04🌜Kamu Bilang, Amanku Ada Di Tanganmu

62 19 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bulanku, Cantikku.

Mau itu preman, murid-murid sekolah, abang tukang becak, sunder bolong, kuntilanak, abang jago, banteng, upin ipin dan lain-lain. Kalau mereka gangguin kamu, langsung telpon aku.

Mungkin aku akan telat datang, tapi setidaknya kamu slalu aman ketika di genggamanku.



•••




Dulu, Bulan pernah merasakan bagaimana menderitanya menjadi korban bully. Itu terjadi saat SD, Bulan sampai nggak punya teman dan di pindah sekolah oleh si Papa.

Namanya juga masih SD, penindasan yang teman-teman sekolahnya lakukan pada Bulan juga tak begitu kejam. Tapi karena mereka masih kecil, di takut-takutin dengan kalimat 'jangan pulang kesorean, nanti diculik kalong wewe' aja takutnya bukan main, apalagi ketika diejek dengan keroyokan.

Untungnya habis pindah sekolah, Bulan jadi punya banyak teman dan tak lagi mendapatkan penindasan hingga masuk SMA sekarang.

Tapi tiba-tiba hari ini Bulan di seret kakak kelas masuk ke dalam toilet yang di dekat gudang, toilet yang jarang ada murid-murid memakainya dan sudah pasti sangat kotor.

Semula awalnya karena Bulan nggak sengaja menemukan kertas berisi contekan, Bulan nggak tau lah itu punya siapa dan langsung membuangnya. Tapi sialnya yang punya datang dan mereka kakak kelas.

Tadinya cuma mau di omelin doang, tapi bel masuk bunyi dan beruntungnya ada Guru yang langsung membubarkan. Tapi kesialan datang pada Bulan ketika istirahat tiba, entah tau dari mana para kakak kelas itu mengetahui nama Bulan sehingga bisa mendatanginya ke kelas dan menyeretnya sampai ke toilet ini.

Untungnya sih Bulan nggak dapat kekerasan fisik, Bulan hanya dipaksa masuk ke dalam toilet menyeramkan sekaligus super kotor dan bau itu saja. Tapi tetap saja, ini namanya penindasan juga.

Ingat dulu kecil pernah dikucilkan, Bulan hanya bisa berdiri di ujung toilet sambil menangis tanpa suara, matanya melirik sana sini dengan perasaan takut. Hatinya terus membacakan do'a-do'a sebisanya takut tiba-tiba nanti ada setan muncul depan mata kan, sesekali juga Bulan memanggil nama Juni untuk segera menolongnya keluar dari toilet ini.

"Juni, kamu dimana........." lirih Bulan sambil mengigit kuku ibu jarinya gelisah, dia takut kalau sampai nggak ada orang sama sekali yang akan menolongnya.

Entah Juni mendengarnya atau gimana, suara teriakannya bersama teman-temannya memanggil Bulan membuat cewek itu menangis lebih keras dan maju untuk menggedor-gedor pintu toilet agar Juni dan teman-temannya lebih mudah menemukannya.

"BULAN? LO DISINI?!" teriak Satrio---salah satu teman Juni--sambil membalas gedoran Bulan di pintu toilet, Bulan mengangguk-angguk sambil terus menangis.

Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang