#3

142 13 0
                                    

Catatan: Ini cerita fiksi hasil imajinasi author ya. Kalau ada yang ngomong ampas seenak jidat, kutembak pala kau.
Zi-O: Waduh, kalimat terakhirnya.
Geiz: Hatinya masih sakit.
Gaim: Masalah hari itu masih diingat.
Wizard: Hati itu kalau sudah sakit, susah sembuhnya.
OOO: author kebanyakan nonton HTF waktu SMP.
Baron: Makanya suka ngayal yang ada unsur gore.
Brave: Perasaan dari kemarin dia bikin fanfic di luar fandom Toku. Emang bikin fanfic FNaF sama Bionicle masih belum cukup?
G-3: hmmm...

Dahlah, lanjut ke cerita.

Hari itu, aku berjalan ke ruang tamu. Kulihat semua boneka kamen rider milikku melakukan aktifitas mereka masing-masing. G-3, Baron, Kuuga dan Brave sedang main monopoli. Kaixa dan Faiz sedang berebut remot tv. Sisanya sedang iseng-iseng membuat MOC dengan parts Bionicle yang kebetulan kubeli secara curah dari online shop.

"Baiklah, aku cuma mau ngomong sama kalian," kataku.

Mereka semua yang tadinya sibuk sendiri langsung terhenti.

"Nomor rekeningku ***********, lalu password sosmed-ku semuanya sama, **********. Nomor pin kartu debitku ******. Jangan terlalu boros listrik. Jangan terlalu lama menyalakan kran air, soalnya tarif airnya tidak sama dengan Indo."

"Kenapa tiba-tiba ngomong begitu?" tanya Agito yang terheran-heran mendengar mengatakan itu.
"Apa kau akan pergi?" tanya Ex-Aid.
"Tidak," jawabku singkat. "Aku hanya akan memandikan Sala dan Gen-chan."

Semuanya langsung syok mendengar itu, termasuk Kaixa dan Faiz yang tadinya bertengkar.

Walaupun hanya boneka, tapi mereka tahu resiko memandikan dua ekor kucing sama dengan bertarung dengan seekor naga.

"Serius?" mereka mengatakan itu secara serentak.
"Benar. Dan hanya aku sendiri yang bisa melakukannya."

Aku bermaksud untuk membawa kedua kucing peliharaanku ke kamar mandi, sebelum....

"Tunggu, biar aku membantumu untuk hal ini!" seru OOO.
"Eh?!" Yang lain sepertinya tidak percaya dengan yang dikatakan OOO.

"Tapi OOO, kau tahu kan resiko memandikan mereka berdua. Satu saja sudah susah, apalagi dua," aku berusaha mencegah OOO.
"Bukan aku saja yang akan membantu. Kiva akan membantu juga. Iya kan, Kiva?" ujar OOO.
"Tunggu, apa?" Kiva merasa tidak percaya dengan perkataan OOO.

"Kalian berdua sudah bosan hidup ya?" batin semua boneka kamen rider, kecuali OOO dan Kiva tentunya.

Aku bersama dengan OOO dan Kiva berjalan mendekati salah satu kamar yang biasanya menjadi tempat bermain kucing-kucing. Mereka berdua sedang tidur pulas.

Di mata orang lain, mungkin mereka hanya kucing peliharaan biasa. Tapi di mata kami, terutama ketika mereka akan dimandikan, rasanya seperti menantang maut dengan dua ekor sabertooth tiger.

"Oke, aku tahu kalau ini beresiko. Tapi kalian akan tetap membantuku kan? OOO? Kiva?" aku tidak mendengar jawaban dari mereka. Aku melihat ke sekitarku. Mereka berdua tiba-tiba saja menghilang.

"Oh bagus. Sekarang aku harus menangani ini sendiri."

Omake

Para boneka kamen rider itu sedang bersembunyi di garasi, termasuk OOO dan Kiva.

"Katanya kalian berdua mau bantu dia?" ujar Faiz.
"Kami berubah pikiran," jawab Kiva.
"Kami? Bukannya kamu yang berubah pikiran? Aku masih ada niat buat bantu," timpal OOO.
"Penakut," kata Kaixa.
"Padahal kamu sendiri juga sama," ujar Gatack.

Tidak lama kemudian, terdengar suara gaduh dari kamar mandi. Suara dari kamar mandi bisa terdengar sampai ke garasi.

"Semoga dia masih selamat," kata OOO.

Yang punya kucing di rumah, pasti ngerti resiko memandikan kucing.
Author saja kalau memandikan kucing udah kayak tawuran.

Living with Kamen Rider PlushiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang