12. Tentang Sikap Mommy

2.9K 511 21
                                    

Sikap dingin Gema saat menjenguknya mengundang pertanyaan di benak Tata. Apa yang sebenarnya yang dipikirkan Gema tentang dirinya dan keluarganya. Gema terlihat antusias saat menggendong Crystal, tapi tidak ramah terhadap dirinya, Farid dan Hera.

Tidak mau berlama-lama merasakan kegelisahan, Tata ungkapkan apa yang mengganjal di pikirannya kepada Farid yang sedang duduk di hadapan komputer besarnya.

"Aku tuh bingung dengan Gema, Mas. Kenapa ya..., dia pas gendong Crystal sikap keibuannya jelas banget. Senyum manis, bujuk-bujuk gitu. Tapi pas aku ajak ngobrol, diem. Mukanya nggak ceria. Aku kasihan lho sama Hera, mukanya tuh melas kalo diliatin sinis sama dia..., kamu juga kan?"

Farid tergelak.

"Nggak usah dipikirin..."

"Gimana aku nggak kepikiran. Hera kan dekat sama Idris. Udah ngomong cinta-cinta segala. Entahlah..."

Farid mematikan komputernya, juga melepas kacamatanya.

"Aku ganggu ya, Mas?" tanya Tata. Dia merasa telah mengganggu pekerjaan Farid yang sedang mengawasi keadaan finansial perusahaan Bu Hanin yang sudah 'dihibahkan' kepadanya.

"Nggak. Ini ada macet kayaknya. Besok aja di kantor urusannya," jawab Farid yang terlihat lelah. Hampir dua jam dia habiskan waktunya di depan kompter. Lelahnya lumayan bertambah pula saat mendengar keluhan istrinya. Tapi dia berusaha tidak menunjukkannya.

Farid duduk di sisi Tata yang duduk di tepi tempat tidur, lalu kemudian dia berikan pijatan-pijatan lembut di dua bahu Tata.

"Kamu itu sedang menyusui. Jangan stress. Hera itu masih kecil. Idris juga. Yah, anggap saja mereka berdua nyaman berteman. Kok mikir yang nggak-nggak. Harusnya senang Hera dapat teman. Hera kan sulit berteman. Masalah Mommy Idris, yah gimana lagi. Yang penting kita sudah berusaha menunjukkan bahwa kita tidak punya masalah dengannya. Kalo kata Ibu jangan sampai sikap kita menyakitkan orang lain..." bujuk Farid panjang lebar.

"Mas ngerasa nggak sih?"

Farid terkekeh.

"Dari awal ketemu pas nikahan Ibu dia sudah begitu sama aku, Rena Sayang."

Ah, Farid memang sangat lemah lembut. Dia pun lega bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan kekesalannya yang bercampur kelelahan. Apalagi melihat sikap Tata yang mulai melunak.

"Apa karena dia tuh ngerasa paling cantik, terkenal, keluarga alim yang kaya raya..." Tata masih saja dongkol.

"Jangan begitu."

"Kok bisa dapet Pak Igor yang ramah dan lemah lembut ya?"

"Haha..., lemah lembut? Ngebodor gitu?" Farid tidak setuju dengan dugaan-dugaan Tata.

Tata terkekeh menyadari penilaiannya yang tidak disepakati Farid.

"Entahlah. Jujur aku suka sikap Pak Igor. Kalo di depan perempuan, mau dia muda, tua, dia tuh hormat banget. Malah pas acara nikahan Ibu, dia asyik becanda sama cewek-cewek pramusaji. Apa itu juga yang bikin Gema kesel? Ah..., membingungkan..."

Farid tertawa kecil. Dia terus saja memijat bahu Tata pelan-pelan.

"Kamu sih terlalu memikirkan. Ntar ASI kamu nggak lancar lagi. Katanya mau nyusuin Nesrin..."

Tata tertawa dengan kepala mendongak.

"Makasih, Mas. Sudah dengerin keluh kesah aku..."

Pijatan Farid berubah menjadi rangkulan hangat.

"Aku ingin Hera jadi gadis yang baik. Yang tumbuh sempurna. Aku nggak mau dia kayak aku yang 'kekurangan'..."

"Kita wujudkan sama-sama..." ucap Farid yang memahami maksud perkataan Tata.

I Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang