Obat Herbal

11.5K 145 2
                                    

Pada hari itu, bapak Jamed sedang menunggu antrean di sebuah toko herbal, toko herbal itu menjual racikan mereka sendiri, yang di sesuaikan dengan keluhan pelanggan.

Di saat menunggu antrean, pak Jamed bertemu dengan tetangganya, yaitu koh Joni. Setelah berbasa-basi mereka berdua pun menjelaskan alasan mereka ke toko tersebut.

Pak Jamed karena alasan kurang gairah saat berhubungan, serta syahwatnya yang cepat lemas. Sedangkan koh Joni datang karena nyeri otot yang tak kunjung sembuh, setelah cedera saat melakukan angkat beban di gym.

Perawakan mereka berdua, tentu saja sangat berbeda, sebab pak Jamed sudah tua. Kalau koh Joni tetangganya itu masih muda, tinggi dan berbadan tegap.

Akhirnya giliran pak Jamed untuk mengambil obat, semua obat herbal dari toko itu berupa bubuk seduh, lalu bubuk itu di bungkus dengan kemasan yang sama, serta di masukan ke dalam plastik yang sama untuk semua pelanggannya.

Setelah pak Jamed membayar, sekarang giliran koh Joni yang membeli di kasir. Karena tahu koh Joni tetangganya itu datang dengan jasa ojol, pak Jamed berbaik hati menawarkan tumpangan kepada koh Joni, mereka berdua pun pulang bersama.

Setelah sampai di depan rumah mereka yang bersebelahan, koh Joni pun pamit. Sebelum pamit tadi koh Joni hampir lupa dengan obatnya dari toko herbal, yang di gantung bersamaan dengan milik pak Jamed di motor, untung saja pak Jamed mengingatkan koh Joni.

Pada malam harinya setelah mengonsumsi obat Hebal tersebut, pak Jamed merasa kecewa, sebab tidak ada perbedaan sama sekali, hubungan intimnya dengan isteri masih saja tidak memuaskan. Dan pada malam yang sama, Pak jamed mendengar suara aneh dari tetangganya, yakni suara rintihan seorang pria. Tidak salah lagi, pasti itu koh Joni yang tinggal sendirian di sebelahnya.

"Uuhh... aahhhh.... uhhkk..." (desahan koh joni yang terdengar sekilas dari balik tembok)
Wah ngapain tuh kokoh? Pikir pak jamed yang tahu kalau pria lajang itu tinggal sendirian. Ngeloco pasti... tapi masa seribut itu? Pak Jamed hanya geleng-geleng membayangkan apa yang di lakukan koh Joni malam-malam begini.

Dan semenjak malam itu, hampir setiap malam dalam beberapa hari ini, pak Jamed selalu mendengar suara koh Joni mengerang keras saat ngeloco,
"Uhh... hahhh... aahhh..."
bahkan dari halaman belakang dekat dengan jendela kamar koh Joni, pak Jamed dapat sekaligus mendengar suara berdecak dari kontol koh Joni yang di kocok dengan cepat.
*pleb pleb pleb pleb pleb...
kira-kira begitu suaranya, pak Jamed hanya bisa heran dengan tetangganya itu, makin hari makin beringas saja kelakuannya, gerutu pak Jamed.

Setelah beberapa hari berlalu, kini keanehan bukan hanya suara rintihan koh Joni saat tiap malam saja, tapi kali ini hampir setiap hari koh Joni terlambat bangun untuk pergi kerja, ia selalu buru-buru keluar menuju motornya, dan yang paling kentara dari penampilannya yang acak-acakan, adalah denjolan kontolnya koh Joni dari celananya, yang selalu menunjukan ia sedang ngaceng tiap pagi! Lagi-lagi pak Jamed geleng-geleng melihat tetangganya yang berbadan sado itu.

Seolah-olah yang disaksikan pak Jamed masih belum cukup, hal yang lebih mencengangkan juga di saksikan pak Jamed.
Hari itu hari minggu, pak jamed sedang ngobrol dengan koh Joni yang sedang mencuci motornya, kala itu kokoh itu mengenakan celana boxer saja, dengan kaos singlet. Tiba-tiba di tengah-tengah obrolan, dapat pak Jamed lihat kontol koko itu menegang, bukan hanya itu saja, kontol itu terselip keluar dari sela celana pendeknya, sehingga dapat dilihat oleh pak Jamed dengan jelas sekali, kontol itu besar! serta berkulup, putih seperti kulit badannya, dengan palkon kemerah-jambuan.

Pak Jamed sampai terdiam, namun bukannya malu dengan dirinya, koh Joni malah tetap lanjut mencuci motornya sambil mengocok-ngocok kontolnya seolah-olah tiba-tiba ia kehilangan akal, dengan wajah meringis seperti sudah sangat tidak tahan lagi bila tidak segera onani pada saat itu juga.

Berani-beraninya pria mudah ini melakukan hal begini di depannya, pikir pak Jamed. Ia merasa takut dan heran dengan koh Joni, tidak sadarkah dia kalau ia bahkan sedang berada di halaman rumahnya, yang juga bisa di lihat oleh orang yang sedang lewat?

Apa gerangan yang terjadi dengan kokoh itu? Pikir pak Jamed keheranan. Mengapa koh Joni itu semakin beringas dan liar, semenjak kepulangannya bersama pak Jamed dari toko herbal, Hanya kebetulan saja, atau adakah hubungannya?

Tentu saja pak Jamed tidak bisa berhenti merenungkannya, sebab tingkah koh Joni seolah-olah semakin parah, di malam seninnya, koh Joni datang ke rumah pak Jamed untuk minta maaf soal hari minggu kemarin, tapi tiba-tiba di tengah-tengah permintaan maaf, koh Joni melepas celananya pula, dan ia pamerkan paha putih gempalnya, kemudian ia lucuti sempaknya dan, *TUING! Kontol putihnya yang tau-tau sudah ngaceng, terpental keluar dari celana dalamnya yang di tarik turun olehnya dengan cepat.

Isteri pak Jamed sampai menjerit-jerit saat membawa nampan minuman masuk, untung saja gelas yang di pakai adalah gelas plastik. Namun walau isteri pak Jamed sudah menjerit takut begitu, koh Joni tetap tidak berhenti melanjutkan aksinya. (sebetulnya isteri pak Jamed setengah pura-pura takut, sebab bukannya beranjak pergi, ia malah terus melihat tingkah koh Joni dengan lekat-lekat.)

"Aaahh... uhhhh... aaahhh..."
Desah Koh Joni disaat tetap lanjut mengocok-ngocok kontolnya, ia bahkan berdiri di atas sofa ruang tamu pak Jamed, dengan pinggul terus di maju-mundurkan selagi tangan mengocok kontol gedenya, wajah tampannya bercucuran keringat, matanya bahkan mulai merem-melek dan kemudian ejakulasi pun menerjang. Koh Herry yang sudah kelojotan pun, menyemburkan banyak sekali spermanya yang kental kemana-mana, mengotori ruang tamu pak Jamed.
*crot crot crooottt crottt...

Setelah kejadian malam itu, koh Joni bukan hanya coli di depan pak Jamed saja, ia juga mulai coli di depan tetangga lainnya, koh Joni juga bahkan coli di depan kurir yang datang, atau bahkan coli di depan penjual bakso keliling. Pokoknya dimana-mana ia menunjukan adegan pornonya.

Sekarang koh Joni bahkan kemana-mana bertelanjang bulat seperti orang gila, ia memamerkan badannya yang tegap dan berotot itu, bersamaan dengan kontolnya yang selalu ngaceng meneteskan precum. Pokoknya dimanapun itu koh Herry berada, disana ia akan bugil dan mulai onani!

Sampai suatu hari, koh Joni pun di tangkap oleh polisi, ia di laporkan oleh para tetangga karena sudah meresahkan. Kejadian penangkapan tersebut di tonton oleh keramaian, dengan kondisi bugil, koh Joni di seret keluar oleh polisi, dengan kedua tangan di belakang punggung yang sudah di borgol, polisi dengan galak menyeret koh Joni dengan menarik kontolnya yang panjang itu. Koh Joni sampai mengerang-ngerang saat ditarik kemaluannya, ntah karena enak atau sakit.

Setelah di usut, rupanya koh Joni selama ini mengonsumsi obat kuat berupa racikan herbal, dengan dosis yang tinggi setiap harinya. Sesuai dari pengakuan koh Joni, obat yang ia beli seharusnya untuk menyembuhkan cedera otot, oleh karena itu ia mengonsumsi obat itu untuk nyeri otot, bukan untuk hal asusila, ia mengaku kalau tindakan exhibitionist dilakukan dirinya tanpa kesadaran penuh.

Setelah beberapa kali melakukan test laboratorium, koh Joni pun akhirnya terbukti tidak bersalah, dan kemudian toko herbal tersebut pun di tutup oleh pihak berwenang, di karenakan obat racikan yang mereka buat, mengandung perangsang libido yang terlalu berlebihan untuk tubuh manusia.

Mendengar kabar itu, Pak Jamed tersadar, rupanya di saat mengantar koh Joni pulang pada hari saat membeli obat herbal, dengan tidak sengaja kedua obat herbal mereka pasti tertukar. Walau merasa bersalah karena bisa dibilang koh Joni sempat gila pamer kontol gara-gara dirinya, pak Jamed juga merasa sangat bersyukur, sebab bila saja obat itu tidak tertukar, bisa-bisa yang ada di posisi koh Joni itu adalah dirinya.

Ada-Ada SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang