Ketigapuluhdua ( END)

316 38 2
                                    

(11/12)

# Author POV

" Kretttttt... "

Pintu ruangan dibuka pelan oleh selfi hingga menghasilkan suara pintu yg lumayan besar tapi walaupun besar, suara itu tak mengganggu penghuni ruangan.

Perlahan tapi pasti kaki selfi mulai melangkah masuk. 

Tiba-tiba sepintas rasa terbesit di dalam hati selfi yg membuat selfi makin ragu untuk melangkah masuk lebih cepat.

" Perasaan apa ini?? " Batin selfi bertanya-tanya

Cukup lama selfi terdiam di tempat memikirkan rasa yg tiba-tiba timbul dihati nya hingga akhirnya ia kembali melangkah mendekati sebuah brankar yg tertutup dgn tirai-tirai berwarna putih mengelilinginya hingga jika ingin melihat orang yg terbaring di brankar tersebut harus melewati tirai-tirai itu.

Ragu?
Yah itu lah yg dirasakan selfi setelah melihat tirai-tirai yang bergelantungan dihadapan nya.

Jujur saja, perasaan nya kini campur aduk . Rasa yg tadi tiba-tiba muncul masih belum pergi dan membuat selfi makin gelisah.

" Plis selfi kontrol suasana hati mu " Batin selfi

Lagi-lagi selfi menghentikan langkah nya dan terdiam mematung.

" Ayolah selfi, ada apa dgn diri lo? " Batin selfi

Selfi menahan tangisnya, jujur saja ia takut dgn rasa yg tiba-tiba muncul dihati nya. Ia takut rasa itu suatu pertanda tidak baik.

Dengan hembusan nafas panjang, selfi menepis segala hal-hal buruk yg ada di otak nya dan mulai kembali melangkah menuju brankar yg tertutup tirai tersebut.

" Emm apa gw panggil aunty aja ya? " Batin selfi

Selfi berpikir sejenak.

" Eh gausah deh gw langsung aja, ntr telat lagi meeting gw " Batin selfi

Oke baiklah lagi-lagi kaki selfi mengayun kakinya pelan mendekati tirai itu, kini sudah tampak segala macam atribut yg digunakan oleh rumah sakit.

Rumah sakit?
Yah selfi sedang berada di rumah sakit untuk menjenguk seseorang bersama aunty nya. Eh bukan dia yg menjenguk, lebih tepat nya aunty nya yg memaksa agar dia ikut menjenguk.

Seiring dgn dekatnya selfi ke brankar, terdengar suara alat rumah sakit yg membuat selfi keringat dingin.

" Tittttttt... Tittttttt... Tittttttt "

Sungguh selfi sangat-sangat trauma mendengar bunyi alat tersebut.

" Tidak, jgn lagi " Batin selfi sambil membalikkan tubuhnya memunggungi tirai tersebut.

" Tittttttt tittttttt tittttttt tittttttt "

Bunyi itu terdengar semakin cepat, hingga membuat selfi ambruk ke lantai.

Ingin sekali dia berteriak, tapi dia sadar ia masih dirumah sakit dan tepatnya di ruangan khusus.

Air mata mulai bercucuran di kedua pipi tembem nya.

" S-selfi takut " Batin selfi sambil terisak

Cukup lama bahkan sangat lama ia menangis dalam diam menyesuaikan rasa trauma nya.

Hingga ia mulai berniat melawan rasa trauma nya dan kembali berdiri mendekati brankar yg ditutupi tirai-tirai.

Kini tepat di depannya tirai-tirai putih tersebut. Setelah hembusan nafas ketiga kalinya, akhirnya selfi berani mengangkat tangan untuk menyibak tirai-tirai itu dan melihat siapa yg terbaring di brankar.

MOODBOOSTER ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang