Bagian 54

169 19 29
                                    




Sudah 3 jam Melody berada di ruangan rawat Nabilah. Tapi Nabilah belum kunjung sadar. Tak henti-hentinya Melody menciumi wajah Nabilah sebagai bentuk rasa sayang yang begitu besar sebagai seorang ibu. Melody sangat merasa bersalah kepada putrinya karena sudah melakukan sesuatu hal tanpa diskusi ataupun bertanya terlebih dahulu.

Kini yang bisa Melody lakukan hanyalah merutuki kebodohannya sendiri. bahkan hal ini tidak pernah sekalipun terlintas di benak Melody. selama ini ia selalu berfikir bahwa putrinya akan bisa menerima semuanya jika tau alasan terbesar Melody melakukan semua itu.

Tangan Nabilah bergerak. tandanya ia sudah sadarkan diri. Melody tersenyum menatap putrinya yang tengah terbaring lemah di hadapannya.

"sayang,,,"ucap Melody pelan ketika Nabilah baru membuka matanya perlahan.

Nabilah seketika memalingkan pandangannya kearah lain.

Hati Melody terasa mencelos melihat sikap Nabilah yang tak ingin melihat dirinya. "sayang mau minum?" ucap Melody berusaha membujuk Nabilah.

Tak ada respon apapun dari Nabilah.
"sayang, lihat mama sebentar aja"pinta Melody seraya ingin menyentuh tangan Nabilah. tapi sayangnya tangan Melody di tepis begitu saja.

Lagi-lagi Melody harus siap dengan penolakan dari putrinya.

"Ngapain sih disini??!!"

satu kalimat yang keluar dari mulut Nabilah membuat hati Melody serasa ditusuk seribu jarum secara bersamaan. Sakit, yah tentu saja sangat sakit.

"maafin mama sayang,,,"ucap Melody lirih dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

"aku mau sendiri! jangan nemuin aku lagi!!"ucap Nabilah datar.

"mama gak bisa ninggalin kamu sendirian,," sahut Melody.

"yaudah aku yang akan pergi!!"ucap Nabilah seraya melakukan pergerakan pada tubuhnya.

Melody yang melihat itu sontak langsung memeluk Nabilah dari samping. "mama mohon sekali ini aja biarkan mama temani kamu disini sampai sembuh. kalaupun nanti kamu masih marah dan gak mau bicara sama mama, mama gpp. asalkan mama bisa merawat kamu,,,"ucap Melody memohon.

Nabilah hanya diam mematung tanpa respon apapun.

cklek.

Suara pintu terbuka menampakkan Dava beserta seorang suster yang ternyata Shani, asisten pribadi Nabilah.

"permisi selamat siang,,,"ucap Shani sambil tersenyum kearah Nabilah dan Melody.

" mohon maaf dok, ijin periksa kondisi dokter Nabilah"ucap Shani yang sudah berada di dekat bangsal Nabilah.

Melody mengangguk seraya sedikit melangkah mundur. memberi ruang agar Shani memeriksa kondisi Nabilah.

"dokter gimana sekarang kondisinya??"tanya Shani.

"kalau lagi sakit gini gak perlu manggil gue pakai dokter. panggil nama aja Shan,,,"ucap Nabilah datar.

" gak enak saya dok,,"

"gue yang nyuruh!!"

"iya iya Nabilah,,,"sahut Shani lirih. terpaksa menuruti perintah atasannya.

"selama gue sakit, gue cuti Shan. jadi lo harus ngerjain sementara kerjaan gue,,"bisik Nabilah.

Shania tersenyum lalu mengangguk mengiyakan perintah Nabilah.

"kondisi pasien cukup baik dok, hanya saja jangan banyak bergerak dulu agar jahitan di tangan segera pulih"

My Love [End ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang