02.Pulang

171 21 5
                                    

"Libra─suara seseorang yang sedang menepuk lengan Libra─Libra bangun, Libra!" seru nya kesal karena orang yang di bangunkan tak kunjung bangun dari tidur nya,

"hah? apa? kenapa?" tanya Libra mengedarkan pandangannya dengan mata yang setengah tertutup. seseorang yang membangunkan Libra tadi─teman Libra─hanya menatapnya datar "ini sudah jam 5 bodoh, 2 jam kau tidur setelah latihan. apa kau tidak ingin pulang?".

Libra menguap dan merenggangkan tubuhnya, "benarkah? aku tidur selama itu?" tanya libra,

teman Libra kemudian memukul pelan kepala belakang Libra, "lihat ponsel mu, sekarang sudah jam berapa" kesalnya dengan nada yang sedikit ketus,

Libra memeriksa jam di ponselnya, dan benar saja sekarang sudah jam 5. "hey! tunggu aku!" seru Libra kepada temannya yang pergi meninggalkan dirinya,
"cepatlah! dasar lelet!" teriak sang teman sembari sedikit mengejek Libra,
yang di ejek hanya sedikit mendesis kemudian segera membereskan tas dan berjalan menyusul teman nya.

💎💎💎

"sialan kau Libra! dasar bodoh" umpatnya kepada diri sendiri sembari berlari memasuki kawasan rumah nya. melirik jam yang ada di ponsel nya, ia meringis-sekarang sudah jam setengah 6,

dengan tergesa-gesa Libra membuka gerbang rumah nya, nafas yang terengah pun tidak ia perdulikan. ia bahkan tidak merespon sapaan satpam yang sedang berjaga di pintu gerbang, fokus nya hanya pada satu objek, yaitu pintu rumah yang harus segera ia gapai.

Libra menginjakkan kaki nya di depan pintu rumah yang bisa di bilang mewah namun tidak sebesar istana. menghela nafas guna menetralisirkan detak jantung yang sedari tadi terpacu dengan sangat cepat,

"huft....tenang Libra, kau hanya harus mempersiapkan diri" gumam nya kepada diri sendiri yang kemudian di iringi dengan melangkahkan kaki nya untuk masuk ke dalam.

Libra terus berjalan, sejauh ini tidak ada siapa pun bahkan di dapur dan ruang tamu sekalipun. kemana semua orang pergi? tanyanya,

membawa dirinya untuk masuk lebih dalam, ruang keluarga-masih tidak ada siapa pun. akhirnya Libra memutuskan untuk segera naik dan memasuki kamar nya. seperti nya Tuhan sedang berbaik hati dan membiarkan Libra lolos kali in─

"dari mana saja kamu?",

deg.

tangannya yang sedang memegang gagang pintu kamar nya terjatuh begitu saja. suara ini, suara yang sangat di takuti Libra. dingin dan sangat menusuk. suara dengan intonasi yang rendah milik ayahnya merupakan tanda bahaya bagi Libra. dirinya pasti akan segera terkena masalah,

"ikut ayah, kamu harus di beri pelajaran karena sudah berani melanggar perintah ayah" tegas sang ayah kepada putra bungsu nya tersebut.

Libra menghela nafas berat dan menggenggam tas ransel nya dengan sangat erat. Libra tau, sangat tau seperti apa sang ayah mendidik anak-anak nya selama ini. ayah sangat tidak suka jika perintahnya di bantah atau di langgar. ini adalah salahnya, dan Libra harus menerima konsekuensi nya.

💎💎💎


"sudah berapa kali ayah bilang, bersikaplah dengan baik, jangan melanggar perintah" ucap sang ayah yang menatap putra sulungnya dengan tatapan dingin, merenggangkan sedikit jari-jari tangannya.

libra menundukkan kepalanya dalam, dia benar-benar takut sekarang. "anak nakal harus di beri pelajaran bukan" dengan nada sedikit bertanya-Libra kemudian mengangguk,

"buka baju mu" lanjut sang ayah yang kemudian bersiap untuk melayangkan benda panjang tersebut,

Libra hanya pasrah dan mengikuti perintah sang ayah, melepas tas yang tergantung di pundaknya kemudian membuka kancing baju satu persatu.
Libra bergumam di dalam hati sembari mengepalkan tangannya dengan sangat erat, "1....2....3....dan"

"kamu ini kenapa tidak bisa seperti kakak mu hah?!"

CTASS!!!

"berhenti membuat masalah dan pergi belajar!!!"

CTASS!!!

"basket tidak akan membuatmu menjadi berguna di masa depan!"

CTASS!!!

lebih banyak dan banyak lagi hingga sang penulis tidak tau bagaimana cara menggambarkan penderitaan yang Libra terima. terlalu sakit, sang penulis tidak sanggup, ia hanya bisa berharap semoga Libra tetap bertahan.

dan di akhir dari tindakan yang entah dapat di sebut sebagai kekerasan atau penyiksaan,

suara suara memekakkan telinga yang di iringi dengan bentakan dan gesekan antara kulit Libra dengan sabuk pinggang milik ayahnya, terdengar sangat jelas di telinga Libra. sebelum dia tidur dan memejamkan matanya sampai dingin membawa hanyut pada malam yang panjang. Libra sendiri, tanpa ada yang sadar bagaimana pertahanannya runtuh bersama waktu seiring dengan jalan menuju pulang.









































TBC....

update lagi nih! kemarin aku lagi ujian jadi di pending dulu hehe,
btw makasi ya udah nungguin cerita ini.

sorry for typo,
jangan lupa votement nya, hope you enjoy guys!
see you next chapter👋

Pulang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang