14. I Need You

3.6K 582 47
                                    

Beberapa tahun kemudian...

Hera sudah duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar sekarang. Dia bersekolah di sebuah sekolah swasta biasa yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Hera biasanya menumpang minibus sekolah yang memang disediakan dari sekolahnya. Tapi terkadang Igor mengantarnya dengan motor besarnya jika berpapasan atau Igor sendiri yang sengaja menunggunya di lokasi bawah gedung apartemen sambil menikmati kopi tubruk di sebuah warung kopi bersama para satpam yang bekerja di seputar apartemen.

"Antar jemput jodohnya anak, Pak Igor?" tegur seorang satpam yang sepertinya sudah mengenal Igor lama. Igor yang siap-siap dengan jaket hitamnya mengangguk mengiyakan. Dia melambaikan tangannya ke arah Hera yang berjalan cepat ke arahnya.

"Iya, Pak," jawab Igor dengan senyum khasnya.

"Jangan sampe lepas kalo dah niat, Pak," timpal satpam lainnya.

"Lha ini saya kekep terus. Diantarjemput, disayang, diperatiin, biar nggak noleh cowok lain..." balas Igor cuek sambil mengangkat tubuh Hera ke atas motornya. Para satpam tertawa lepas mendengar ucapan Igor. Sementara Hera diam saja. Dia sudah biasa digoda atau menjadi bahan obrolan 'teman-teman' daddynya Idris itu.

"Hati-hati, Pak Igor," ucap para satpam tersebut. Igor yang sudah berada di atas motornya mengangguk ke arah mereka. Hera juga memberi lambaian tangan kearah mereka.

______

"Pulang jam biasa, Hera?" tanya Igor saat sudah berada di depan sekolah Hera.

"Iya, Daddy," jawab Hera sambil menyerahkan helm kecilnya ke arah Igor.

"Nanti Daddy jemput. Langsung ke apartemen ya? Kasih Idris semangat. Biar dia mau disunat."

Hera mengangguk semangat.

Igor yang lega melihat Hera yang melangkah cepat menuju gerbang sekolah, memutar arah motornya ke jalan utama.

Igor sangat menyayangi Hera. Dia bahkan menyuruh Hera memanggilnya dengan sebutan Daddy. Awalnya Hera canggung memanggilnya demikian, Hera sempat meminta pendapat kepada papanya mengenai hal ini. Farid menyambut baik, dia sangat senang Hera mendapat perhatian lebih dari Igor, sosok yang sangat baik dan penolong. Igor banyak membantu pekerjaannya jika dia mengalami kesulitan, khususnya dalam mengatur finansial perusahaan. Maklum, Igor sudah banyak makan garam di dalam bidang itu.

Idris dijadwalkan akan sunat malam ini. Igor mendatangkan seorang dokter khusus ke apartemennya. Idris awalnya ragu dan sedikit khawatir, tapi setelah diberi penjelasan Njid Gamal, Njid Akhyar, dan daddynya sendiri, dia pun akhirnya mau melakukannya. Apalagi saat Bagas bercerita bahwa dirinya tidak mengalami kesakitan saat dikhitan, Idris pun semakin semangat dan tidak mau kalah dari Bagas yang pemberani. Tapi...

"Apa Hera boleh melihatku saat dikhitan, Daddy?" tanya Idris semalam. Dia merasa kehadiran Hera pasti akan meredakan rasa sakit yang akan dia alami nanti saat dikhitan. Sebelumnya dia pernah menderita demam tinggi, Hera datang menjenguk dan tidur dengannya di kamarnya dengan pintu terbuka. Keesokan harinya, panas Idris beranjak turun.

"Sebaiknya setelah khitan." Ucapan Igor menenangkan perasaan Idris.

_____

Suasana apartemen Igor sedikit lebih ramai karena dikunjungi beberapa anggota keluarga dekatnya malam ini. Ada tiga keluarga yang sekarang berada di sana; Akhyar dan keluarga, Farid dan keluarga kecilnya, dan keluarga Sarah. Sarah datang bersama suami, dua anaknya, dan mamanya, Bude Rema. Babanya, Adimas, sedang melakukan umroh di Makkah, bersama keduaorangtua Gema.

Gema merasa senang dikunjungi mereka. Apalagi mereka dengan sigap membantu mempersiapkan makan dan minum tanpa sungkan. Meskipun sederhana merayakan khitan Idris, Gema tetap merasa istimewa. Ini adalah keinginan Idris yang tidak ingin merayakan khitannya besar-besaran. Gema pun menyetujuinya. Ternyata sangat menyenangkan. Apalagi orang-orang yang datang adalah orang-orang yang sangat dia kenal dekat dan selalu memberi perhatian lebih kepada keluarganya.

I Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang