Prologue
Dari satu alamat ke alamat lainnya, lalu bertemu dengan berbagai macam tipe orang yang akan menerima, atau mengambil paket yang kamu antar adalah pekerjaan seorang kurir.
Benda apa yang ada di dalam paket itu kamu tidak benar-benar tahu, apalagi kalau deskripsi benda yang di antar tidak tercantum.
Bahkan yang tercantum pun belum tentu sesuai, tapi lucunya banyak sekali pembeli menyalahkan kurir ketika paket yang sampai tidak sesuai. Masalah yang lebih rumit gara-gara ini itu adalah ketika pembeli memilih pembayaran di tempat, mereka menolak untuk membayar, pedahal pengembalian dana bisa dilakukan melalui aplikasi belanja masing-masing setelahnya.
Alhasil siapa yang kena getahnya? Yaitu Kurir.
Oleh karena masalah-masalah itu, sekarang beberapa aplikasi belanja online telah menyediakan service cek dahulu sebelum membayar. Opsi ini agar produk bisa langsung dikembalikan bila memang tidak sesuai.
Mempermudah proses pengembalian, serta mencegah kurir harus menjadi kambing hitamnya waktu pengantaran. Karena sebelum service itu ada, pembeli tetap harus membayar dulu, yang dimana uang diserahkan kepada kurir.
Metode baru itu sangat membantu, tapi tidak kali ini. Terutama bagi Benny, mengapa? Karena benda yang dia beli merupakan barang yang bersifat sangat privasi, tapi sekarang seorang Kurir malah ngotot agar dia memeriksa paketnya sekarang, di depan si Abang Kurir.
Benny tidak berniat untuk memilih metode bayar di tempat, namun karena pembelian sebelumnya dia memilih metode itu, maka tanpa sadar kali ini dia menyelesaikan pemesanan dengan metode itu.
Sekarang inilah yang terjadi.
8 menit sebelumnya:
Tono, seorang kurir yang harus mengantarkan sebuah paket di sebuah rumah kecil di dalam sebuah komplek perumahan. Rumah itu model rumah tumbuh, istilah yang populer sekarang ini demi menjual tempat tinggal murah. Tipe properti yang biasanya halamannya luas, dan bangunan rumah super kecil, yang dimana bisa di perlebar sendiri bagi pemilik bila berniat melakukan renovasi nantinya.
Banyak anak muda yang menyicil rumah tumbuh ini karena harganya yang relatif jauh lebih murah, bila di bandingkan dengan properti rumah lainnya. Apalagi sekarang anak muda lebih mengerti tentang pentingnya personal space, jadi demi itu sekecil apapun rumahnya, yang penting ada personal space dulu. Alasan itulah mengapa Benny membeli rumah ini, demi bisa tinggal sendiri.
Tono sudah menunggu cukup lama, dia juga bahkan sudah mencoba menelepon nomor telepon penerima, tapi masih belum diangkat. Di mana si penerima ini? Tono mulai menggerutu.
Setelah mengetuk dan memanggil cukup lama, sekitar beberapa menit. Barulah si pemilik rumah datang menghampiri pintu depan, rupanya si pemilik rumah alias Benny sedang mandi tadi. Seorang Kokoh-kokoh, ganteng dan putih dengan tubuh khas orang yang hobby fitness, atletis dan padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada-Ada Saja
General Fiction•Only on Wattpad! Kumpulan cerita pria chindo dengan unsur erotis, serta sedikit humoris, dengan alur yang ringan dan segar. 'One shot!' - (Untuk 18+ mohon di baca dengan kebijaksanaan.) - Selalu ingat condom/praktek seks yang aman. (Cerita hanya f...