Kemalingan

3.6K 78 6
                                    

'Aku harus segera mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak! Penagih dari pinjol sudah mulai menyebarkan fotoku di sosial media. Sial! Mengapa aku bodoh sekali, meminjam uang sebanyak itu hanya untuk membeli Skin dari game online. Awalnya aku pikir aku bisa membayar utang itu dengan mengikuti turnamen, tapi kemampuanku rupanya masih cupu di bandingkan dengan mereka yang sudah professional.'

Gandi, adalah seorang pecandu game online. Dia sedang di landa rasa putus asah karena tak mampu membayar Pinjaman online. Sekarang mereka mulai mempermalukan dirinya, teman-teman, dan keluarga bahkan di kejar-kejar oleh agensi Pinjol ini. Ayah Gandi sampai murka ketika tahu akan apa yang telah di lakukan oleh Gandi.

"Kamu berhenti kuliah, dan tidak mau kerja, gara-gara game online! Sekarang berani-beraninya kamu minjam uang? Dasar ga tahu diri! Kamu pikir bapak bakal bantu? Tidak. Selama kamu masih belum mampu untuk membayar pinjaman itu, kamu jangan pulang ke rumah!"

Baju-baju Gandi di lempar keluar oleh ayahnya, di bawah terik matahari yang panas ini, Gandi luntang-lantung, tak tahu harus melakukan apa. Sekarang dia sedang beristirahat di dalam minimarket. Dia sengaja berlama-lama disana, berpura-pura sedang berpikir untuk membeli, pedahal dia hanya numpang AC. Karena berjam-jam dia berada disana, karyawan minimarket pun terus memerhatikan dirinya, membuat Gandi merasa gelisah, dirinya mulai merasa malu.

Tepat di saat dia akan segera beranjak keluar, seorang pria berjalan masuk. Sosok pria itu membuat dirinya tak jadi pergi, dia berputar membalikkan badan, lalu memperhatikan pria itu dengan diam-diam dari sela-sela rak produk. Dari wajahnya, sudah sangat jelas pria ini berketurunan Tionghoa. Gandi bisa melihat bentuk matanya yang sipit dari balik bingkai kacamata pria itu. Dia sedang menarik uang dari mesin ATM, lumayan banyak. Otak Gandi pun mulai berputar, apalagi di saat dia melihat cincin nikah pada jari pria itu, terlihat sangat mahal.

Dari umurnya, Gandi memperkirakan pria itu mungkin sudah berumur 30 tahun lebih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari umurnya, Gandi memperkirakan pria itu mungkin sudah berumur 30 tahun lebih. Perawakannya cakep, bukan hanya tegap, tapi juga bertubuh lumayan sado, dan tinggi. Selain itu, dia juga putih, bersih, tanpa noda... pokoknya dari fisiknya, chindo satu ini tipikal suami yang idaman sekali. Karena pria ini datang dengan jalan kaki, Gandi pun terus mengikutinya. Sepertinya dia tidak tinggal jauh dari minimarket ini, dengan jantung berdegup kencang, Gandi pun terus mengikuti.

Benar saja, chindo ganteng tadi tinggal dekat minimarket. Rumahnya lumayan besar, tidak bertingkat. Gandi pun terus memperhatikan rumah itu dari seberang jalan. Pria itu sudah memiliki dua orang anak, masih kecil, mungkin TK, dan seorang balita. Hati Gandi pun terenyuh, haruskah dia melakukan hal nekat terhadap keluarga itu? Sejujurnya Gandi tidak ingin melukai siapa pun, dia juga ketakutan setengah mati memikirkan dirinya harus melakukan tindakan kriminal. Tapi, kondisinya sudah sangat buntu, dan Gandi yang bodoh ini tidak tahu harus berbuat apa.

'Cukup hanya dengan cincinnya saja, seharusnya harga cincin emas, dengan hiasan berlian itu, akan sanggup melunasi utangku. Jadi, hanya cincinnya saja, aku tak boleh sampai melukai siapapun. Demi wifi rumah, agar aku bisa bermain game lagi. Dasar Bapak! Mengapa dia harus mengusirku segala, lihat... sekarang aku harus menjadi maling gara-gara dia.'

Ada-Ada SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang