06.Pulang (End)

211 15 2
                                    

"aku menyayangi kalian" kalimat terakhir yang di ucapkan seorang Libra Arshandi masih terdengar jelas di telinga keluarganya. kalimat Libra yang di ucapkannya sebelum benar-benar hilang di ambang pintu. ah tidak, bukan hanya di ambang pintu, namun hilang dari pandangan dan kehidupan mereka.

flashback on :

seseorang tiba-tiba membuka pintu ruangan di mana Leonard Mahesa di rawat. orang yang berada di dalamnya menoleh untuk melihat siapa yang telah masuk tanpa mengetuk,

"Libra? bagaimana bisa kamu sampai di sini?" suara ibu yang heran melihat putra bungsu nya berada di sini,

"emm itu, Libra sempat melihat surat yang ayah tinggal di atas meja kemarin. ketika Libra melihat surat itu, ternyata surat pernyataan tentang kakak yang ingin mencari pendonor, di sana juga tertera nama rumah sakit ini. jadi Libra mencari tau" jelas nya kepada sang ibu,

"apa yang kau lakukan di sini? lebih baik kau di rumah dan belajar" itu adalah suara kakaknya.

Libra menelan ludah nya kasar "a-aku hanya ingin melihat keadaan kakak" gugupnya ketika merasakan hawa tak mengenakkan di sekitar ruangan ini,

"apa yang kakak mu bilang itu benar Libra, kembali ke rumah dan jangan keluyuran. pergi belajar, jangan manja" tegas sang ayah yang secara tidak langsung mengusir Libra untuk kembali ke rumah tersebut.

"t-tapi Libra hanya ingin melihat keadaan kakak" ucapnya dengan nada memohon,

"jangan membantah ayah mu Libra!" itu suara ibunya, hampir seperti sang ayah. suara nya terdengar benar-benar tegas.

"baiklah, libra pergi" dengan kepala yang tertunduk, Libra melangkahkan kakinya untuk keluar ruangan tersebut.
namun sebelum benar-benar keluar. Libra berdiri di ambang pintu sembari memegang gagang nya, "aku menyayangi kalian" kalimat terakhir Libra yang tidak di respon oleh keluarga nya. Libra menghela nafas kemudian pergi dari ruangan itu.

flashback off.

dan bagaimana cara dia meninggalkan mereka adalah sebuah bentuk dari kata 'pulang' baginya.

"permisi, keluarga pasien Leonard Mahesa?" ucap seorang suster yang memasuki ruangan di mana Leo di rawat,

"dokter meminta untuk berbicara dengan anda, bisakah saya minta waktu nya sebentar? salah satu?" tanya suster tersebut.

orang tua Leo saling bertatapan, "saya yang akan pergi menemui dokter" ucap kepala keluarga tersebut.
.
.
seorang pria yang merupakan kepala keluarga itu memasuki ruangan yang telah di tunjukan suster. mendudukkan dirinya di kursi depan meja dokter dengan perasaan tidak tenang takut terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan kepada putra sulungnya,

"saya tidak akan membuat Anda cemas dengan menggantung kata, jadi saya akan langsung ke intinya saja. putra anda akan segera mendapatkan pendonor, saya telah melakukan tes dan hasilnya benar-benar sangat cocok dengan putra anda. operasi bisa di laksanakan 4 jam lagi" ucap sang dokter dengan tanpa berbasa-basi.

pria yang merupakan kepala keluarga tersebut menyunggingkan senyuman yang kemudian menjabat tangan sang dokter. terlihat bahwa pria tersebut sangat senang akan kabar yang di bawakan dokter. "Terima kasih dokter" ucapnya dengan senyuman yang sangat lebar.

ini terlalu tiba-tiba, beberapa saat setelah Leo kembali mendapatkan penglihatannya, lalu fakta bahwa pendonor mata juga ginjal nya adalah adiknya sendiri. mereka benar-benar kehilangan.

3 jam berlalu, lampu indikator telah mati. yang berarti operasi telah selesai. terlihat bahwa dokter keluar dari ruangan, kemudian kedua orang tua tersebut menghampiri nya.

"bagaimana dok? putra saya baik-baik saja kan? " ucap wanita tersebut dengan harapan di hatinya,

"operasi berjalan lancar, pasien telah mendapatkan ginjal dan kornea mata yang baru, sekarang putra anda sedang tertidur karena pengaruh obat bius yang saya berikan. putra anda akan segera bangun sekitar 1 jam lagi" ucap dokter tersebut dengan senyumannya, "namun si pendonor tidak bisa bertahan, karena pendarahan hebat dan henti jantung. si pendonor telah tiada" lanjut sang dokter dengan kepala yang tertunduk,

kedua orang tua tersebut prihatin sekaligus merasa sangat berterimakasih pada si pendonor, mereka berjanji akan melakukan amal untuk si pendonor. "oh iya, tadi saya tidak sempat bertanya kepada anda dok. kalau boleh tau, siapa nama pendonor nya?" ucap si kepala keluarga sembari menggenggam tangan sang istri,

"Libra....Libra Arshandi"

namun semua sudah terlambat. penyesalan memang akan selalu datang di akhir. kini mereka hanya bisa menatap foto sosok berharga yang dulunya di perlakukan seperti makhluk tak kasat mata oleh mereka.

kedua orang tua tersebut hanya bisa menangis di hadapan tubuh kaku sang anak bungsu, wanita itu meraung sembari memeluk anak nya. "maaf, maafkan ibu Libra. tolong jangan hukum ibu seperti ini, maafkan ibu, ibu akan memasakkan makanan kesukaan mu. kembalilah Libra" ucapnya dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.

dan si pria yang menggenggam tangan dingin milik anaknya. "Libra─ tangannya bergerak mengusap kepala anaknya dengan sayang─ kemarin Libra meminta untuk di temani ayah kan? ayo nak, ayah temani. ayah janji akan memeluk Libra setiap malam sebelum Libra tidur. bangun ya? ayah belum meluk Libra" lirih pria tersebut menatap wajah pucat sang anak dengan lembut.

tidak ada yang bisa di lakukan. ingin sekeras apa pun mereka mencoba membangunkan libra, atau sebanyak apapun tetesan air mata yang jatuh untuk Libra. pada akhirnya, Libra tetap harus di kebumikan. karena dia lebih memilih pergi ke atas sana, dan meninggalkan tubuh yang dipenuhi luka tersebut.

turut merasa senang bersama Libra atas pulang nya ia, yang di mana itu adalah tujuan Libra untuk mengakhiri seluruh rasa sakit. dia telah berbahagia di atas sana.
selamat jalan, Libra.































































End.

yeaaaay! akhirnya selesai juga book ini

buat kalian yang udah setia nemenin libra dari awal perjalanannya, di sini author mau mewakilkan ucapan Terima kasih

makasi banyak juga yang udah dukung author mulai dari temen temen yang ngebantu promisiin sampai ngebantu nge vote juga, makasi banyak buat para readers

maaf kalau ceritanya ga sesuai ekspektasi dan ga menyenangkan.

intinya, sampai di sini perjalanan libra.
see you in another story!

Pulang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang