#11

47 6 0
                                    

"Oke, kesana. Apa? Tidak, tidak, tidak! AAAAAAAA!"

Aku hanya melihat layar komputer yang menampilkan tulisan "Game Over".

"Apa yang sedang kau lakukan sekarang?" Tanya Ghost.
"Oh, aku baru saja memainkan game ini," jawabku.
"Apakah itu FNaF Security Breach?" Tanya Ex-Aid.
"Yup! Game ini baru rilis kemarin. Tenyata game ini lumayan sulit juga," jawabku.

Aku pun merenggangkan kedua tanganku.

"Aku rasa kau perlu banyak bergerak setelah duduk cukup lama," kata Build.
"Bagaimana kalau kau jalan-jalan keluar?" Usul Zi-O.
"Diluar bersalju," jawabku singkat.
"Aku lupa kalau sekarang sedang musim dingin," kata Zi-O.

Aku beranjak dari tempat dudukku dan beralih ke arah jendela, memperhatikan keadaan diluar yang diselimuti salju. Udaranya sangat dingin, membuatku merasa malas untuk keluar rumah. Kondisi di musim dingin terasa sangat sulit, tapi setidaknya itu lebih baik daripada tersiksa oleh makian ayahku.

"Kenapa lagi dengannya?" Tanya Ghost.
"Mungkin masih teringat dengan masalahnya yang dulu," jawab Ex-Aid.
"Dia masih belum bisa melupakannya ya?" Ujar Zi-O.
"Penyakit di batin memang lebih sulit disembuhkan, bahkan setelah berbulan-bulan," terang Build.
"Apa tidak ada cara untuk membuatnya merasa lebih baik?" Tanya Zi-O.
"Kalau begitu, ikuti aku," ajak Build.

Beberapa menit telah berlalu selama aku hanya melihat ke arah jendela. Aku menghela napas, membuat kaca jendela berembun karena terkena napasnya. Setelah itu, aku membaringkan tubuhku di tempat tidur. Aku berusaha menenangkan diri, tapi setiap kali aku teringat setiap makian ayahku, rasanya seperti ada sesuatu yang menekan hatiku.

Ketika aku memejamkan mata untuk berusaha menekan perasaanku agar tidak menangis, aku mendengar suara.

"Iya, hati-hati. Jangan sampai tumpah."

Aku beranjak dari posisi berbaring dan kulihat keempat teman kecilku sedang membawakan sesuatu untukku.

"Hai, kami bawakan coklat panas untukmu. Minumlah," kata Zi-O.
"Terima kasih," kataku sambil mengambil cangkir itu. Lalu aku duduk di tepi kasur sambil meneguk coklat panas itu sedikit demi sedikit.

"Merasa lebih baik?" Tanya Build yang sudah naik ke kasur, disusul oleh yang lainnya.
"Ya. Terima kasih," jawabku.
"Tolong, jangan sedih lagi seperti tadi. Kami jadi merasa kasihan melihatmu harus bersedih," kata Ghost.
"Mana mungkin. Mana mungkin aku merasa sedih kalau aku bersama kalian," tukasku.

Living with Kamen Rider PlushiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang