16. Let Me Promise

3K 600 95
                                    




_______

Hera ingin sekali bersorak gembira saat berdiri di sisi dinding kelasnya. Namanya tidak tertera di atas kertas pengumuman yang tertempel di sana. Pengumuman yang berisi nama-nama siswa yang harus mengikuti ujian susulan. Harapan melanjutkan sekolah SMP negeri favorit sepertinya akan terwujud di ujian akhir nanti.

Tidak seperti saudara-saudara atau sebagian teman-temannya yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, Hera malah berencana melanjutkan pendidikannya di sekolah-sekolah negeri favorit di Jakarta. Dia sudah memiliki perencanaan matang untuk bisa terdaftar di sekolah-sekolah negeri favorit, dari SMP hingga Univeristas Negeri Favorit. Tentunya, Hera mendisiplinkan dirinya setiap hari. Dia memiliki jadwal ketat di setiap kegiatannya, mengurus rumah, keperluan adik-adiknya, kegiatan belajarnya, hingga kegiatan bersama sang kekasih hatinya. Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Hera. Tak heran jika aktifitas sekolahnya tidak terganggu, karena sudah diperhitungkan oleh Hera sendiri.

Hari itu tentu Hera pulang dengan hati gembira.

_____

Hera langsung menutup kepalanya dengan hoodie kelincinya setelah berdiri di depan pintu apartemen Idris di awal pagi ini. Hari ini dia bebas dari kegiatan sekolahnya. Mamanya juga sedang tidak memiliki jadwal mengajar di kampus, jadi adik-adiknya hari ini diurus oleh mamanya.

Hera ingin menghabiskan waktu bersama Idris setelah lelah melakukan kegaiatan belajarnya akhir semester ini. Pasti akan menyenangkan.

"Eh, Aunty. Maaf," ucap Hera sedikit kaget. Dia kira Mommy Gema sudah berangkat ke butiknya. Sedikit lega karena rambutnya sudah dia tutup dengan hoodienya. Tanpa sadar tangannya bergerak memperbaiki hoodienya agar tertutup rapat di hadapan Gema.

"Hera..., masuk. Aunty telat bangun," balas Gema yang terlihat hektik pagi ini. Ada Igor yang berdiri di belakang Gema yang sedang mengangkat dua tas besar.

"Hai, Hera," sapa Igor dengan senyum hangatnya.

Hera pun melangkah memasuki apartemen setelah membalas sapaan Igor.

"Hera. Aunty minta tolong buatin Idris coklat panas. Aunty buru-buru nih. Sama roti gandum panggang. Daging asapnya sudah Aunty siapkan. Bisa ya?"

"Siap, Aunty..."

"Nanti kira-kira pergi ke luar nggak?" Gema tampak mengeluarkan dompetnya.

"Hm..., nggak tau Idris..."

"Nih. Pegang aja ya. Aunty nggak punya cash. Daddy Igor apalagi tuh," sindir Gema dengan bibir mencebik ke arah Igor.

"Ok, Aunty."

Hera bergegas ke dapur setelah menerima sebuah kartu dari Gema. Gema dan Igor sudah siap-siap melangkah ke luar apartemen.

"Idris masih mandi, Hera. Suruh cepetan. Udah hampir sejam di kamar mandi tuh!" seru Gema sebelum menutup pintu.

"Okay, Aunty!" balas Hera yang sudah berdiri di depan meja makan.

Dan pintu apartemen pun sudah benar-benar tertutup.

_____

Sarapan Idris sudah disiapkan Hera. Perlahan, Hera melangkah menuju kamar Idris yang pintunya sudah terbuka lebar.

Hera tersenyum menggeleng saat sudah berada di dalam kamar Idris. Kamar Idris sangat berantakan. Seprai yang acak-acakan, bantal-bantal yang berjatuhan di atas karpet, buku-buku berantakan di atas meja belajar, serta komputer yang masih menyala. Sepintas dia baca apa yang tertera di layar komputer, website sebuah college yang ada di kota Leeds. Idris sedang mempersiapkan diri akan melanjutkan sekolahnya di sana.

I Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang