Blue Jeans 🔞

469 24 0
                                    

Hai, aku datang lagi dengan kisah oneshoot 🔞.
Jika usia kamu belum cukup atau ini bukan cerita yang sesuai dengan kamu, langsung tinggalkan laman ini ya.....

Oh ya, kamu juga bisa dukung aku lewat trakteer (link ada di bio) biar aku tetep semangat menulis 😁

Sebelum baca cerita di bawah ini, baca dulu gambar di header atas ya,,,,,

Happy reading 💙



________________________

Bukan hal aneh bagi New menunggu Tay pulang bekerja. Si Tuan Manager memang hobi lembur dan jarang sekali —jika tidak ingin disebut tidak pernah— pulang tepat waktu. Bisa melihat Tay muncul di apartemen jam enam sore saja sudah membuat New senang.

“Katanya ‘balik sekarang’, huh!” dengus New, mulutnya mengerucut yang malah terlihat lucu di mata Tay.

Tay tertawa renik. Ia ingat pesan chatnya untuk New di jam makan siang. Siapa juga yang tidak ingin cepat memeluk serta menjamah tubuh kekasih yang tidak bercelana di rumah? Tay mencubit dua pipi New gemas.

“Pengennya gitu, tapi kamu tahu, kan, kerjaan aku gak bisa ditinggal-tinggal,” ujar Tay, semburat wajahnya meminta pengertian.

New sebenarnya tidak marah. Ia mengerti. Tiga tahun hidup bersama, lima tahun pacaran, dan sembilan tahun saling mengenal membuat New hapal tingkah lelakinya. Dengan satu langkah besar, New menyingkirkan semua jarak antara ia dan Tay, “Capek?” tanya New, satu tangan miliknya meraih jemari milik  Sang Kekasih yang masih bertengger di pipinya.

Saking dekatnya jarak antara mereka, Tay sampai harus memundurkan kepala, demi memandang dua manik favoritnya. Manik coklat terang yang mampu memancarkan kehangatan. Ah, Tay selalu suka itu. Detik berikutnya Tay menangkup dua sisi wajah New dan mendaratkan bibir di atas kelopak mata New yang terpaksa menutup jika tidak ingin kelilipan saliva.

“Tadi sih iya,” kata Tay, menjawab pertanyaan New.

“Kalau capek, istirahat aja. Kamu mau apa? Aku bisa bikinin teh, kopi, atau coklat pa—”

“Sssst,” ujar Tay, telunjuk kanannya membungkam mulut New, “Aku mau kamu.” Mata Tay berkerling satu, “Cepek aku ilang lihat kamu.”

“Bohong, iiiiih!!!” seru New, tangan kanannya mencubit kecil sebelah perut Tay.

“Beneraaaan!” kilah Tay sembari memeluk New, dagunya ia letakkan di atas bahu kanan kekasihnya yang rupawan, “Katanya kalau di apart gak bakalan make celana?” tagih Tay.

New terkikik, “Kamu yang lepas, dong,” lirih, New berbisik tepat di depan lubang telinga sang pujaan hati. Sebelah kakinya menekuk, tempurung lututnya naik, menyelip di antara dua paha Tay.

Tay tersentak. Tekanan dari New menimbulkan sengatan listrik halus yang mendesir di seluruh aliran darahnya. “Nakal,” kata Tay. Jemarinya sibuk menyibak anak-anak rambut yang jatuh di atas kening New, kemudian ia bubuhkan satu kecupan di sana, "I miss you."

"Miss you too," jawab New.

Ritmis bercinta mereka cenderung sama meski tidak monoton. Tay akan mengawali dengan kata-kata manis, mencium kening New, lalu lurus menapaki hidung bangir si Kekasih Hati dan terus berlanjut mengulum bibir dengan luapan emosi.

New adalah anomali dalam hidup Tay. Meski saling mengenal dari bangku kuliah, keduanya tidak pernah akrab, hanya saling tahu dan bertukar sapa sesekali. Selang setahun tak bertegursapa, di sebuah tengah malam yang sangat penat, mereka tak sengaja dipertemukan kembali di salah satu restoran fast food yang bersedia buka 24 jam sehari. Tay di sana dengan sepotong burger dan segelas soda, sedangkan New dengan es krimnya. Obrolan mereka sebenarnya tak ada yang istimewa. Tay hanya berkeluh kesah tentang pekerjaan baru dan New dengan semua umpatan karena merugi bisnisnya. New memang memilih bekerja secara mandiri. Menawarkan jasa traveling dan membuka kedai makan dipilihnya sebagai penopang kehidupan.

C U K U P  (TayNew; Bukan Cerita Bersambung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang