Balas Dendam (Ending)

6.9K 622 144
                                    

Langit senja telah berganti menjadi gelap yang di penuhi bintang. Megan dan Cristie selesai makan dengan suapan terakhir dari dessert yang lezat.

Ardhan dan Bryan kembali menghampiri mereka. Dengan cekatan, tangan itu segera mengambil piring kotor dan di taruhnya di nampan troli.

"Saya harap kalian menyukai hidangan dan pelayanan dari Cafe Domani." Bryan sedikit membungkuk dan di ikuti oleh Ardhan.

Megan melipatkan sebelah kakinya, bola mata hitamnya menatap Ardhan yang sepertinya tidak ingin menatapnya.

"Gue mau ngasih tips buat pelayanan disini. Sesuai janji. Sini Ardhan."

Megan memberi tanda dengan jarinya untuk Ardhan mendekatinya. Ardhan memincingkan matanya, curiga. Namun dia tetap mendekati Megan.

Tangan yang besar itu terulur untuk menarik cepat tangan Ardhan supaya lebih dekat dengannya. Lelaki tampan itu mendongkak dan tersenyum lembut "Aku transfer ya."

Ardhan berjengit. Astaga, dia seperti sugar baby yang sedang melayani sugar daddynya. Dengan wajah yang cemberut, Ardhan mengangguk.

Megan tersenyum lebar, benar-benar gemas dengan Ardhan.

Suara ponsel membuat kedua sejoli itu menoleh kearah Bryan dan Cristie. Gadis cantik itu menatap Kakaknya.

"Kita di suruh balik."

Bryan mengangguk. "Kakek pulang dari Amerika."

Cristie mengeluh, dia menatap Megan dengan sedih "Gue ga mau pulang." Tangan mungilnya mulai merangkul Megan dengan manja.

Megan terdiam, dia jengah sekali dengan Cristie tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Harus menjalankan dulu misi dendamnya.

"Lo bisa ga telpon ke Papi, kalo lo sama gue mau jalan-jalan malem di Jakarta." Mohonnya pada Megan.

"Ga bisa gitulah Crist." Sambar Bryan.

"Lo tau sendiri sifat Kakek gimana, dia bisa marah besar sama kita dan yang kena bukan cuma kita tapi Papi sama Mami." Lanjutnya dengan suara yang kesal.

Cristie membanting gelas itu dengan kesal, wajahnya sungguh terlihat emosi memandang Kakaknya. Tidak ada yang mengerti perasaannya, berduaan dengan Megan itu hal terlangka apalagi lelaki tampan itu yang mengajaknya lebih dulu untuk berkencan.

Ardhan tersentak dia sedikit membulatkan matanya ketika melihat Cristie yang lagi-lagi melemparkan gelas.

"Cristie!"

Tidak di dengar, gadis cantik itu terus membuat kekacauan.

Megan mengela nafas pelan, dengan lembut di tariknya bahu mungil itu untuk menghadapnya. "Hey, look at me. Lo pulang ya, kasian Kakek lo jauh-jauh dari Amerika pengen ketemu kalian."

"Tapi kencan kita?"

Megan mengejapkan matanya "Nanti... kalo ada waktu kita kencan lagi."

"Janji ya?"

Megan hanya menggangguk pelan.

Cristie segera memeluk Megan, dan mengecup pipi itu dengan lembut "Gue pulang ya, lo hati-hati di jalan. Kalo lo udah sampe Bandung tolong kabarin gue oke?"

"Cepet Cristie." Bryan memaksa Cristie untuk mengikutinya, dan gadis itu terpaksa mengikuti Kakaknya, namun bola matanya menatap sinis kepada Ardhan.

Ardhan memperhatikan punggung Cristie yang mulai menjauh dengan kesal "Najis." Gumamnya namun itu dapat di dengar oleh Megan.

Megan tersentak, baru kali ini mendengar Ardhan mengumpat pada Cristie.

"Cemburu?"

Ardhan kaget ketika Megan berbisik tepat di telinganya.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐀𝐌𝐈𝐃𝐒𝐓 𝐂𝐇𝐀𝐎𝐒 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang