-Tujuh-

160 18 1
                                    

-Bonten 1-

Dua hari telah berlalu , Haru sudah pulih dari demamnya...

Sungguh dia manusia beneran ? Demam setinggi itu tuntas dalam dua hari ?!

Kuyakin jika itu aku pasti kini telah masuk kedalam kotak kayu dengan ukuran tubuhku T T

Setelah tuntas urusan ku di dapur , aku pergi ke kamar untuk menengok Sanzu kesekian kalinya

"Haru ? Kau didalam ??"
Tanyaku dengan beberapa kali mengetuk pintu kamar

Sejenak hanya suara hening yg kudengar

"Masuklah , aku didalam"
Terdengar suara jawaban dari dalam kamar

Setelah mendengar itu aku bergegas membuka pintu kamar yg tak terkunci itu

"Haru.. ? Kau sedang apa ?"
Tanyaku yg ketika masuk kedalam mendapati Sanzu tengah mengusap usap katananya

"Hei... ? Bagaimana menurutmu jika aku membunuhmu ?"
Tanya Sanzu dengan menghentikan belaian tangannya dan melirik ke arahku

Pertanyaannya sontak membuat mataku membulat sempurna , namun dengan cepat ku kontrol degub jantungku

Aku berfikir untuk menjawab apa ... jadi sejenak aku mematung di depan pintu

"Kalau begitu.. ? Apalagi ?! Tentu saja mematuhimu.."
Jawabku dengan sedikit memiringkan kepalaku dan tersenyum kecut

Tampak Sanzu berfikir sejenak sebelum ia kembali memasukkan katana nya ke wadahnya semula

"Souka... kalau begitu kemari dan buktikan padaku !"
Ucap Sanzu dengan menoleh seraya melemparkan tatapan tajamnya padaku

Jantungku berdetak dua kali lebih cepat , berfikir jika aku akan mati hari ini...

Dengan tubuh yg bergetar aku perlahan berjalan mendekati Sanzu

Setelah tepat berada di dekatnya Sanzu bangkit dari duduknya

Sanzu mengangkat tangannya yg sontak membuatku menutup mataku

Suatu sentuhan di ujung kepala itu membuatku sedikit terkejut namun tetap menutup mataku

Tangan Sanzu membelai lembut susah rambutku

"Harusnya kau menjawab 'aku akan balik membunuhmu'.. jika begitu maka kau benar benar akan mati"
Ucap Sanzu dengan masih setia membelai rambutku

Aku membuka mataku lalu mendongak untuk menatap jelas matanya

"Lalu ? Setelahnya aku akan apa ?.. tidak ada bukan ? Bukankah lebih baik jika aku mati saja ?? Dan kurasa mati di tanganmu bukanlah hal yang buruk"
Jawabku dengan mantab dan senyuman yg tak bisa diartikan

Sanzu memandangiku dengan tatapan sayu seakan akan itu akan benar terjadi

Dari membelaiku Sanzu beralih mengusap lembut pipiku

Ia sedikit menunduk dan mencium bibirku sekilas

Setelah itu Sanzu memelukku hangat dan membisiki ku sesuatu

"Kalau begitu jangan mati di tangan orang lain.."
Bisiknya dengan suaranya yg sedikit serak

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sanzu ngapain sih ?

Perpaduan ( Sanzu X Readers ) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang