Domani

7.4K 636 96
                                    

Moreo menggenggam erat pergelangan tangan Aiden seraya terus memanggil nama kekasihnya dengan lirih. Berharap Aiden yang lembut cepat kembali.

"Aiden aku takut, aku mohon kembali." Ujar Moreo dengan terisak pelan.

Mobil itu terus melaju dengan cepat, bahkan suara klason mulai berbunyi kala mobil yang di kendarai oleh Aiden begitu ugal-ugalan.

"Aiden!"

Bola mata Aiden perlahan sayu, dengan cepat mengubah kecepatannya menjadi lebih pelan. Melihat berubahan dari kekasihnya membuat Moreo menoleh "Den?"

"Moreo?" Aiden segera menempikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian dia melihat Moreo yang sedang mengusa pipinya dan mengucapkan puji syukur.

Moreo menatap Aiden dengan cepat memeluk tubuh besar itu. "Akhirnya kamu kembali, aku takut."

Aiden membalas memeluknya, dia mengusap rambut ikal itu dengan lembut "Maafin aku." Lirihnya.

Aiden menatap jendela dengan menerawang, dia tidak bisa terus membiarkan Alter egonya menguasinya, dia tidak ingin melihat Moreo ketakutan karena ulahnya, dia juga tidak ingin Moreo teriksa karena dirinya. Dia harus melawannya sampai Alter egonya itu menghilang.

"Besok, aku mau ke psikiater mau nanyain gimana caranya buat ngilangin Alter ego. Kamu mau nemenin aku?" Tanya Aiden seraya melepaskan pelukannya.

Moreo mengangguk cepat "Aku pasti temenin kamu." Jawabnya dengan mengecup pelan bibir kering itu.

Aiden membalas untuk menciumnya dan melumatnya. Mengisap bibir bawah Moreo, menelusupkan lidah itu untuk menyapa lidah sang bawah. Keduanya kembali beradu lidah, saling memanggut dan mengelusnya dengan lembut. Nafas Moreo mulai terasa sesak akibat ciuman Aiden yang menuntut. Dia menjauhkan wajahnya seraya memejamkan matanya. Mencoba menetralisir peningnya.

"Kita ke apart Megan lagi ya, sekalian kamu minta maaf sama Ardhan."

"Minta maaf kenapa?" Aiden mengusap saliva yang berada di bibir Moreo dengan lembut.

"Tadi kamu bentak dia, terus Megan ga terima Ardhan di bentak sama kamu. Kamu juga minta maaf sama Megan."

Aiden mengela nafasnya, dia mengusap wajahnya dengan lelah. "Alter ego sialan." Desisnya.

Moreo mengusap rambut belakang Aiden mencoba menenangkannya.

***

Ke empat manusia ini sedang termerenung di ruang tamu Megan. Mereka masih tidak percaya dan tidak menyangka dengan kejadian yang di alaminya beberapa menit yang lalu. Ke empat otak itu menanyakan hal yang sama.

Aiden kenapa?

"Apart lo angker ya Gan?" Tanya Ares tiba-tiba.

"Ga kok, selama gue di tinggal disini sama Ardhan ga ada kejadian aneh-aneh."

"Iya ga ada." Ujar Ardhan dengan takut.

"Tapi kan lo ga tau setannya ada apa ga." Antates kembali menakuti-nakuti.

Ardhan berdiri dari duduknya dan segera pindah di samping Megan yang bersandar dibadan sofa, sang dominan tertawa pelan. Tangan besarnya merangkul pinggang itu dari belakang.

"Gue takut, tinggal sendirian kalo lo pulang." Ardhan menoleh ke sampinganya dengan memelas.

"Ga ada hantu, jangan di dengerin."

"Ih geblek." Laskar memukul kepala Ares "Jangan digituin, emangnya lo tau ada hantu apa ganya di disini."

Antares menoleh kesampingnya, dia menyender di dada bidang Laskar "Gue aja pernah liat di apartemen gue, ada pocong."

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐀𝐌𝐈𝐃𝐒𝐓 𝐂𝐇𝐀𝐎𝐒 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang