Azzazzil yang mendengar pertanyaanku barusan tertawa. Sangat mengerikan, melihat tengkorak hidup tertawa. Ditambah suaranya yang menggema.
"Jangankan hal itu, asal-usulku saja aku tidak ingat, apalagi memikirkan hal tidak penting itu. Sudahlah, aku rasa pengorbanan yang telah kulakukan adalah hal terakhir yang bisa kulakukan."
"Pengorbanan apa?" tanyaku spontan.
"Aku berhasil menciptakan sihir. Sebuah sistem yang mengatur dan menganalisis kemampuan makhluk di dunia ini. Hal itu bisa kau lihat pada kotak pesan yang ada di depanmu. Bagaimana? Keren bukan?"
Maksudnya sebuah pesan melayang, yang seperti sihir Statistik milik para Dragon? Bukankah itu peniruan?
"Jadi, hal ini bukan karena skill dari ras Dragon, begitu? Lalu bagaimana dengan mereka-para ras Dragon?"
"Tentu sihir buatanku ini telah memberikan keistimewaan lain. Yaitu, mereka bisa menyembunyikan status mereka. Mungkin bahkan, jika berkembang pesat, mereka bisa saja mengatur statistik sesuka mereka."
Lagi-lagi, Azzazzil tertawa.
"Anda suka sekali tertawa?"
Seketika tawa Azzazzil pun sirna dan berubah menjadi sebuah senyuman.
"Selagi menciptakan sihir sistem itu, aku akhirnya bisa merasakan emosi. Sebuah perasaan yang tidak bisa kurasakan sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Aku benar-benar bahagia, hingga ingin membuat banyak ekspresi dan berbagai macam emosi."
Ah, aku tak mengerti maksudnya. Namun, ya sudahlah. Paling tidaknya aku mengetahui hal-hal penting. Itu mungkin bisa jadi modalku setelah keluar dari sini. Tapi tunggu, sepertinya pertarungan sebenarnya akan dimulai, iya kan?
Masih ada Azzazzil di lantai satu, dan kemudian aku baru bisa keluar dari Labirin ini.
"Oh iya, jika kau menghancurkan segel yang mengurung Labirin ini. Berarti kau sudah siap akan konsekuensinya."
"Apa konsekuensinya?"
"Hm? Bukannya tidak seru jika aku beritahu? Walaupun sebentar lagi kita berpisah, tapi aku masih bisa memantau apa saja yang kau lakukan."
"Maksudmu?"
"Karena kau penerusku, jadi jiwa kita menjadi satu. Namun, hal ini berbeda dengan Altermu. Dia tercipta darimu sendiri, sedangkan aku adalah makhluk lain yang menyatuh denganmu. Tentu bakal ada banyak perbedaan diantara keduanya. Kau paham, bocah Demon?"
Bo-bocah, katanya barusan? Dia tak salah sebut, 'kan? Perlu dia ketahui, aku adalah seorang penyihir yang sudah hidup selama 89 tahun. Lalu, dia memanggilku bocah?
"... Ah maaf, itu mungkin terdengar kurang sopan. Boleh kutahu, siapa namamu?"
"Satoru-"
Dia memotong dengan cepat, "Kau yakin masih ingin memakai nama itu? Pembunuhmu, pasti akan kembali mengincarmu begitu ia tau kalau dirimu sudah hidup kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi For Betrayal [On Going]
Adventure[HIGH FANTASI!] FOLLOW PENULIS UNTUK PEMBERITAHUAN TERUPDATE. VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN KEPADA PENULIS. Bereinkarnasi menjadi Ras Demon? Satoru Iwabe, seorang penyihir yang dibunuh seseorang di Party Och. Kematiannya bukan akhir dari se...