiong pun menungging untuk menerangi kolong meja.

Tiba tiba dari belakang Asiong pak kos menjerit.

"Jangan gerak!"

"Kenapa pak? Bikin kaget aja."

"Tuh tikus ada di celana lu!"

"Hah? Beneran pak? Tangkap pak! Tangkap!"

"Ge-gede... lu diem ya, gw coba tangkap."

Pak kos dengan pelan mendekatkan tangan nya ke arah tikus hitam yang menggelantung di antara kaki Asiong, lalu *GREPPP di genggam nya tikus itu erat-erat!

"WAAAAAAKKHHHHH!!!!"
Jerit Asiong saat pak kos menekan si tikus.

"Gw dapet! Sini lu tikus gw buang lu ke luar!"

Saat pak kos hendak mau menarik si tikus, tikus tersebut tak mau lepas, Asiong hanya bisa menjerit-jerit saat tikus besar tersebut di
tarik-tarik.

"Aahhh pak... i-iituu, AHHH..."
Asiong lanjut menjerit dan merintih lemah.

"Gile... makin gede pula tikus nya, botak lagi! Ga ade bulu nya gw pegang."

Pak kos coba menarik-narik, bahkan menggoncang-goncangkan si tikus supaya bisa lepas dari celana Asiong, pikir nya.

"Lu jangan takut Siong, bentar lagi pasti lepas tuh tikus dari celana lu!"

Asiong hanya bisa menjerit-jerit, tak mampu berkata-kata, sampai badannya terus kelojotan dari tadi.
"AHhh..AHHHKKK.. UHHKK. AHHhh."
'Ketakutan pasti nih si Asiong, kasian.' Pikir pak kos dalam hati mengasihani Asiong yang dari tadi heboh sampai paha putih nya yang kekar gemetaran.

"Busettt! makin licin tikus nya! Lu jangan gerak-gerak terus Siong, tikus nya jadi ikut gerak juga!"

Pak kos pantang menyerah, ia berusaha melawan si tikus gede yang ada di tangan nya itu, walau makin licin pak kos tetap mencoba menahan tikus itu di genggaman nya, tanpa merasa geli sedikit pun.

Tak lama kemudian suara jeritan Asiong menjadi lebih keras dari tadi.

"UAAAHHHHHHHHHHH..."

nafas nya juga makin berat, pak kos merasakan badan tinggi Asiong kejang-kejang berkali-kali, pada saat itu ia juga merasakan tangan nya basah tersemprot lendiran kental yang hangat berkali-kali.

Tepat pada waktu tersebut, listrik kembali hidup, dapur pun kembali terang.

Dan di saat itu pak kos melihat ke arah tikus besar yang ia genggam, dan apa yang ia lihat sungguh mengejutkan. Rupanya selama ini yang ia genggam bukanlah tikus, melainkan kontol hitam milik Asiong yang menyempil keluar dari sela resleting celana nya, yang rupanya lupa ia tutup kembali saat ia kencing tadi.

"WAAAAAAHHKK!" kali ini pak kos yang menjerit trauma, melihat kedua tangan nya berlumuran begitu banyak sperma.

Pak kos pun langsung lari terbirit-birit ke WC untuk cuci tangan. Sedangkan Asiong terkulai lemas kelelahan di atas lantai dapur, dengan kontolnya yang masih tegang dan berkedut-kedut meneteskan sisah sperma dari pelernya.

Dan si tikus berkeliaran dengan santai melewati Asiong.

Ada-Ada SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang