Udara dingin yang menggigit di bulan Desember. Salju sudah mulai berjatuhan sejak dua pekan lalu. Di bulan ini, di mana orang-orang bersuka-cita merayakan natal yang dinanti-nanti selama setahun. Aroma kue jahe menyebar luas ke penjuru desa dari jendela dapur warga desa. Bau wangi kue jahe itu sangat khas tetapi entah mengapa kali ini baunya sedikit berbeda. Soobin mengerutkan hidungnya. Benar seperti dugaannya, ini bau gosong dari arah dapur.
Bergegas dia menuju dapur dan mendapati kakak perempuannya yang terlihat panik, mengeluarkan kue jahe dari dalam pemanggang. Kue jahe yang harusnya berwarna coklat dihias lucu, sekarang berubah hitam seperti arang. Bentuknya bahkan mirip sekali dengan arang. Dia berpikir kembali, kakaknya itu aslinya ingin membakar dapur atau membuatkan kue natal, sih?
Sudah ada dua toples berukuran sedang di ujung meja makan yang berisi kue jahe. Itu juga buatan kakaknya kemarin. Entah apa yang kakaknya pikirkan untuk membuat kue jahe ini lagi?
Soobin mengamati wajah sedih kakaknya. Dia terlihat sekali putus asa, seperti orang yang ingin memberikan hadiah ke seseorang yang spesial di hari natal dan malah mengacaukannya. Tapi, untuk siapa kakaknya akan memberikan kue jahe ini, dan laki-laki mana yang berhasil meluluhkan hati putri salju ini. Karena yang Soobin perhatikan, kakaknya itu tidak pernah atau hampir dua puluh tujuh tahun ini dia belum menjalin hubungan dengan pria mana pun. Padahal dia itu sangat cantik.
"Kak Arin mau membakar rumah ya?" Arin yang mendengarnya langsung melayangkan tatapan penuh kesal kepada Soobin.
Soobin hanya tertawa menanggapinya. Dia lebih memilih untuk meraih toples berisi kue jahe yang sudah jadi untuk dimakan. Rasanya persis seperti punya ibu. Arin memang mewarisi semua tentang ibu, bahkan kecantikannya melebihi cantiknya ibu - walau mereka mirip. Soobin berpikir jika ibunya saja cantik maka bagaimana dengan ayah? Dia bahkan tidak pernah mendengarkan cerita apa-apa mengenai sosok ayahnya - hanya ciri-ciri yang ibu ceritakan. Bahkan kakaknya pun tidak pernah bertemu dengan ayah.
Itu mengapa, dia dan Arin sering dirundung, karena ayah mereka yang tidak pernah terlihat sejak mereka lahir. Bahkan keduanya dikucilkan oleh warga desa karena dianggap anak hasil kesalahan. Padahal ibunya memiliki dokumen pernikahan asli dari negara yang mana, pernikahan mereka berdua sudah sah. Bahkan sebelum Arin ada.
Soobin pernah mendapatkan sebuah cerita singkat dari ibunya mengenai ayahnya. Bagaimana sosok ayah dan ciri-cirinya. Kata ibu, dirinya sangat mewarisi wajah ayahnya. Memiliki rambut pirang dan mata biru terang yang indah. Arin hanya mendapatkan warna matanya, sedangkan rambutnya, dia mewarisi milik ibu yang berwarna hitam. Tapi sudah dipastikan bahwa kakaknya itu memang sangatlah cantik.
Orang-orang dari negara ini tidak ada yang memiliki ciri-ciri seperti itu - hanya ayahnya yang entah berasa dari mana yang punya rambut pirang dan mata biru. Keluarga mereka adalah pendatang baru, ketika Soobin bayi. Ayahnya sudah tidak bersama mereka. Arin bilang kalau ayah harus bekerja jauh dari negeri ini, sehingga mereka tidak bisa bertemu.
Jika itu alasan utamanya, bukankah dia seharusnya bisa meluangkan waktunya - setidaknya hanya setahun sekali untuk menjenguk keluarganya? Ibu bilang negeri ayah bekerja sangat jauh dari sini, butuh berbulan-bulan untuk sampai ke sana. Soobin pernah dengar jika tidak salah, nama negeri ayah berada ada di Todoland. Dia pernah mencaritahu kebenaran negeri itu dan memiliki rencana pergi mencari ayah. Tetapi nihil. Dia tidak menemukan Todoland dipeta dunia. Dengan berat hati, Soobin hanya bisa memendam rasa penasarannya.
Hal yang membuat Soobin semakin bingung, setiap malam natal, di bawah pohon natal yang mereka hias di ruang keluarga pasti akan penuh kado pada pagi harinya. Semuanya berisi kado dari ayah. Benar ayah. Dia akan selalu hadir dalam natal di saat mereka tertidur pulas. Soobin jadi berpikir, apakah malam natal nanti ayah akan datang berkunjung ke rumah dan memberikan kado lagi?
Benaknya berkecamuk hingga tak sadar dia hanya menggenggam kue jahenya. Kunyahannya berhenti. Arin yang melihat adiknya melamun, menjentik dahi Soobin hingga dia mengaduh. Lamunannya buyar digantikan tatapan kesal kepada Arin. Kakaknya hanya berkacak pinggang, melayangkan tatapan yang sama seperti adiknya.
"Aku berbicara panjang lebar dari tadi tidak kamu dengarkan?"
Soobin tersenyum bodoh. Dia terlalu larut dalam pikiranya sendiri, sehingga tidak mendengarkan apa yang kakaknya bicarakan tadi.
"Sebenarnya kamu memikirkan apa, sih?" Tanya Arin penasaran.
Gadis itu menarik kursi di depan Soobin, menyangga dagunya dengan telapak tangan memberikan atensi lebih ke sang adik. Dia sungguh penasaran, jalan pikir adiknya itu kadang susah ditebak. Itu mengapa dia sangat ingin mendengarkan isi pikiran si bungsu.
"Bukan apa-apa. Aku cuma penasaran saja. Apakah ayah nanti akan pulang dan memberikan kado lagi di bawah pohon natal kita atau tidak kali ini. Hanya saja, aku penasaran mengapa dia tidak pernah ada di pagi natal. Hanya itu," jelas Soobin.
Arin mengangguk paham. Dia juga berpikir demikian. Tetapi kita tidak pernah bisa menebak.
"Aku dulu pernah mencoba bertahan hingga pagi, tapi, entah bagaimana aku jatuh tidur di kasurku. Padahal aku duduk di meja kerjaku sambil menyelesaikan pekerjaanku." Arin yakin sekali jika dia itu tidak tidur. Dia masih ingat betul bagaimana dia pusing memikirkan revisi untuk artikel koran yang akan terbit.
Soobin juga pernah. Dia kira dulu santa datang memberikan hadiah di malam natal. Namun, semenjak dia beranjak besar dan bisa membaca tulisan. Dia jadi tahu jika kado itu dari ayah mereka yang tidak pernah dia temui. Malam itu Soobin duduk di balkon kamarnya dan membaca tumpukan buku baru. Tapi saat tengah malam, dia tidak sadar dan pagi harinya dia sudah di atas kasur empuknya. Jika ini kasus pembunuhan dengan pelaku pencahat kelas kakap mungkin akan menjadi bagian dari cerita Serlock Holmes. Tetapi, di sini dia akan menjadi Serlock Holmes yang memecahkan teori malam natalnya sendiri.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue
🌲🌲🌲
Halo, salam kenal semuanya. Aku Kina. Ini adalah cerita keduaku setelah satu cerita yang sempet aku unpublish. Semoga kalian suka dengan cerita ini....😉
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Fairy Tales - [Yeonbin] | Friendship Story
FantasySetiap malam natal, dibawah pohon natal rumahnya selalu dipenuhi oleh hadiah. Kado-kado itu memiliki secarik kartu ucapan yang berasal dari ayahnya. Sosok yang tidak pernah Soobin lihat seumur hidupnya. Hingga pada malam natal tepat diusianya mengin...